-0.7-

2.8K 486 27
                                    

Vote first
Comment?


Wendy mengerjapkan matanya beberapa kali karena langsung disambut oleh cahaya ruangan yang cukup terang. Ia juga merasakan sakit di kepalanya.

"Ahhh." Wendy melengguh. Ia mencoba bangkit dari posisinya dan gagal. Kepalanya terasa berat untuk diangkat. Ia melihat sekelilingnya. Ruangan yang di cat putih dengan beberapa peralatan medis lainnya. Sudah dapat dipastikan bahwa Wendy berada di rumah sakit sekarang.

Wendy akhirnya kembali ke posisinya sebelumnya sampai ada seseorang yang masuk.

"Permisi." Orang itu masuk. Wendy bisa melihat dari pakaiannya bahwa ia adalah salah satu perawat.

"Nona Son Wendy?" Panggil perawat itu.

"Iya itu aku." Jawab Wendy pelan.

"Bagaimana perasaanmu nona?" Tanya perawat itu dengan wajah yang sangat bersahabat membuat perasaan Wendy menjadi lebih baik.

Wendy tersenyum. "Lebih baik."

Perawat itu memeriksa keadaan tubuh Wendy. Wendy hanya diam mengikuti apa yang perawat itu lakukan.

"Mungkin kau bisa pulang besok atau lusa. Beristirahatlah nona." Ucap perawat itu lalu berjalan meninggalkan Wendy. Tapi sebelum ia sampai di ambang pintu, Wendy memanggil perawat itu.

"Ah tunggu perawat!" Perawat itu berbalik menatap Wendy.

"Bagaimana dengan biayanya? Bukankah aku harus segera melunasinya? Ah iya! Dan kenapa aku bisa ada disini?" Wendy bertanya dengan pertanyaan beruntun yang membuat perawat itu terkekeh.

"Biayamu sudah ada yang melunasinya. Kau tinggal menikmati pelayanan kesehatan yang rumah sakit ini sediakan. Dan untuk pertanyaan terakhir, aku rasa seorang pria-lah yang membawamu ke sini nona. Mungkin ia kekasih atau suamimu?" Perawat itu menaikkan sebelah alisnya merayu Wendy.

"Aish bukan! Aku belum menikah." Tepis Wendy. Perawat itu kembali terkekeh geli.

"Baiklah kalau begitu. Beristirahatlah nona."

"Jangan panggil aku nona."

"Kalau begitu jangan panggil aku perawat. Aku Sooyeon. Jung Sooyeon." Ucap perawat itu sambil tersenyum lalu pergi meninggalkan ruangan Wendy.

Wendy menatap langit-lagit kamar rumah sakit dan tiba-tiba ia teringat akan sesuatu.

Min Suga!

Wendy gelagapan mencari ponselnya. Dan akhirnya ia bisa meraih ponsel yang berada di atas nakas dengan susah payah. Ia menghidupkan ponselnya dan melihat beberapa notifikasi dari Suga.

Wendy juga teringat kembali pada keajadian kemarin malam. Kalau bukan karena menunggu Suga sampai berjam-jam dan kedinginan, mungkin Wendy tak akan berada di sini sekarang. Di rumah sakit.

Awalnya Wendy berniat untuk membalas pesan Suga yang menanyakan kabar dan keberadaannya, namun akhirnya Wendy memutuskan untuk hanya membaca pesan Suga tanpa membalasnya. Entah mengapa ia terlanjur sakit hati karena Suga. Walaupun sebenarnya ia tak tau apa alasan Suga melakukan ini padanya.

Wendy menghela nafasnya lalu meletakkan kembali ponselnya di atas nakas. "Ah sudahlah." Wendy menggulung tubuhnya dengan selimut dan memejamkan matanya lalu pergi ke alam mimpi.

Lagi pula untuk apa peduli pada seseorang yang bahkan tak peduli padaku.

------

Suga gelagapan mencari keberadaan Wendy. Semenjak semalam ia tak mengangkat telpon dan membalas pesannya, bahkan ia hanya membaca pesan yang Suga kirimkan.

AbnormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang