Evana Side
Aku menengok kearah seseorang yang memanggilku tadi. Ia adalah seorang wanita paruh baya yang terlihat segar. Ia memakai seragam pelayan masa kuno, dimana aku sekarang?
"Hai?" tanyaku melambaikan tangan, ia mengerutkan keningnya. Apakah itu tidak sopan?
"Hemm, maaf aku tidak tahu tempat apa ini dan yah, aku tadi baru saja keluar melewati terowongan itu, Eh?!" aku terkejut, tadi bukannya aku melewati terowongan? Kenapa sekarang menghilang?! Aku melihat sekelilingku, bagaimana ini? Aku tak bisa pulang!
"Kau orang asing?" tanyanya, aku terdiam. Aku masih berpikir aku dimana dan bagaimana aku pulang.
"Iya" jawabku singkat, perasaan aku tak enak sekarang.
'Trak trak trak trak' aku mendengar suara langkah kaki kuda, dan aku melihat seorang pria gagah dengan pakaian besinya tengah menunggani kuda. Siapa lagi mereka?!
"Elisa, siapa dia?" tanya pria itu kepada wanita paruh baya yang bernama Elisa, sedangkan Elisa menggeleng.
"Sepertinya dia wanita asing" ucapnya, aku terdiam. Diam itu lebih baik.
"Wanita asing?" ucap pria itu bingung dan menatap kearahku. Sedangkan aku hanya mengangkat kedua bahuku saja. aku tak peduli.
"Kau harus menemui raja!" kata pria itu yang membuatku tersentak, raja apa lagi?!
"Sebentar sebentar, raja apa yang kau maksud? Disini tidak ada raja, dan aku harus kembali kesekolahku! Aku ada janji dengan Erick dan kami akan menghadapi ujian dengan Senna!" kataku, mereja terdiam. Apa yang salah denganku?
"Sekolah? Ujian? Kau seorang wanita, mana boleh kau ujian dan bersekolah?" tanya pria itu, aku terdiam kembali. Aku dimana? Aku mundur secara perlahan lahan, dan..
Aku lari!
"Heyy wanita asing, mau kemana kau?!" ucap pria itu hendak mengejarku menggunakan kuda!
"Elisa, laporkan hal ini kepada pangeran Arthon! Bisa saja ia adalah penghasut!" teriak pria itu yang masih bisa kudengar.
Arthon!! Pangeran Arthon siapa lagi dia! Kenapa semua ini membingungkanku!! Mana ada nama Arthon apalagi dia pangeran!
Aku berlari entah kemana, disini terlalu banyak hutan. Aku mendengar suara langkahan kuda itu semakin jauh, aku tersenyum.
Tak lama, aku menemukan hamparan rumput, seperti taman, dan aku melihat ada sungai. Aku tersenyum dan menghampiri sungai tersebut.
Sungai tersebut airnya sangat jernih, dan wajahku terlihat di sungai itu. Aku memilih untuk menyuci wajahku dan tersenyum. Ini indah! Banyak tumbuhan, tidak seperti taman taman di kota kota besar.
Aku tersenyum dan menengok kearah lain, tetapi mataku terhenti pada seorang pria yang tengah berdiri di seberangku dengan jarak yang cukup jauh. Ia menatapku dengan tatapan yang aneh, dia tidak senyum, tetapi matanya fokus kearahku. Sepertinya aku menggangunya. Aku memilih untuk melangkah meninggalkan sungai itu dan berlari entah kemana, tetapi untungnya ia tidak mengejar. Aku tidak berniat untuk menghampirinya, tetapi jujur ia sangat tampan dengan pakaian cokelat kunonya itu.
Aku mencari tempat, aku tak mungkin berlari ketempat tadi. Bisa bisa aku dieksekusi.
Mungkin jalan terbaiknya adalah aku menunggu di hutan ini dahulu, baru aku pergi ketempat lain.
Ini berbahaya.
"Nona?" panggil seseorang yang membuatku menatap kearahnya. Seorang wanita muda, tetapi ia memakai seragam yang sama seperti wanita paruh baya tadi, aku menggeleng dan mundur perlahan.
"Tenang, tenang saja, aku tidak akan menyakitimu, aku akan menyelamatkanmu" ucap gadis itu, membuat langkahku terdiam. Ia menyelamatkanku?
Ia melangkah menghampiriku perlahan lahan, dan ia tersenyum kearahku. Senyumnya sangat menarik perhatianku.
"Kau mau tinggal di rumahku telebih dahulu? Sepertinya pasukan kerajaan tengah memburumu" ucapnya yang membuatku takut. Memburuku lalu mengeksekusi diriku.
"Aku ikut denganmu, tolong selamatkan aku dari kejaran mereka" ucapku dan ia tersenyum kearahku.
"Ikut aku" ucapnya, aku mengangguk. Ia melangkah entah kemana, dan aku hanya mengikuti langkahnya.
"Kau sepertinya orang bangsawan" ucap wanita itu, aku tersenyum saja.
"Aku bukan wanita dari sini, dan aku bukanlah seorang bangsawan" ucapku, ia hanya terkekeh.
"Ah ya, siapa namamu?" tanya wanita itu, aku tersenyum. Aku hampir lupa jika kita belum berkenalan sama sekali.
"Evana Antonia Damsell. Panggil saja aku Eva" ucapku, tetapi ia terdiam. Langkahnya seperti terhenti.
"Ada apa?" tanyaku, ia berbalik menatapku dan tersenyum.
"Tak apa, Putri" ucapnya yang membuatku mengerutkan keningku. Apa maksud ini? Putri?
"A-ah, Eva!" ucapku, ia menggeleng.
"Takdir itu mengatakan hal yang benar rupanya, ramalan itu.." ucapnya dan tak lama ia tertawa.
"Sepertinya kau harus keistana, Putri" ucapnya yang membuatku menatapnya, ia membalas tatapan mataku. Aku menggeleng dan mundur secara perlahan.
"Kau mau membunuhku? Aku tak mau keistana"
"Tapi-"
"Aku akan lari"
"Tidak! Aku hanya bergurau!" ucap wanita itu, aku terhenti. Aku menatapnya tak percaya.
"Benarkah?" tanyaku, ia mengangguk.
"Kau akan tinggal dirumahku" ucapnya, dan aku tersenyum.
Ini jauh lebih baik.
Aku dan dia melanjutkan perjalanan kami. Aku masih bingung siapa nama wanita ini.
"Siapa namamu? Dan kau tahu aku ada dimana?" tanyaku, ia terkekeh.
"Aku Victoria Rechalle. Kau berada di Arcevilles Ineora" jelasnya yang membuatku mengerutkan keningku. Aku belum pernah mendengar tempat itu sebelumnya.
"Ini tempat asing" ucapku, aku menyesal menggeser rak perpustakaan itu! Gara gara itu aku terasingkan!
"Sebentar lagi kita sampai" ucapnya, aku hanya menghela nafas suram. Dimana aku sekarang.
"Ini rumahku" ucapnya, dan aku melihat sebentar. Ini seperti rumah kuno, bentuknya sederhana tetapi nyaman. Aku juga melihat, tak jauh dari sini ada pemukiman warga.
"Kenapa kau tinggal disini? Kenapa tidak disana saja?" tanyaku masih menatap kearah pemukiman warga itu, tetapi aku melihat ada sebuah rumah, bangunan yang sangat besar. 20 kali lipat besarnya daripada rumah rumah warga itu.
"Disini membuatku nyaman, kita jauh dari keramaian" ucapnya, aku tersenyum.
"Aku akan menyembunyikanmu disini, setidaknya untuk sementara waktu, aku harus keistana untuk bekerja. Jangan keluar, karena para pengawal istana tengah memburumu" ucapnya, aku mengangguk patuh. Ia menuntunku memasuki rumahnya, dan sepertinya aku akan beristirahat sebentar.
Ia menjelaskan segala ruangan di rumahnya, dan aku melihat ada seekor kuda cokelat disamping rumahnya. Ini kuno, dimana aku?
"Kau tidurlah di kamarmu putri, aku harus kekerajaan" ucapnya, aku mengangguk.
Ia pamit kepadaku dan meninggalkanku, menyisahkanku sendiri. Kenapa ia bisa percaya padaku yang notabenya orang asing, bahkan mau membuka pintu rumahnya untukku?
Aneh.
Ah, lebih baik aku beristirahat saja, siapa tahu aku sedang bermimpi.
Ya, bermimpi..
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And Hidden Prince
FantasyHighest Ranking : 16 in Fantasy (25/06/17) [PRIVATE, YOU CAN FOLLOW ME FIRST] Evana Antonia Damsell adalah seorang gadis muda yang cukup manis. ia bertingkah seperti anak kecil, dan ia sangat menyukai romansa. ia berkali kali mendapat cerita kisah y...