-1.2-

2.3K 409 36
                                    

Vote :)


"Dan gue tuh hampir kehilangan berat badan gue gara-gara bingung nyariin lo Wen." Seulgi masih terus berbicara dari tadi. Ia tak henti-hentinya berbicara mengenai kekhawatirannya pada Wendy. Sedangkan Wendy hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Ya gitu deh, untung aja ada Jimin jadi ya gue gak sampe lupa makan." Seulgi berhenti bicara dan mulai meminum jus nya yang ia anggurkan sedari tadi.

Wendy menopang dagunya dengan tangan kanannya dan tertawa kecil melihat Seulgi.

"Kok lo ketawa sih?!" Seulgi berdecak kesal.

"Uuhhh Ugi ku gemesin banget siihh." Wendy mencubit kedua pipi Seulgi, membuat pemiliknya meringis kesakitan.

"Aw aw Wen udah Wen. Gue tau gue imut Wen." Ucap Seulgi, Wendy langsung melepas cubitannya dan memberikan sebuah pukulan kecil di lengan Seulgi.

Cup!

Wendy merasakan sebuah benda kenyal mendarat di pipi kirinya. Matanya membulat bahkan hampir keluar dari tempatnya. Ia menoleh ke kiri dan mendapati seseorang yang tengah menyunggingkan senyuman jahilnya pada Wendy. Wendy menunduk, menutupi pipinya yang panas seperti kepiting rebus.

"Woy anjir! Mau cipokan ya tau tempat kali!" Wendy langsung menoleh ke sumber suara, satu lagi pria tengil yang sekarang duduk di samping Seulgi.

Suga duduk di samping Wendy dan mengambil snack milik Wendy. Wendy tidak berontak, karena memang itu kebiasaan seorang Min Suga.

"Yaelah, bilang aja lo mau." Sindir Suga. Jimin mengerucutkan bibirnya.

"Sok imut!" Celetuk Seulgi. Wendy dan Suga langsung tertawa lepas.

"Iihh kok Egi nya Imin gitu siih." Ucap Jimin dengan nada yang di sok-imutkan.

Seulgi bergidik ngeri, "dih jijik. Jauh-jauh sana!" Seulgi mengibas-ngibaskan tangannya. Jimin cemberut, ia berdiri dari duduknya tapi masih diam, berharap Seulgi menahannya untuk pergi.

"Kok diem aja Jim?" Tanya Wendy. Jimin melirik Seulgi yang masih asik membuka satu per satu cangkang kuaci.

"Seul, tuh cowok lo kasian, kurang belaian." Ujar Suga. Seulgi melirik Jimin, lalu kembali mengalihkan pandangannya pada kuaci-kuacinya.

"Ya kalo mau cabut, ya cabut aja." Seulgi menanggapinya cuek. Pada akhirnya Jimin benar-benar melangkahkan kakinya menjauh. Tapi baru beberapa langkah, Seulgi langsung memekik.

"Yaahh Jimin ngambekan! Gak gue kasih jatah lagi!" Pekik Seulgi, Jimin langsung berlari dan kembali duduk di samping Seulgi.

"Alig lah, mainnya udah jatahan ya Jim." Sindir Wendy. Seulgi langsung melempar cangkang kuaci pada Wendy.

"Ngaca lo jing!" Wendy cengengesan.

"Yang, anter ke bazar di depan kampus yuk." Ajak Suga yang langsung disetujui oleh Wendy.

Suga dan Wendy berjalan menuju bazar buku yang terletak di depan kampus.

"Nyari apa sih Ga?" Tanya Wendy.

"Buku." Jawab Suga. Wendy cemberut kesal. Suga terkekeh geli lalu mengacak pelan rambut depan Wendy.

"Ya ini kan bazar buku sayang, masa aku nyari oli disini."

"Ya kan buku apa gitu."

"Buku buat tugas makalah gitu lah." Jawab Suga, Wendy mengangguk dengan mulut yang berbentuk seperti huruf 'o'.

"Eh tapi, kenapa gak nyari di toko buku aja?" Tanya Wendy.

"Tadi sih ada yang nyaranin ke aku gitu, katanya buku yang aku cari ada di sini juga. Ya ngapain jauh-jauh ke toko buku ya kan." Jawab Suga.

AbnormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang