Seulgi menaikkan laju kendaraannya semakin cepat. Pikirannya hanya tertuju pada Jimin. Setelah mengetahui kronologis yang sebenarnya dari Juyeon, Seulgi segera menghubungi Jimin. Namun sialnya, ponsel pria itu tiba-tiba mati. Seulgi terus berusaha menghubungi Jimin sampai akhirnya dia memutuskan untuk menghubungi Eunbi. Lagi-lagi jawaban yang Eunbi katakan perihal Jimin tidak sesuai dengan yang Seulgi harapkan. Jimin menghilang dan keberadaannya tidak diketahui sekalipun oleh Eunbi.
Entah kenapa feeling Seulgi mengatakan bahwa Jimin pergi ke tempat Suga. Sebenarnya perasaan Seulgi belum sepenuhnya menerima bahwa Jimin-lah yang melakukan ini semua. Bagaimanapun, Seulgi sudah terlanjur mencintai pria itu.
Namjoon dan Juyeon?
Seulgi terlebih dahulu menyuruh Namjoon untuk mengantar Juyeon pulang ke rumahnya sebelum menyusul ke rumah sakit.
Dengan cepat Seulgi melompat turun dari mobilnya dan segera berlari ke dalam rumah sakit. Dengan napas yang tersenggal-senggal, Seulgi akhirnya sampai di depan pintu ruang inap Suga.
Perlahan Seulgi memutar kenop pintu ruang inap Suga. Seulgi membelalak begitu melihat pemandangan yang ia lihat begitu membuka pintu.
Jimin dengan pistol di tangannya berdiri menghadap ke arah Suga yang mencoba bangkit dari duduknya. Seulgi bisa melihat dengan jelas tangan Jimin yang memegang pistol itu berkeringat dan bergetar hebat.
Pandangan Seulgi jatuh pada Wendy yang juga berdiri mematung di dekat Suga. Wajahnya pucat dan panik.
"Gue udah ngelakuin banyak hal selama bertahun-tahun ini. Dan lo! Lo mau rusak semua rencana yang udah gue buat? Gak! Gak akan Min Yoongi."
Suara Jimin terdengar bergetar. Dia merasakan ketakutan dan kemarahan disaat yang bersamaan.
Traumanya kembali.
"Jim, lo gak perlu ngelakuin semua ini buat balas dendam. Kita bisa bicarain ini baik-baik. Keluarga Min bisa tanggung jawab." ucap Suga lirih.
Jimin tertawa sarkas. Dia bertepuk tangan seperti orang gila. "Tanggung jawab? Lo bisa balikin nyawa nyokap dan kakak gue? Bisa?!" bentak Jimin.
Suga terdiam. Sejujurnya bukan ini yang ia inginkan. Setelah mengetahui semuanya dari Baekhi, Suga memang merasa marah. Namun saat mengetahui alasan dibalik semua itu, Suga justru merasa prihatin pada Jimin. Suga hanya ingin menyelamatkan hidup Jimin. Itu saja.
Suga turun dari ranjangnya dengan susah payah. Rasa sakit di lengannya masih sangat terasa. Tapi Suga bukanlah pria lemah yang akan mengeluh hanya karena masalah sekecil itu.
"Jim, kita hidup itu ke depan bukan ke belakang. Kalo lo terus natap masa lalu, hidup lo gak akan bener. Masa lalu biar jadi history dan pelajaran buat kedepannya. Bukan malah kayak gini." Suga mencoba memberi wejangan pada Jimin.
"Lo gak tau apa-apa. Lo gak akan tau gimana rasanya gak punya orang tua di usia yang masih sangat muda. Lo gak akan ngerti Min Yoongi! Gak akan!"
Jimin kembali menodongkan pistolnya ke arah Suga. Bukannya menghindar, Suga justru semakin mendekat ke arah Jimin. Dia melangkah dengan perlahan mendekati Jimin.
Jimin yang melihat pergerakan Suga merasa ketakutan. Dia semakin menekan pelatuk pistolnya. Pikirannya buyar, dia semakin merasa khawatir dan ketakutan sekarang.
Suga dapat merasakan perubahan yang dialami Jimin. Traumanya ternyata sangat dalam dan berdampak besar pada kehidupannya. Suga perlahan semakin mendekati Jimin.
"Jangan maju! Satu langkah lagi lo maju, gue pastiin nyawa lo udah gak ada!" ancam Jimin.
Bukannya takut dengan ancaman Jimin, Suga justru semakin mendekatkan dirinya ke arah Jimin tanpa rasa takut sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abnormal
Fanfiction[COMPLETE] ❝in love. happiness is abnormal state❞ Genre : Mystery Romance [Cast : Wendy Red Velvet , Suga BTS , and other] #28 in SS : 03-05 #523 in FF : 15-06 ©2017, annxoel