-0.9-

2.3K 419 17
                                    

Vote and comment ^^


02:01 PM
MinSuga : wen ?
MinSuga : wendy ?
MinSuga : masih ada kelas ya ?

02:06 PM
MinSuga : wendy sayaaaangggg

MinWendy : apa sih ckck

MinSuga : dipanggil sayang aja nyaut

MinWendy : wkwk apa ?

MinSuga : aku gak bisa jemput hari ini yang. Gakpapa kan?

MinWendy : ya gk papa. Emang knp?

MinSuga : aku mau anter jungkook ke rumah sakit dulu

MinWendy : loh dia kenapa?

MinSuga : iya gitu tadi balapan sama taehyung
MinSuga : dia gak jago jadi nabrak kandang monyet pinggir jalan

MinWendy : whut
MinWendy : heumm ya udah. Hati2! Salam buat yang punya kandang monyet nya haha

MinSuga : iya sayangnya yoongi
Read

"Kayaknya hari ini gue pulang sendiri lagi deh." Wendy dan Seulgi baru saja keluar dari ruang musik. Seulgi langsung menatap Wendy tajam.

"Si albino itu kemana lagi? Mau nelantarin lo lagi kayak waktu itu? Udahlah Wen yang gitu jangan di pertahanin." Seulgi memekik. Wendy tertawa renyah mendengar Seulgi.

"Bego lo!" Wendy menoyor kepala Seulgi.

Sesampainya di tempat parkir, Wendy dan Seulgi langsung di sambut hangat oleh Jimin.

"Loh Jim, lo gak ikut ke rumah sakit?" Tanya Wendy heran.

Jimin menggeleng. "Gak. Ntar aja gue kesana, lagian udah ada bang Namjoon sama Taehyung ini. Ntar gue nyusul." Jelas Jimin. Wendy mengerutkan dahinya. Kenapa Jimin cuma nyebut Namjoon sama Taehyung? Batin Wendy, ia sebenarnya ingin menanyakan hal ini pada Jimin. Tapi ia hanya diam mengurungkan niatnya.

"Emang siapa yang sakit?" Kali ini Seulgi yang bertanya.

"Jungkook."

"Kenapa?"

"Ck, biasalah itu anak bandel. Main balapan sama si Tete, eh malah nabrak." Jimin menyunggingkan bibirnya, meremehkan Jungkook.

"Kamu mending ke rumah sakit aja deh Jim, aku gak enak jadinya." Seulgi mengusap tengkuknya.

Jimin tersenyum lalu membelai Seulgi lembut. "Gakpapalah, Jungkook udah gede ini." Seulgi mengangguk.

"Yaudah Wen, gue duluan ya." Pamit Seulgi sebelum naik ke motor Jimin dan melaju membelah jalanan kota.

Wendy memutuskan untuk menunggu bis di halte. Ia terlalu malas jika harus mengeluarkan uangnya untuk biaya ongkos taksi. Apalagi mengingat orang tuanya yang jauh di Amerika.

Wendy memainkan beberapa game di ponselnya.

Puk!

Wendy merasakan ada sesuatu yang jatuh di atas pahanya. Ia langsung melihatnya dan mendapati sebuah amplop coklat berada di atas pahanya. Wendy melihat bagian atas amplop itu dan tertera namanya?

Untuk Son Seungwan ...
Siapkan hati dan mentalmu sayang ...

Begitulah tulisan yang tertera di bagian atas amplop itu. Wendy menaikan sebelah alisnya. Ia bingung, kenapa amplop ini tiba-tiba berada padanya? Siapa yang mengirimnya?

AbnormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang