24. pacaran beneran

5K 661 202
                                    


•••

"Mau pulang sekarang?"

Gue agak terlonjak mendengar suara calum yang tiba-tiba ngomong setelah hening cukup lama. Setelah calum ngomong sayang ke gue tadi, setelah itu hening. Beneran hening.

Calum nggak nanya 'apa gue juga memiliki perasaan yang sama?' atau hal sejenisnya. Maka dari itu gue sama sekali nggak berani ngomong apa-apa.

"Sav?" Sebuah tangan berkibas didepan wajah gue bikin gue terlonjak lagi.

"Eh--iya ayok. Pulang sekarang." Kata gue. Buru-buru bangun dan bersiap buat pulang karena hari sudah memasuki waktu malam.

Sesampainya di mobil pesanan calumpun, gue tetep diem. Calum beneran nggak mau nanya apa gitu? Dia nggak kepo sama perasaan gue? Dia nggak mau nawarin gue buat jadi pacarnya? Terus ngapain dia ngomong sayang coba.

"Kok diem sav?" Tanyanya tiba-tiba.

Duh, kok sekarang denger suara calum aja gue jadi salting gini ya.

"Gapapa. Gue ngantuk." Jawab gue seadanya.

Lalu tanpa gue sangka, calum menggeser duduknya mendekat ke gue. Melingkarkan lengannya ke pundak gue dan menarik kepala gue ke bahunya dengan lembut.

"Tidur aja. Nanti kalo udah sampe aku bangunin." Katanya, sambil mengusap lengan gue naik turun.

Astaga astaga astaga.

Caranya napas gimana woi tolong gue gabisa napas!!

"Merem dong katanya ngantuk?" Kata calum terkekeh melihat gue yang masih melek. Akhirnya mau nggak mau gue merem, sambil diam-diam mendengarkan calum yang bernyanyi kecil mengikuti lagu untuk perempuan yang sedang dipelukan milik payung teduh, yang terputar di grab ini.

Entah lagunya yang terlalu enak atau usapan calum di lengan gue yang terlalu nyaman, gue jadi ngerasa ngantuk beneran. Dan nggak lama, gue terlelap.

Lalu gue terbangun karena tepukan pelan di pipi serta suara lembut ditelinga gue.

"Sav." Gue bisa merasakan nafasnya. "Udah sampe." Kata suara itu. Aduh, perasaan gue baru tidur sebentar banget.

Gue buka mata dengan susah payah, lalu menegakkan kepala dari pundak calum. Dia tersenyum dan merapihkan rambut gue dengan jarak yang cukup dekat.

"Yuk." Katanya, lalu turun dari mobil diikuti gue.

Begitu mau masuk halaman villa, kita berpapasan dengan tante joy dan om david yang udah rapih. Tante joy tersenyum sumringah melihat gue dan calum yang udah pulang.

"Mama sama papa mau kemana lagi?" Tanya calum. Jangan-jangan tante sama om mau dugem?

"Mama kamu nih minta liat pertunjukan tari. Kalian mau ikut?" Tanya om david.

Gue pengen ikut si tapi gue super ngantuk dan cape. Emang ya, nggak dirumah, nggak di bali kayak gini, tetep aja hobi gue tidur.

Calum melirik gue kemudian mendekat untuk merangkul dan mengusap kepala gue pelan. "Kita nggak ikut deh. Calum disini aja sama sava, kayaknya dia kecapean hehe." Kata calum ke papa mamanya.

Gue melotot, baru aja mau protes tapi tiba-tiba tante joy terkekeh dan menepuk pundak calum. "Ah kamu mah, bilang aja mau berduaan." Godanya.

Calum ikut terkekeh. "Yaudah ah mama sama papa berangkat sana. Ntar telat." Kata calum dan diangguki om david sebelum akhirnya mereka benar-benar berangkat.

Meninggalkan gue dan calum berdua di villa ini.

Aduh, mana sepi banget lagi ini tempatnya.

Jadi ena.

dititipin | calum ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang