-1.1-

2.1K 412 14
                                    

Vote ☺

Wendy tak masuk kuliah selama 3 hari berturut-turut, dan selama itu pula Suga mencarinya. Tak ada yang tau kemana Wendy pergi termasuk Seulgi dan Irene. Bahkan Seulgi juga sempat kelabakan mencari Wendy. Gadis itu tak berada di rumahnya.

"Udah dapet petunjuk soal Wendy?" Jimin bertanya pada Seulgi. Dan Seulgi masih menggeleng. Ia membuang nafasnya kasar.

"Aku gak tau itu curut satu pergi kemana. Terakhir kali, ya dia ngilang di kantin dan itupun berantem sama Suga tanpa alasan yang jelas." Seulgi menenggelamkan kepalanya diantara lipatan tangannya, Wendy benar-benar membuatnya khawatir.

"Udah Seul, kita percaya sama Tuhan. Wendy pasti baik-baik aja." Jimin mencoba menenangkan Seulgi. Seulgi menaikkan kepalanya.

"Tapi Jim, gimana kalo Wendy diculik?!" Sungut Seulgi.

"Seulgi, gini loh. Kalo emang Wendy di culik, dari hari pertama penculikan juga pasti udah ada yang minta tebusan. Sedangkan ini? Enggak kan." Jimin mengelus kepala Seulgi.

"Udah, kamu makan dulu nih, dari kemarin kamu cuma makan dikit." Jimin menyuapi Seulgi dengan makanan yang sudah mereka pesan.

Disisi lain, seorang gadis cantik bersurai panjang tengah menikmati waktunya dengan semilir angin yang menerbangkan beberapa helai rambutnya, menyaksikan burung-burung berkicauan dengan riang. Gadis itu begitu menikmati setiap sentuhan angin yang menerpa wajahnya.

"Seungwan." Wendy menoleh ke sumber suara. Ia tersenyum dan mengibaskan tangannya lalu menepuk tempat kosong di sebelahnya. Gadis yang memanggil Wendy pun melangkah mendekati Wendy dan duduk di sampingnya.

"Lo mau sampe kapan disini Wan? Gak kasian sama Seulgi? Dia khawatir banget kayaknya." Wendy menggeleng menanggapi pertanyaan salah satu sahabatnya.

"Biarin gue sehari lagi disini, dan gue pulang." Ucap Wendy kemudian. Gadis di sampinya menghela nafasnya.

"Gak baik lari dari masalah Wan." Wendy terdiam, temannya yang satu ini memang benar. Tak baik menghindari masalah, tapi sungguh! Wendy hanya ingin menenangkan fikirannya sejenak.

Wendy tersenyum miris. "Gue tau ini salah Yeon, tapi gue bukan mau ngehindarin masalah, gue cuma perlu waktu buat nenangin diri aja." Wendy berusaha tenang, walau sebenarnya ia sedang menahan perasaannya untuk menangis.

Gadis di samping Wendy menepuk punggung Wendy pelan, "yaudah gue masuk dulu. Keluarin aja semuanya. Kalo lo mau, gue siap jadi tempat sampah curhatan lo Wan." Gadis itu beranjak dari duduknya.

"Makasih...... Juyeon." Gadis yang dipanggil Juyeon menoleh pada Wendy dan tersenyum, lalu kembali melanjutkan langkahnya.

Wendy mengambil nafasnya lalu membuangnya perlahan. Ia dapat merasakan dengan jelas bagaimana angin menerbangkan rambutnya. Dan mungkin angin itu pula yang nanti akan menerbangkan angan dan mimpinya.

---
Keesokan harinya

"Belum ada kemajuan?" Jungkook bertanya pada Suga, yang ditanya hanya menggeleng frustasi.

"Gue gak tau kalo ada orang selicik itu bisa ngirim foto-foto itu ke Wendy. Bangsat!" Suga menendang meja di depannya. Ia begitu frustasi saat mengetahui penyebab Wendy menghilang, ia merutuki kecerobohannya sendiri.

Kemarin ia, Seulgi dan Taehyung pergi ke rumah Wendy untuk mencari tau penyebab Wendy menghilang. Agak sulit memang membujuk bibi Choi, orang yang biasa Wendy titipkan kunci cadangan rumahnya untuk mau meminjamkan kunci rumah cadangan. Tapi, dengan sedikit bantuan dari Taehyung akhirnya beliau mau meminjamkan kuncinya.

AbnormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang