23. bali

4.3K 699 258
                                    

Jumat

•••

Di bali ini, gue dan calum sekeluarga nginep di salah satu vila di daerah seminyak. Nggak tau deh, om david udah nyiapin semuanya gitu buat kita nginep 3 hari kedepan. Lumayan banget buat mengurangi kepenatan pasca un.

"Calum ngapain sih lama banget? Keburu sore nih." Tante joy yang udah siap daritadi ngomel mulu karena calum lama banget.

Jadi, tante joy ini udah nggak sabar banget pengen main ke pantai. Tapi ya gitu deh, calum lama. Bikin semua orang kesel.

"Cal--"

Ucapan tante joy kepotong saat calum tiba-tiba nongol dengan gantengnya. Sial, perasaan gue aja apa gimana ya kok calum jadi lebih ganteng gini?

Apa karena gue kangen??

"Calum abis BAB hehe maaf ya ma." Katanya sambil cengengesan.

"Ck kamu kebiasaan." Tante joy berdecak lalu berjalan mendahului kami. Sementara om david udah nunggu dimobil. "Ayo buruan!"

Calum mengangguk. Tapi bukanya jalan duluan, dia justru liatin gue sambil senyum.

"Apaansi?" Tanya gue, merasa risih diliatin kayak gitu.

"Gapapa. Lo cantik hari ini." Katanya dengan pelan tapi jelas gue denger.

Apaansih anjir.

"Yuk." Dan dia dengan lancang menggandeng tangan gue. Tapi bangsatnya lagi, hati dan pikiran gue lebih lancang bersekongkol. Bikin gue nggak menolak  dan membiarkan perlakuan calum ini.

Elah. Gue emang lemah sama calum.

•••

Sore ini, sundays beach club sangat ramai. Tapi gue masih bisa menikmati indahnya pantai bali dan langitnya yang sekarang sudah mulai orange ke biruan. Demen banget gue sama senja senja gini. Manis dan cantik.

Tante joy dan om david terlihat sangat menikmati, sama halnya dengan calum yang saat ini rebahan di sebelah gue. Langit sore di depan sana emang indah banget, tapi entah kenapa mata gue sesekali melirik calum.

Dia terlihat sangat tampan. Shirtless dan mengenakan kacamata hitam. Asli, kalo gue cabe, udah gue tindih badan calum daritadi.

Gue menepis pikiran menjijikan gue itu dan mengalihkan pandangan dari calum, ke bule-bule cakep yang berlalu lalang.

"Sav." Gue terlonjak, saat calum ternyata sudah duduk, bahkan berdiri disamping gue.

"Ke sana yuk." Calum mengulurkan tangannya ke gue.

"Ha?"

"Main." Katanya.

Gue nggak jawab, terlalu fokus memperhatikan wajah dia yang terlihat tampan dengan kacamata hitamnya. Gue jadi bingung, indahan mana ya sunset sama calum?

"Ayo. Mau nggak?" Tanyanya lagi, masih mengulurkan tangan.

Mau aja kali ya? Mungkin ini waktu yang tepat buat gue memperbaiki hubungan pertemanan kita yang agak renggang dan juga waktu yang tepat buat kita ngobrolin semuanya. Termasuk penjelasan calum yang tertunda.

"Ayo deh." Gue bangkit, dan mengikuti calum yang berjalan mendekati air.

Sederhana ya, main di pantai sama calum gini aja gue udah seneng banget. Apalagi main di kamar. Ehe nggak deng.

Ya pokoknya sore ini, gue habiskan dengan bermain pasir dan air. Basah-basahan bareng calum.

"Diem diem sav, gue fotoin. Cakep banget nih posisinya." Calum tau-tau sudah siap dengan hapenya dan mengarahkan ke gue yang lagi main air. Apaansih pake foto-foto segala.

"Apaansi--"

"Diem--oke sip." Calum kayaknya berhasil ngefoto.

"Cantik banget. Sama kayak senjanya." Katanya sambil berjalan mendekati gue.

Ck, udah dong jangan bikin gue salting. Jangan bikin gue tambah baper. Jangan bikin sayang gue lebih dalem. Jangan kayak tai deh pokoknya.

"U-udah yuk kesana aja. Gue cape." Gue langsung menghindari calum. Berjalan menjauh untuk kembali ke tempat gue sebelumnya.

Eh tunggu, tante joy sama om david kemana deh? Perasaan tadi mereka nggak jauh dari tempat gue?

"Mama sama papa balik ke vila duluan." Kata calum, "Tadi mama nge wa gue."

Yaila ntar gue balik berdua doang dong?

"Laper nggak?" Tanya calum tiba-tiba setelah hening beberapa menit. Gue menggeleng, karena emang nyatanya gue kenyang banget. Kenyang makan hati ehe.

Krik.

Hening lagi.

"Sav." Panggil calum. Dan mau nggak mau gue harus noleh.

"Gue...gue kan belom selesai ngejelasin yang tadi di pesawat." Katanya.

Dan seketika, jantung gue berdebar lebih cepat. Jangan bilang kalo calum mau ngasih tau bahwa dia sama yasmin udah jadian? Ck iyalah. Nggak bakal salah gue. Pasti calum mau ngomongin itu.

Aduh, apa kabar hati gue ntar ya?

"Oh itu--iya." Gue gelagapan. Bego banget sih anjir. Gue gatau mau ngomong apa lagi.

Calum berdehem, dia menatap gue serius. "Gue mau jelasin semuanya. Tentang gue yang bohong waktu itu, dan tentang yasmin."

Gue mengangguk dengan segala ke galauan di hati gue mendengar nama yasmin dari mulut calum. Ini beneran gua harus pasrah dengan apapun yang bakal calum omongin.

"Sebelumnya gue mau minta maaf udah bohong." Katanya. Dan lagi-lagi gue ngangguk. "Gue bener-bener nggak ada maksud bohong atau gimana--" calum menjeda.

"--sore itu, gue sama yasmin pulang bareng. Terus gue sengaja ngajak dia mampir ke kedai eskrim buat ngomong sesuatu." Kata calum dengan santainya.

Gue belum ngomong apa-apa lagi. Masih mendengarkan dengan baik walaupun rasanya napas gue semakin sesak. Calum beneran nembak yasmin ya?

"Kalo lo mikir gue nembak yasmin, lo salah." Katanya. Seketika bikin gue terkaget. Nggak salah denger nih gue?

"Sav." Calum meletakkan tangannya diatas tangan gue. Anjir, makin gabisa nafas gua.

"Gue emang suka sama yasmin," dia menjeda. "Cowo nggak normal doang yang nggak suka sama dia." Katanya lagi.

Iya gue tau.

"Gue suka sama dia. Tapi sebatas kagum, bukan sayang." Katanya lagi. Gue belum berani ngomong apa-apa. Masih menunggu dia ngomong lagi.

"Lo tau nggak, apa yang gue bilang ke yasmin kemarin?" Tanya calum. Gue langsung menggeleng.

Dia tersenyum manis. "Gue minta maaf ke dia."

Gue membuka suara. "Maaf kenapa?"

Calum kali ini bener-bener menatap gue. Menatap tepat di mata gue. "Karena gue sayang sama lo."

Ntar dulu. Gue gagal paham.

"Maksudnya?"

"Gue sayang sama lo."

Ntar dulu.

"Ha?"

"Astaga lolot." Calum berdecak lalu menempatkan tangannya dikepala gue, mengacak rambut gue dengan ekspresi gemasnya.

"Calum sayang sama sava."

Anjir?














•••
Eheheheheheheh gatau ah gajelas.

dititipin | calum ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang