-1.7-

1.9K 370 16
                                    


✖vote and comment if you like my story :)



-----

Flashback

Suga memacu mobilnya begitu cepat. Saat ia dapat melacak keberadaan Jiae, ia langsung melesat melaju ke tempat itu. Kendati demikian, Suga masih terus terpikirkan tentang Wendy.

"Aish!" Suga menggeram, ia langsung membanting stir saat tujuannya sudah terlihat.

Tanpa menunggu lama lagi, Suga masuk ke dalam kelab malam yang tentunya di dalamnya ada Jiae. Matanya menjelajahi setiap sudut kelab malam ini. Sampai akhirnya matanya tertuju pada seorang wanita yang sedang menari dengan beberapa pria di lantai dansa.

Suga berdecak meremehkan. Ternyata wanita itu tak pernah berubah bahkan dari terakhir kali mereka bertemu.

Dengan langkah yang lebih santai dari sebelumnya, Suga melangkah mendekati Jiae. Saat sudah berada di depan wanita yang bahkan tak menyadari kehadirannya, Suga langsung mencengkram lengan Jiae kuat dan membawanya ke luar kelab malam itu. Awalnya Jiae memberontak, namun saat sadar siapa yang menarik lengannya ia pun terdiam dan mengikuti langkah Suga.

Suga menatap tajam dan dingin ke arah Jiae. Bahkan tatapannya juga terkesan meremehkan. Mengingat apa yang baru saja wanita di depannya ini lakukan. Menari dengan lelaki yang bahkan Suga yakin tak ia kenali. Murahan.

"Ternyata lo gak pernah berubah. Lo masih sama murahannya." Cibir Suga.

Jiae mendongak menatap Suga, ia sedikit tidak terima dengan pernyataan Suga. Namun ternyata otaknya tahu diri bahwa sebenarnya pemiliknya ini memang murahan.

"Suga kamu kenapa sih?"

"Ck, gak usah sok manis deh Ji. Jijik gue liatnya." Maki Suga.

"Mau kamu apa sih Ga? Dateng-dateng kok ribut?!" Sungut Jiae.

"Gue yang harusnya nanya sama lo! Lo ngapain dateng lagi ke hidup gue dan nyari ribut sama gue!" Nada bicara Suga semakin meninggi.

Jiae mengerutkan keningnya. "Maksud kamu apa? Aku bener-bener gak ngerti."

Suga mencebik. Ia memandang Jiae dari atas sampai bawah dengan pandangan meremehkan. Suga menyilangkan tangannya di depan dadanya.

"Ck, udah puas lo sekarang bikin hubungan gue dan Wendy hancur?" Desis Suga. Nada bicara terdengar lebih tenang namun menusuk.

Jiae semakin gelagapan. "Yoongi aku--"

"Gak usah pura-pura manis! Bangsat mah bangsat aja!" Cibir Suga.

"Gue tau lo busuk Ji. Tapi gue gak nyangka lo bakal sampe sejauh ini. Selama ini gue--"

"Cukup!" Jiae memotong kalimat Suga. Terlihat jelas semburat kemarahan di wajahnya.

"Kalo emang lo ngerasa risih sama gue kenapa lo gak ngehindar aja? Kenapa lo gak nolak semua ajakan gue meskipun gue maksa. Lo bersikap seakan-akan gue yang salah Gi. Inget! Orang ketiga itu pasti ada, tergantung pasangannya itu ngasih jalan atau enggak. Kesetiaan itu dateng dari diri sendiri." Ucap Jiae. Bahunya sudah naik turun, matanya memerah dan wajahnya pucat.

Suga tak menyangka akan semua yang terjadi. Ia pikir Jiae akan balik menyerangnya dengan kalimat-kalimat kasar. Sama seperti saat wanita ini meninggalkannya dulu.

Tapi justru itu semua berbanding terbalik dengan kenyataan. Jiae bahkan menangis. Ada sedikit rasa penyesalan di dada Suga. Bagaimanapun Jiae pernah mengisi hatinya dulu walau sesaat.

"Lo mau gue pergi kan? Oke gue pergi dan gak akan ganggu hubungan lo lagi. Silahkan nikmati hidupmu Min Yoongi." Jiae segera berlalu dari hadapan Suga. Sebelumnya Suga dapat melihat air yang menetes dari mata Jiae.

AbnormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang