Selasa
•••
"Iya ma."
"Iya sumpah deh. Tanya aja ke tante joy."
"Hm."
"Enggak ma ih apaansi."
"Yah..yaudah deh."
"Love u too mama, salam buat papa."
"Bye."Gue meletakkan hape gue di saku kemudian tersenyum sendiri setelah bercakap sedikit dengan mama di pagi hari ini. Nggak kerasa ya, udah sembilan hari aja gue dirumah calum.
"Sava? Ayo sarapan sayang." Suara tante joy dari depan pintu kamar bikin gue sedikit kaget.
"Eh iya tante."
Lalu gue dan keluarga hood sarapan seperti biasa. Tapi yang berbeda, gue samasekali nggak sekedar ngomong sama calum atau bahkan sekedar melirik. Gue masih agak gimana gitu sama kejadian semalem.
"Yuk sav." Calum berdiri, menyalimi tangan tante dan om. Gue juga melakukan hal yang sama.
Setelah berpamitan, gue diem disamping pagar rumah nungguin calum yang lagi nyiapin motor.
"Ayo naik. Bengong aja daritadi." Kata calum yang entah sejak kapan udah didepan gue. Dia senyum, menunggu gue naik ke motornya.
Kita jalan ke sekolah dengan santai. Tanpa ngobrol, dan tanpa gue yang meluk dia. Cuma ada gue yang pegang jaketnya seperti hari-hari biasa.
Tiba-tiba motor berhenti, dan gue sadar kalo kita udah sampe disekolah.
"Lo kenapasih diem daritadi? Sakit?" Tanya calum.
"Enggak. Gue gapapa."
"Beneran?"
Nggak, cal.
"Iya."
•••
Kalo biasanya gue bete, gue males ke kantin. Tapi kali ini gue lebih memilih ikut sarah sama aura ke kantin. Kenapa? Karena dikelas ada yasmin.
Dia nggak ada salah apapun ke gue tapi masalah semalem bikin gue agak males. Mending ke kantin kan? Siapa tau ketemu luke. Lumayan bikin ati adem.
Grrtt..
Gue membuka hape sambil jalan, dan berdecak ketika melihat siapa yang ngeline gue.
Calum
• sstt cewekDih gapenting amat. Malesin.
"Heh pler noh ada luke." Aura menyenggol lengan gue lalu menunjuk ke arah meja yang nggak jauh dari tempat kita lagi berdiri.
Mantep kan.
"Gue mau ngomong sama luke bentar ya. Lo pada kesana duluan aja." Lalu gue berjalan agak gugup menghampiri luke yang lagi duduk sama shawn.
"Luke." Panggil gue. Dia menoleh.
"Eh, sava?"
•••
Bel pulang yang gue tunggu sejak berangkat sekolah tadi akhirnya terdengar. Guru geografi di kelas guepun udah keluar dan tinggallah kita semua yang sibuk beresin buku.
"Sava!" Suara martin yang duduknya di deket pintu memanggil gue.
"Oi kenapa mar?" Kata gue agak teriak karena gue duduknya ditengah. Ditambah anak-anak berisik banget.
"Ada yang nyariin nih diluar." Kata martin.
Gue langsung senyum. Pasti itu luke.
Dengan cepat gue merapihkan tas dan langsung keluar kelas.Tapi seketika senyum gue luntur. Yang nyariin gue bukan luke melainkan,
Calum.
"Cal? Ngapain?" Tanya gue.
Dia menoleh ke gue.
"Ayo pulang." Katanya. Dih, berani amat dia kesini buat cuma ngajakin gue pulang? Biasanya juga ketemu doang di parkiran.
Temen-temen gue yang keluar kelas maupun orang-orang yang lewat depan kelas gue jadi pada ngeliatin kita kan. Tai.
"Gue mau pulang sama temen." Kata gue. Iya, gue udah janji mau balik sama luke. Sekalian dianter ke tempat bimbel.
"Siapa--"
"Sava!" Suara luke tiba-tiba terdengar, memotong ucapan calum.
Luke datang, berdiri disamping gue. Dia liatin calum dengan bingung.
"Lo mau pulang sama dia?" Tanya calum, memandang luke dengan tidak suka.
Gue mengangguk.
"Ayo." Ajak luke, dia terlihat nggak perduli sama calum.
Belom sempet gue melangkah, lengan gue dicekal calum.
"Lo balik sama gue." Kata dia, seperti memerintah.
Dalam hati gue berdecih. Balik aja sono sama yasmin.
Eh iya anjir, yasmin mana ya? Biar dia liat kalo gue lagi dipegang tangannya sama calum. Hehe.
"Gausah. Gue mau sama luke." Kata gue. Tapi calum tetep mencekal tangan gue.
"Lo nggak denger dia ngomong apa? Lepasin." Kata luke memandang calum dengan sinis.
Aih.
Calum berdecih, "Siapa lo anjing? Tampang lo songong amat kayak guru matematika." calum melepaskan cekalannya pada lengan gue dan beralih mendorong pundak kiri luke.
Wah tai juga nih si calum.
"Lo juga siapanya sava? Seenaknya maksa-maksa anak orang." Tantang luke.
Calum tersenyum miring. "Terserah guelah. Lagian sava berangkatnya sama gue, jadi pulang juga harus sama gue."
Luke seolah terkejut, langsung beralih menatap gue dengan bingung.
"Lo berangkat sama dia?" Tanya luke ke gue.
Ah luke:(
Belom sempet gue jawab, calum menyela.
"Lo gatau ya? Sava kan tinggal dirumah gue. Jadi wajar dong kalo kita bareng terus?"
FAK CALUM APA-APAANSIH PAKE NGOMONG GITU SEGALA. Luke jadi tau kan kalo gue tinggal bareng sama calum.
Luke diam, terkejut lagi.
"Lo balik sama gue. Titik." Kata calum tiba-tiba. Matanya menatap gue dengan tajam.
"Tapi--"
"Apa? Lo tetep mau bareng sama si tiang ini?" Lagi-lagi calum mendorong pundak luke. Luka yang tadi diam, kali ini balik menyerang calum.
Luke mencengkeram keras kerah seragam calum. Keduanya saling menatap benci.
"WOI ELAH UDAH GAUSAH BERANTEM!" Gue refleks berteriak dan sekuat tenaga memisahkan dua orang segede gaban ini.
Aelah harus banget apa gue yang ngalah.
"Fine. Gue balik sama calum." Kata gue pada akhirnya. Luka langsung liatin gue sementara calum menyeringai.
Mending gini deh daripada mereka berantem.
Luke sekali lagi liatin gue sama calum sebelum akhirnya dia berjalan dengan langkah lebar-lebar.
Maaf ya luke.
"Ayo." Calum tanpa aba-aba menggandeng gue buat jalan ke parkiran. Gue ikut aja karena gue masih mikirin apa yang terjadi barusan.
Luke udah tau.
Aduh gimana nih?
direbutin dua cogan ribet ya ternyata?
•••
mw sm cal apa sm luke?
KAMU SEDANG MEMBACA
dititipin | calum ✔
FanfictionLo bayangin aja jadi gue, Dititipin dirumah temen bokap selama dua bulan. Gimana rasanya? #386 in fanfiction (10-11-17) #441 in fanfiction (15-07-17) #476 in fanfiction (12-07-17) #569 in fanfiction (10-07-17) ©2017 by bbintangkecil