-2.9-

1.6K 275 22
                                    

"Lo gila atau gimana sih? Lo mau bunuh Yoongi kak?" Eunbi memekik keras pada kakak laki-lakinya.

"Gue emang gila! Kenapa?"

Eunbi mengacak rambutnya kasar. "Lo harusnya masuk rumah sakit jiwa Jimin!"

"Dia udah tau semuanya! Dia tau identitas kita! Puas lo!"

Eunbi terdiam saat Jimin membentaknya. "M-maksud lo?"

"Dia udah nemuin bibi Baekhi, dan dia juga udah tau semuanya Jung Sinbi." Jimin menggeram frustasi.

Eunbi terduduk di sofa. Kini semuanya terbongkar. Semua yang selama ini Jimin, kakaknya rencanakan pasti akan gagal. Eunbi bukan tak mau menolak semua rencana gila kakaknya ini. Sejak dulu, Eunbi tak pernah menyetujui rencana kotor kakak laki-lakinya itu. Namun sebuah keadaan memaksanya untuk melakukan itu.

Jung Jimin. Kakak laki-lakinya itu mengalami gangguan mental. Dimana jika permintaannya tidak dikabulkan, dia akan menjadi gila bahkan dia akan mencoba bunuh diri. Eunbi tentunya tak akan mau hal itu terjadi pada Jimin. Setelah kematian ibu dan kakak perempuannya, Eunbi tak memiliki seorangpun di dunia ini kecuali Jimin. Jimin adalah satu-satunya keluarga yang tersisa. Maka dari itu, mau tak Eunbi menuruti semua perintah Jimin.

"Kak, lo mau kemana?!" teriak Eunbi saat Jimin pergi keluar dari apartemennya dengan terburu-buru. Namun sayangnya panggilan Eunbi tersebut tak digubris oleh Jimin.


Sehari sebelum penembakan

Suga memarkirkan mobilnya di halaman sebuah rumah tua. Dia sedikit tidak yakin dengan alamat yang diberikan Jiae saat melihat kondisi rumah ini. Jauh dan terpencil dan pusat kota.

Dengan ragu Suga mulai mengetuk pintu rumah tua itu. Beberapa kali Suga mengetuk pintu itu, namun tak mendapat respon apapun dari dalam sana.

"Apa jangan-jangan gue di bohongin?" gumam Suga.

Cklek

Akhirnya pintu terbuka. Menampilkan seorang wanita tua yang sekarang menatap Suga penuh raut kebingungan. Suga segera membungkukan badannya dan memperkenalkan dirinya.

"Halo Nyonya. Maaf jika kedatangan saya menganggu. Perkenalkan saya Min Yoongi."

Terlihat jelas wajah terkejut yang ditampilkan oleh wanita tua itu saat mendengar Suga memperkenalkan dirinya. Tanpa basa-basi lebih lama, wanita itu langsung mempersilahkan Suga masuk ke dalam rumahnya.

"Kamu... benar Min Yoongi?" tanya wanita itu.

Suga mengangguk. Dia kemudian mengeluarkan sebuah foto dari dalam dompetnya. Foto keluarganya beberapa tahun yang lalu. Saat ayah dan adiknya itu masih hidup.

Wanita tua itu terdiam sejenak. Dia menghela napasnya sebelum kembali menatap Suga dengan tenang.

"Jadi apa tujuan kamu datang ke sini?" Wanita itu mulai membuka topik pembicaraan menjadi lebih serius.

"Saya ingin mengetahui semuanya. Tak terkecuali. Dan jika boleh saya tau, anda Song Baekhi? Benar?" Suga balik bertanya.

"Iya, saya Song Baekhi. Sebenarnya saya sama sekali tak punya hak untuk membeberkan masalah ini, namun mengingat kamu adalah putra dari Yoonjae, mau tidak mau saya harus kembali membuka lembaran lama itu dan membeberkannya padamu."

"Kamu sudah membaca buku harian milik ayahmu, Yoongi?" tanya Baekhi dengan nada tenangnya.

Suga mengangguk mengiyakan.

"Jadi, darimana saya bisa bercerita?"

"Kematian Jung Siyeon."


Siyeon terkekeh geli saat mendengar suara anak-anaknya dari seberang telpon. Mereka-lah yang membuat hidup Siyeon jauh lebih berwarna. Membuat semua kelelahan yang Siyeon rasakan sirna seketika.

AbnormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang