-2.6-

1.9K 304 38
                                    

Suga kembali menghisap ujung rokoknya kemudian melepaskan hasil pembakaran tembakau itu ke udara. Suga memang bukan tipe orang yang sering merokok. Dirinya hanya akan melakukan itu jika benar-benar dalam keadaan yang buruk.

Suga masih berdiri di balkon apartemennya, memandangi kesibukan kota yang tak ada hentinya meskipun malam sudah larut. Tak banyak yang ia pikirkan malam ini. Pikirannya sudah mulai buyar semenjak dia membaca nama seseorang yang tertulis di buku ayahnya.

"Jung Siyeon," gumamnya.

Suga melirik sekilas ke dalam apartemennya. Melihat seorang gadis yang terbaring nyenyak di ranjangnya. Membuat sebuah kurva kecil di bibir Suga.

Suga membuang sisa putung rokoknya lalu masuk ke dalam apartemen. Tak lupa ia menutup pintu balkon agar hawa dingin tak semakin banyak masuk ke dalam apartemennya.

Suga merebahkan tubuhnya di samping gadis itu. Gadis yang selama ini cukup banyak tersakiti olehnya. Gadis yang selama ini cukup ambil andil dalam hidupnya. Gadis yang berhasil membalikkan hidup seorang Min Suga.

Son Wendy.

Tangan Suga terangkat. Ia membelai Wendy dengan lembut. Jari-jarinya mengusap wajah Wendy perlahan. Suga menyukai semua bagian dari gadis ini. Wendy memang cukup membuat hidupnya berwarna. Sampai sekarang rasa penyesalan itu masih tetap menjalar di hati Suga. Bagaimana ia dengan cerobohnya menyakiti hati orang yang begitu berharga di hidupnya.

Jangan kalian kira Suga telah melakukan sesuatu pada Wendy malam ini. Tidak! Tidak sama sekali. Saat pulang dari pesta kembang api tadi, Wendy terlelap di mobil Suga. Maka dari itu Suga lebih memilih membawa Wendy ke apartemennya dibanding membawa Wendy pulang ke rumahnya.

Suga menghela nafasnya panjang. Dia bangkit dari posisi rebahannya dan menghampiri meja kecil yang berada di dekat ranjangnya.

Dia meraih sebuah buku di atas meja itu. Buku yang saat itu Kyungri berikan padanya. Suga masih tak mengerti kenapa wanita itu memberikan buku ini padanya. Buku ini berisi catatan harian dari ayahnya. Banyak cerita-cerita tentangnya dan Yoonji juga di dalam sana. Sejauh itu Suga dapat memahami isi dari buku itu, sampai ia membaca sebuah halaman yang membuat keningnya berkerut. Suga sama sekali tak memahami isi cerita pada halaman itu. Bahkan ia sama sekali tak mengenali nama-nama yang ayahnya tulis di dalam cerita itu. Namun ada satu nama yang membuatnya berpikir keras.

Jung Siyeon.

Dalam buku itu, ayahnya menuliskan bahwa Siyeon adalah seorang janda. Dia memiliki tiga orang anak dan seorang adik perempuan yang perlu ia nafkahi. Mungkin Suga tak akan terlalu mempermasalahkan siapa wanita itu jika saja ayahnya tidak menulis kalimat terakhir tentang wanita itu yang membuat Suga penasaran setengah mati.

Jung Siyeon. Rest In Peace 20 Oktober

Maafkan aku, tolong jangan buat kehidupanku semakin memburuk Siyeon

Berkali-kali Suga membaca cerita itu. Dan berkali-kali pula kerutan di kening Suga bertambah. Nama-nama yang ada pada cerita itu benar-benar tak Suga kenali. Suga berpikir untuk segera menyelidiki kasus ini, namun dirinya masih bingung harus memulainya dari mana.

Hari ini aku bertemu lagi dengan teman lamaku. Namanya Jung Siyeon. Dia adalah temanku semasa sekolah dulu. Dia baik dan ramah, senyumannya bahkan masih persis seperti saat sekolah dulu.

Namun ternyata kehidupan Siyeon begitu menyedihkan. Dia ditinggal meninggal oleh suaminya beberapa tahun yang lalu. Dia harus menjadi tulang punggung keluarganya. Ah dia juga punya tiga orang anak dan seorang adik perempuan yang harus ia nafkahi. Bukankah hidupnya sangat malang?

AbnormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang