-1.3-

2.3K 389 6
                                    

Hay di cek chapter sebelumnya ya, takutnya ada yang kelewat belum kebaca. Jangan lupa VOTE
:)

"Wen." Suga memanggil nama Wendy dengan morning voice-nya.

"Hm." Wendy bergumam menjawab panggilan Suga.

Sekarang Wendy dapat merasakan sesuatu melingkar di pinggangnya. Suga melingkarkan tanganya di pinggang Wendy, menghisap aroma tubuh Wendy di pagi hari melalui ceruk lehernya.

"Suga ih aku lagi masak!" Wendy sedikit memberontak, tapi Suga yang jauh lebih kuat dibanding Wendy justru malah mengeratkan pelukannya.

Mau tak mau Wendy membiarkan Suga berada di posisi seperti ini selama beberapa menit. Walau agak kesusahan dalam bergerak, Wendy tetap membiarkan Suga memeluknya dari belakang seperti ini.

Wendy meletakkan hasil masakannya di atas piring, ia menaburkan bumbu pelengkap pada masakannya pagi ini.

Wendy membalikkan badannya menghadap Suga yang masih betah bergelayut padanya.

"Suga ih bangun! Berat tau!" Wendy menepuk-nepuk punggung Suga. Tapi Suga malah menarik pinggang Wendy, membuat jarak antara mereka semakin sempit.

"Ya ampun Min Suga! Mandi dulu sana! Kamu bau tau!" Ujar Wendy. Dan Suga masih saja diam.

"Seenggaknya pake baju kamu. Gak malu apa cuma pake boxer di rumah orang?" Ujar Wendy. Suga malah menggeleng dan mendapatkan sebuah pukulan kecil di punggungnya dari Wendy.

Suga terkekeh kecil, "mandiin." Ucapnya manja. Wendy menghela nafasnya.

"Please Min Suga. Sebentar lagi kamu ada kelas. Jangan manja deh ah." Wendy menarik tubuh Suga dan berjalan menuju meja makan sambil membawa piring berisi sarapan paginya.

Suga duduk di salah satu kursi, ia menopang dagunya dengan tangannya memandang Wendy yang tengah mempersiapkan sarapan.

Wendy cukup risih dengan tatapan yang diberikan Suga, tapi ia berusaha mengabaikan kekasihnya itu.

"Seungwan." Panggil Suga dengan suara rendahnya. Jujur saja, Wendy langsung merinding saat mendengar Suga menyebut namanya seperti itu.

"Hm."

"Mau sarapan." Rengek Suga. Astaga! Wendy sekarang benar-benar merasa seperti mengasuh seorang bayi besar yang hanya mengenakan boxer di rumahnya, yang entah darimana datangnya.

Wendy memijit pelipisnya. Ia meletakkan sepiring nasi goreng di depan Suga yang bertelanjang dada. Tentu saja! Ia hanya memakai celana boxer sekarang.

Suga hanya menatap makanan di depannya tanpa menyentuhnya sekalipun. Wendy menaikkan kedua alisnya.

"Kenapa? Gak enak yah?" Tanya Wendy. Suga langsung menggeleng.

"Terus kenapa?" Tanya Wendy lagi.

"Ini bukan sarapan aku." Jawab Suga. Wendy mendengus kasar. Sekarang apa lagi? Bayi besarnya yang satu ini sungguh sangat banyak permintaan. Huh!

"Terus apa?" Wendy mengehela nafasnya. Tapi Suga justru malah menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Abisin aja dulu sarapan kamu. Nanti aku kasih tau." Ucap Suga. Tanpa ba-bi-bu lagi Wendy langsung melahap sarapannya sampai habis.

Wendy meminum air putih yang sudah ia persiapkan sampai habis setengah gelas. Lalu melirik ke arah Suga yang masih anteng memandanginya. Tanpa memperdulikan Suga, Wendy beranjak menuju wastafel untuk meletakkan piring yang kotor.

Wendy kembali duduk di kursi yang berada di sebelah Suga.

"Apaan sih, gak usah ngeliatin kek gitu deh. Aku tau aku cantik." Tegur Wendy pada Suga dengan percaya dirinya.

AbnormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang