3. Again.

2.8K 215 68
                                    

Khaira tampak mengantuk di kelas. Saat ini di kelasnya sedang pelajaran Bahasa Indonesia.

Gurunya itu sangat membosankan sekali. Sejak tadi, gurunya hanya bercerita tentang pengalaman pribadinya. Lima menit sebelum bel pulang berbunyi, gurunya baru menjelaskan pelajaran. Selalu seperti itu. Nama guru itu adalah pak Deno.

TETT... TETT...

Bel pulang sudah berbunyi. Ini yang Khaira tunggu sejak tadi. Pak Deno pun segera keluar dari kelas XI IPA-4.

Murid-murid kelas XI IPA-4 segera membereskan barang-barang mereka masing-masing. Setelah itu, mereka keluar kelas untuk pulang ke rumah masing-masing.

"Mau bareng, Khai?" Tanya Diva.

"Gak Div. Gue dijemput sama supir." Diva mengangguk lalu meninggalkan kelas.

Kini, tinggal Khaira sendirian di kelas. Ia sedang membereskan barang-barangnya.

Setelah selesai, ia segera keluar kelas. Ia berjalan sepanjang koridor yang sudah sepi.

Khaira segera berjalan ke arah gerbang sekolah untuk menunggu supirnya.

"Lama banget dah," ujar Khaira yang sudah lelah menunggu.

Hampir satu jam Khaira menunggu supirnya itu. Tapi tetap saja supirnya itu tidak kunjung datang.

"Pak Rio, Khaira numpang duduk ya," ujar Khaira kepada satpam sekolah yang bernama pak Rio.

Pak Rio mengacungkan jempolnya. Khaira duduk di pos satpam sambil menunggu supirnya itu menjemput dirinya.

****

Reza dan keempat sahabatnya saat ini berada di kantin. Padahal, bel pulang sudah berbunyi sejak satu jam yang lalu.

"Pulang kuy?" Ujar Naufal.

Reza, Reno, Kevan, dan Gibran mengangguk. Mereka berlima menuju penjual es teh untuk membayar pesanan mereka tadi.

"Za!" Ujar Gibran yang membuat Reza kaget.

"Apa sih?! Bikin gue kaget aja!"

"Itu liat dah," ujar Gibran sambil menunjuk seseorang. Reza mengikuti arah telunjuk Gibran.

"Terus?" Tanya Reza dengan raut wajah kebingungan.

"Mentok Za," ujar Kevan gemas.

"Anterin Khaira lah," ucap Naufal.

Yap, orang yang ditunjuk Gibran tadi adalah Khaira. Khaira yang sedang duduk di pos satpam.

"Mau ngapain?" Tanya Reza yang masih dengan raut wajah kebingungan.

Naufal dan Reno gemas dengan Reza. Naufal dan Reno langsung menaiki motornya.

"Bye Za, gue ama Reno pulang duluan ya," ujar Naufal.

Naufal dan Reno pun menancapkan gasnya dan melesat pergi dari hadapan Reza, Gibran dan Kevan.

"Gue juga Za!" Ujar Gibran sambil menaiki motornya.

Gibran segera melesat pergi dari hadapan Reza dan Kevan.

"Gue juga mau pulang Za, ada janji sama nyokap." Kevan segera menaiki motornya dan melesat pergi dari hadapan Reza.

****

"Aduh, lama banget sih jemputnya!" Gerutu Khaira.

My mother is calling you...

Khaira segera mengangkat telepon dari Mamanya itu.

"..."

"Terus aku gimana Ma?"

"...."

"Ya udah nanti aku nyari angkutan umum aja."

"...."

"Oke."

TUUTT.. TUUTT..

Nada panggilan dari seberang sana terputus. Khaira menghela napas. Kali ini ia harus menunggu angkutan umum.

"Ayo naik," ujar seseorang dari balik helm full facenya.

Khaira mengernyit kebingungan.
"Ayo naik," ulangnya sekali lagi setelah melepaskan helm full facenya.

"Itu kan orang yang nabrak plus nolongin gue tadi," batin Khaira.

Khaira menimbang-nimbang dengan penawaran Reza. Yap, orang yang menawarkan Khaira adalah Reza.

"Gak deh, makasih. Gue nunggu angkutan umum aja," ucap Khaira sambil tersenyum dan memperlihatkan lesung pipinya di sebelah pipi kanan.

"Angkutan umum jam segini jarang lewat. Bareng gue aja yuk? Gue jamin kok, lo bakal nyampe rumah," ujar Reza.

Akhirnya Khaira mengangguk. Dan segera saja ia menaiki motor ninja Reza.

Awalnya ia bingung cara menaikinya. Cuman, ia dibantu oleh Reza.

Di sepanjang perjalanan, tidak ada yang berbicara. Hanya suara deru motor yang terdengar.

"Rumah lo dimana?"

"Di perumahan mawar, blok K nomor 4. Warna catnya ungu muda," ujar Khaira dan dibalas anggukkan oleh Reza.

****

Mereka pun sampai di depan rumahnya Khaira. Khaira langsung saja membuka pagar untuk masuk ke dalam.

"Oh iya! Gue kan belum bilang terima kasih," batin Khaira.

Khaira membalikkan badannya untuk menghadap ke Reza lagi. Tetapi, saat ia membalikkan badannya, Reza sudah tidak ada lagi.

"Cepet banget sih perginya. Kan gue belum bilang terima kasih," gumam Khaira.

Khaira pun masuk kembali ke dalam rumah. Pikirannya masih memikirkan cowok yang belum ia tahu namanya sama sekali.

Entahlah, Khaira penasaran dengan sosok cowok itu.

____________________________________
Ceritanya ada 647 kata.

Holaaaaaa kalian,

Vommentnya jangan lupa ya. Makasih banyak yang masih mau baca cerita gaje buatanku ini. Hehe.

See you next chapter♥

Dear Heart [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang