11. maaf dari calum

4.5K 717 81
                                    

Masih Selasa

•••

Motor calum berhenti didepan tempat bimbel gue. Gue langsung turun, mau langsung masuk tapi calum memegang lengan gue.

"Pulangnya jam berapa?" Tanya dia.

"Jam 5."

"Yaudah nanti gue jemput--"

"Nggak usah." Potong gue langsung. Calum terlihat bingung.

"Lo kenapasih? Marah sama gue?"

Gue menggeleng.

"Terus kenapa dari tadi pagi lo aneh? Gue ada salah kan sama lo, makanya lo kesel sama gue?" Tanya dia lagi. Gue cuma menggeleng.

Calum menghembuskan nafas, lalu kedua tangannya diletakkan di bahu gue.

"Yaudah masuk sana. Nanti gue tetep mau jemput lo." Kata calum, lembut.

Gue menggeleng lagi.

"Gue bilang gausah jemput. Siapa tau lo mau jalan sama yasmin lagi." Lanjut gue dengan sengaja. Wajah calum langsung berubah.

Kemaren bilangnya ada acara sama anak futsal kan? Makan tuh acara sama anak futsal.

"Sav..." dia memelas, sepertinya dia tau kenapa seharian ini gue kesel sama dia.

"Lain kali gausah bohong." Kata gue.

"Sav maaf.." dia memelas lagi, bahkan sekarang dia pegang tangan gue.

"Gue kemarin tuh sebenernya--"

"Iya gue tau. Lo kemaren jalan sama yasmin terus lupa mau jemput gue kan?" Kata gue santai.

Calum diem.

"Lo tadinya kalo gabisa jemput gue bilang aja, jadinya acara lo sama yasmin nggak keganggu, dan juga gue nggak nunggu lama sampe malem. Gue marah bukan karena gimana-gimana cal, tapi gue marah karena lo bohongin gue." Kata gue memaksakan senyum lebar. Gue tepuk pundak calum.

"Gue masuk dulu ya. " Kata gue, sebelum  memasuki tempat bimbel, ninggalin calum yang masih diem liatin gue dari motornya.

Aih, drama banget nggak sih?

•••

Selasa malem

Bimbel gue udah kelar dan gue sengaja keluar lebih lama. Males aja nunggu diluar lama-lama, siapa tau calum telat jemput lagi. Eh, itupun kalo dia beneran mau jemput gue. Setelah setengah jam, barulah gue keluar gerbang, lalu duduk di halte. See, calum nggak dateng kan?

Gue celingukan, dan yang gue liat disana cuma ada mobil item yang berhenti nggak jauh dari gue.

Calum beneran nggak jemput ya?

Lalu pintu mobil item tadi terbuka dan muncullah calum dari dalamnya, dia melihat gue dan tersenyum.

ANJIR.

ITU CALUM ANJIR.

"Wei." Kata dia, dia nyamperin gue dan menggandeng gue masuk ke mobil item tadi. Segala pake dibukain pintu.

Kemudian dia masuk mobil lagi, liatin gue yang lagi kebingungan.

"Kenapasih?" Tanyanya.

"Lo...kok bawa mobil?" Gue balik nanya, dengan segala kebingungan gue.

"Kenapa emangnya?"

Gue menggaruk tengkuk gue, lalu menggeleng. "Gapapasih."

Dia ketawa kecil. "Pertama kali gua jemput cewe pake mobil nih. Biasanya mah pake mobil cuma kalo pergi sama mama."

Oh ya?

"Terus kenapa lo jemput gue pake mobil?" Tanya gue lagi. Calum tersenyum hangat dan tangannya terulur ke jok belakang mengambil--

Sebucket bunga mawar putih.

Dia bawa bunga?

"Buat lo." Dia menyodorkan bunga itu ke gue. Gue bingung ini sumpah. Ngapain bawa bungasih?

"Jangan marah sama gue lagi ya sav." Kata dia sambil liatin gue. "Maaf kemaren gue udah bohong." Bener-bener natap gue.

Anjing cal.

Maksud lo kayak gini tuh biar apa?

Pengen gue mati ya?

"Dimaafin kan?" Tanya dia, setelah gue nerima bunganya.

GIMANA NGGAK DIMAAFIN SIH TOLOL. YA DIMAAFINLAH.

Gue mengangguk. Dan calum langsung tersenyum sampai matanya menyipit.

Anjir.

Anjir.

Anjir.

WOI ANJER GUA KENAPANIH?

FAK TAI KENAPA CALUM JADI LUCU GINI?

"Sav?"

Hah?
Ngomong apa dia?

"K-kenapa?" Tanya gue. Aduh gua tadi pake acra ngelamun segala tai.

Dia terkekeh. Tangannya tiba-tiba terulur untuk mengacak rambut gue.

"Kita makan dulu ya? Lo belom makan kan?"

Oalah ngajak makan.

Gue mengangguk. "I-ya boleh."

•••

Calum membawa gue ke sebuah restoran jepang karena dia lagi pengen banget makan ramen. Gue yang sedang dalam keadaan ngefly karena perlakuan calum tadi, jadi iya iya aja.

"Jadi lo beneran suka sama luke?"

"UHUKK--"

Fak tenggorokan gue panas.

"Maap maap." Calum langsung mengambilkan minum gue. "Nih minum."

Ah anjer, keselek kuah ramen gini amat.

"Sori ya." Kata calum lagi, tangannya dengan santai meraih tisu dan mengelap bibir gue.

Waw kayak ftv.

Gue tersadar.

"Ng--iya gapapa."

Hening.

Dan yes.
Sekarang kita awkarin.
Eh, awkward.
Mampus.

"Udah belom keseleknya?" Tanya calum tiba-tiba.

"Udah kok."

Dia nyengir. "Yaudah gue mau nanya lagi." Katanya.

Oh fak,

no.

"Lo suka sama si tiang?" Tanya calum, wajahnya serius.

Woi kenapa jadi tegang gini suasananya.

Gue diem. Mau jawab iya, tapi entah kenapa rasanya susah. Padahal udah jelas kan, gue suka sama luke. Sejak setahun yang lalu, dari kita kelas sebelas.

"K-kenapa emang?" Gue malah balik tanya.

Calum liatin gue agak lama, lalu geleng sambil senyum. Bikin bingung aja ni anak.

"Udah buruan makan."

Ish gajelas.









•••

Gue masa bingung sm alur cerita gue sendiri:(
kasih saran sabi lah.

dititipin | calum ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang