Jumat pagi.
Gue terbangun perlahan ketika merasakan kaki gue seperti terlilit kaki seseorang. Hampir aja gue teriak kalo gue nggak inget bahwa kaki yang melilit kaki gue adalah kaki calum yang sekarang lagi tidur nyenyak disamping gue.
Iya, semalem gue tidur sama calum.
Cuma tidur kok, sumpah.
"Cal bangun." Gue menepuk-nepuk pipinya. Bukanya bangun, calum malah garuk-garuk dadanya yang tidak tertutupi apapun. Perasaan semalem dia pake baju deh?
Ah anjir gue takut nggak kuat iman. Help.
"Bangun cal ntar ketahuan tante joy." Kata gue dan menepuk pipinya agak keras. Calum melenguh, sepertinya tepukan gue kali ini berhasil.
"Cal ih buruan sana pindah ke kamar lo sendiri." Kata gue lagi. Calum membuka matanya dengan susah payah.
"Biarin aja ketahuan mama. Biar kita langsung dinikahin." Katanya ngawur, dan malah melingkarkan tangannya ke pinggang gue.
Ebuset ini anak udah gila apa ya?
"Yaudah kalo lo gamau, biar gue yang pindah." Gue berusaha menyingkirkan lengannya yang kokoh mantap jiwa itu, tapi dia malah meluk gue makin kenceng.
"Udah si elah sini aja. Mumpung kamu belum pulang makanya aku mau puas-puasin sama kamu kayak gini." Katanya sambil terpejam. Ini kok ambigu y mz?
Jadi gini, gue besok emang mau pindah kerumah gue sendiri karena lusa mama sama papa gue pulang yeay! Tapi calum nggak rela makanya semalem minta tidur bareng sebelum gue pindah. Dia udah kangen duluan katanya. Ahay.
"Calum buset dah ih seriusan! Ayo bangun!" Gue nyaris berteriak sambil melepas tangan calum secara brutal. Sebenernya gue juga seneng peluk-pelukan kayak gini, tapi ntar kalo ketauan tante atau om kan berabe, nanti disangkanya kita ngapa-ngapain lagi.
Calum akhirnya melepaskan tangannya dan berdecak, kemudian bangun.
"Iya-iya ini mau pindah." Katanya sok ketus, lalu memungut kaosnya yang ternyata tergeletak di lantai.Ululu pacar acu ngambeq.
Sebelum calum keluar kamar, gue justru memegangi lengannya. Dia menatap gue sebal. "Apa lagi? Katanya disuruh pindah?" Tanyanya. Ih galak.
"Gitu doang ngambek. Kayak cewe." Kata gue.
"Bodo amat."
Gue mendengus, lalu agak jinjit buat menempatkan bibir gue ke pipi kanannya sekilas. Wajah calum yang tadinya bete sekarang jadi senyum-senyum gajelas.
Aduh anjrot gue ngapain gatau malu gitu sih pake cium cium segala?!
"Udah berani cium-cium ya." Katanya sambil nahan senyum. "Aduh aku dicium gitu doang masa deg-degan gini." Dia meraih tangan gue dan diletakkan di dadanya.
Iya anjir deg-degan banget. Sama kayak jantung gue. Alay.
"Udah sana ah." Kata gue malu-malu.
Dia mengangguk dan tersenyum lebar. "Iya say--ton."
Ish!
"Udah sana ke kamar kamu." Kata gue. Calum tambah tersenyum.
"Cie manggilnya 'kamu.'" Ucapnya sambil mencolek dagu gue. Sumpah gue emang jarang banget ngomong sama dia pake aku-kamu karena agak aneh. Tapi kali ini nggak papa lah ya, biar kayak temen-temen gue.
"Ih udah sana!" Gue mendorong punggungnya. Ah gue malu ni.
Dia tambah ketawa, "iya sayang iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
dititipin | calum ✔
FanfictionLo bayangin aja jadi gue, Dititipin dirumah temen bokap selama dua bulan. Gimana rasanya? #386 in fanfiction (10-11-17) #441 in fanfiction (15-07-17) #476 in fanfiction (12-07-17) #569 in fanfiction (10-07-17) ©2017 by bbintangkecil