14. marahan + baikan

4.7K 708 256
                                    

ini jiji bgt anjir gajelas.





Sabtu

•••

tok tok tok

"Sava?"

Gue membuka mata dengan susah payah karena mata gue berat banget ditambah kepala gue yang pusing. Siapa sih yang ketok pintu pagi-pagi gini?

"Sava? Tante buka ya pintunya?" Oalah, tante joy.

Btw gue masih ngerasa nggak enak aja sama tante sama om gara-gara gue pulang telat. Abis gue mandi semalem, gue langsung dipanggil sama om david dan dinasehatin ini itu. Mama sama papa gue juga udah tau karena om david ngasih tau lewat telfon.

Aih.

Pagi ini dingin banget btw. Semakin gue berusaha bangun, gue semakin menggigil.

Gue tetep berusaha bangun, niatnya mau bukain pintu tapi tante joy keburu buka pintunya duluan dan nyamperin gue.

"Tante mau kemana?" Tanya gue heran karena liat tante joy yang pagi-pagi gini udah rapih.

"Eh kok kamu suaranya serak?" Beliau duduk di pinggiran kasur gue dan tangannya menyentuh dahi gue.

"Demam kamu, badannya panas." Katanya.

"Ini tante mau ada urusan sama om. Tapi kamunya lagi sakit gini. Apa tante gajadi pergi--"

"Eh gausah tante. Tante pergi aja sama om, aku dirumah gapapa kok. Lagian cuma demam." Kata gue. Tante Tante joy terlihat bingung sekaligus khawatir, tangannya masih di dahi gue dengan sedikit memijat.

"Lagian...ada calum." Tambah gue. Yakali tante joy gajadi pergi cuma gara-gara gue demam doang.

"Beneran gapapa?"

Gue mengangguk.

"Tapi calum kan bego kadang-kadang. Ntar kamu kenapa-napa gimana?"

Gue pengen ketawa.

"Gapapa tante. Beneran deh."

Tante joy akhirnya mengangguk.

"Yaudah kamu istirahat aja, gausah ikut sarapan dibawah biar nanti sarapannya dibawain kesini. Kamu mau sarapan apa? Bubur ya?"

Gue menggeleng. "Aku sarapan dibawah aja--"

"No no no. Kamu harus istirahat ih jangan bandel."  Kata tante joy agak maksa. Ah tante aku jadi gaenak:(

"Tapi tante---"

"Udah ya. Tante mau nyuruh calum beli bubur dulu. Kamu istirahat yang bener."

•••

Suara mobil yang gue denger menandakan bahwa tante joy sama om david udah berangkat. Artinya tinggal gue sama calum doang yang ada dirumah ini.

Ngomong-ngomong soal calum, dari semalem sampe sekarang dia belom bicara ke gue. Yang biasanya hari libur kayak sekarang dia suka pagi-pagi ke kamar gue buat ngerusuh, tadi pagi dia nggak kesini samasekali. Gue tau calum masih marah gara-gara gue bohong semalem. Tapi dia juga pernah bohongin gue kan?

Cklek.

Gue terlonjak begitu pintu kamar gue kebuka. Calum disana, dengan tangannya yang membawa nampan berisi--mungkin--semangkuk bubur dan satu gelas air.

Gue duduk selimutan sambil diem.

Dia juga diem, meletakkan nampan--yang ternyata ada obat juga--itu di nakas tanpa melihat gue. Wajahnya nggak bersahabat. Calum yang kayak gini bikin kepala gue tambah berat aja.

dititipin | calum ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang