2. the real calum

5.5K 828 250
                                    

•••

Setelah makan malam plus sesi tanya jawab beberapa jam lalu, gue belum bisa tidur sampe sekarang.

Alasan gue gabisa tidur yaitu, gue yang masih merasa asing sama tempat tidur punya kakaknya calum ini, dan juga pikiran gue yang daritadi mikirin kenapa bisa gue tinggal serumah sama calum? Kebetulan apa takdir?

Ck, lama-lama kurus gue karena banyak pikiran.

Tok tok tok

Gue terkejut begitu pintu kamar diketok seseorang. Deg-degan mulu dah bawaannya dirumah calum. Heran.

Tok tok tok

Siapasih yang ketok malem-malem??

"Iya bentar."

Cklek.

Lagi-lagi gue terkejut.

"C-calum?" Iya, calum berdiri didepan gue. Dengan celana pendek dan kaos navy polosnya. Anjir, ternyata calum lebih ganteng kalo dirumah.

Dia nyengir. "Hai hehe."

Kemudian tanpa aba-aba lagi dia menyelonong masuk kamar gue. Ebuset mentang-mentang rumah sendiri ya jadi seenaknya gini?

"Sini dong woi. Nempel di pintu mulu lo kayak cicak." Kata calum sambil sedikit ngetawain gue yang masih terpaku dipintu.

Dia merebahkan tubuhnya di tempat tidur gue. Dan lagi-lagi gue cuma bisa diem.

"Diem amat sih? Bisu ya?"

Sialan.

"Enggak." Kata gue langsung. Dia ketawa, masih dalam posisi rebahan.

"Itu lo bisa ngomong. Gue kira bisu hehe." Kata dia. Apasih kok calum nyebelin banget?

"Ngapain lo kesini? Gue mau tidur." Ucap gue. Plis ya ini tuh udah jam setengah sebelas malem.

Dia langsung duduk dan liatin gue. "Dih lu sokap? Ini kan rumah gue ya terserah gue lah." Kata dia dengan songong.

Ternyata gini ya kelakuan sebenernya si idola cewe-cewe se sekolahan. Kayak tai.

"Lagian ya sebelum ada lo, ini tuh tempat tidur gue." Lanjutnya.

Lah bukannya ini tempat tidur kakaknya dia?

"Bukannya ini kamar--"

"Kamar kakak gue? Iya emang. Tapi kan dia udah nggak disini. Jadi kamarnya gue pake."

"Emang lo gapunya kamar?"

"Punyalah."

Lah ini anak gimanasih?

"Yaudah sana ke kamar lo. Gue mau tidur."

"Nggak mau." Kata dia menggeleng dan kembali merebahkan tubuhnya di tempat tidur.

"Terus gue tidur dimana anjir?" Tanya gue. Agak muncul rasa pengen bunuh dia tapi gue takut dosa.

"Sini sama gue. Hehe." Calum menepuk-nepuk tempat sebelahnya.

Ew.

"Elah serius kek gue mau tidur! Besok gue sekolah." Bodo amat gue marahin dia. Gue gabisa kalo lama-lama sama calum. Bisa gila.

"Kan gue bilang sini, tidur sama gue aja." Kata dia sok lembut.

Ew.

"Ck terserah." Gue menghentakkan kaki dan segera menjatuhkan tubuh gue ke sofa merah kecil yang ada disudut kamar ini.

Biarin aja gue tidur di sofa. Paling besok badan gue pada remuk, sakit semua. Si calum kayak tai.

Baru aja gue merem dan mencoba nggak perduliin calum, sebuah tangan menarik lengan gue.

"Yaudah sana tidur di kasur." Kata calum dan menarik gue ke tempat tidur.

"Gitu doang langsung ngambek. Dasar baperan." Kata dia lagi. Bikin gue tambah kesel.

"Yaudah sana keluar--"

"Eh eh eh, gaboleh ngusir. Inget kan ini rumah siapa?" Tanya dia dengan tampang tampolable.

Sumpah ya kalo bunuh itu ga dosa, udah gue bunuh lo daritadi.

Calum terkekeh dan tangannya tiba-tiba terulur buat menyentil kening gue.

"Tidur sana." Kata dia, dan keluar dari kamar ini. Tapi kemudian pintu terbuka lagi dan menampakkan kepala calum yang menyembul.

"Selamat malam sava."

Fak.

Ew.







•••

Receh y okd.

dititipin | calum ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang