31. Plan.

1.6K 77 2
                                    

Semua murid kelas XI IPA-4 menghembuskan napas lega.  Bagaimana tidak, sejak tadi otak mereka terus berpikir untuk memecahkan soal matematika yang diberi oleh guru mereka. Tiga jam pelajaran matematika membuat otak murid kelas XI IPA-4 menjadi pusing.

Khaira memijit pelipisnya lalu berjalan menuju kantin. Teman-temannya sudah duluan pergi ke kantin. Dia terlambat ke kantin karena guru matematikanya menyuruh dirinya untuk membawa buku anak-anak kelas XI IPA-4 ke ruangan guru tersebut.

****

Seorang gadis dengan rambut yang ia biarkan tergerai tampak berjalan menuju rumah kosong yang sudah lama ditinggalkan oleh penghuninya. Gadis itu tampak menengok ke kanan ke kiri memastikan bahwa tidak ada orang yang mengikuti dirinya. Setelah memastikan bahwa tidak ada orang yang mengikuti dirinya, gadis itu masuk ke dalam rumah kosong tersebut.

"Bagaimana? Kalian sudah paham dengan rencana yang gua kasih tau kemaren?" tanya gadis itu kepada anak buahnya.

Anak buahnya mengangguk. "Paham bos."

"Bagus." Gadis itu tersenyum licik.

"Ingat, yang kena nanti itu ceweknya. Bukan cowoknya. Jangan sampe meleset."

"Baik, bos."

Gadis itu tersenyum miring. "Oke. Nanti gua kasih tau tanggal mainnya."

"Siap, bos," jawab anak buahnya dengan serempak. 

****

Teman-temannya Khaira kini sedang berbincang-bincang sambil menunggu pesanan mereka datang dan juga menunggu Khaira datang tentunya.

"Hari Minggu kan Khaira ultah." Ucapan Diva membuat semuanya terkejut. Termasuk Reza. Bahkan,  cowok tampan itu lupa dengan ulang tahun pacarnya sendiri. Bodoh! Bagaimana bisa dia lupa ulang tahun pacarnya sendiri.

"Lo pasti lupa ya Za," tebak Gibran.

Reza menyengir lalu mengangguk. Hal itu membuat teman-temannya menggeleng tidak percaya.

"Ya udah, gak apa-apa Za. Namanya juga manusia," ujar Kevan.

"Baiklah. Hm, gimana kita bikin kejutan buat Khaira?" Usul Nanda.

"Kejutan kayak gimana?" tanya Gibran dengan alis yang sedikit menyatu.

"Mungkin, kita bisa ngediemin dia sampai hari ultahnya. Terus kita kasih tau keluarganya biar ngebantu kita bikin kejutan untuk Khaira," ucap Nanda lagi.

"Setuju!" Jawab Naufal dan Gibran kompak.

"Ikut ajalah ya," jawab Reza sambil terkekeh pelan.

"Semuanya setuju kan? Kalo setuju, mulai besok kita ngediemin Khaira. Dan sekarang, bersikaplah biasa aja. Jangan sampe ketahuan kalo kita ngerencanain sesuatu. Karena orangnya lagi menuju kesini," kata Nanda sambil menunjuk Khaira dengan dagunya yang sedang berjalan ke arah meja yang mereka tempati.

"Hai," sapa Khaira lalu duduk di sebelah Nanda yang berhadapan langsung dengan Reza.

"Kalian ngomongin apa sih tadi? Dari jauh gue liatin kayaknya serius banget."

"Ehm, ngomongin ren--,"

"Kita ngomongin Nikita. Ya, ngomongin Nikita," potobg Diva cepat sebelum Gibran melanjutkan ucapannya yang sepertinya akan menghancurkan seluruh rencana mereka.

Khaira mengeryit. "Nikita kenapa?"

"Nikita kenapa gak gabung sama kita ya? Biasanya juga dia udah dateng kesini sambil bawa nampan yang isinya pesanannya. Kok sekarang enggak. Itu yang kita omongin tadi Khai," jawab Nisrina membuat semuanya menghembuskan napas lega.

"Oh iya deh. Kok gue baru sadar ya? Reza ama yang lainnya kan sekelas sama Nikita tuh. Pasti taulah tadi Nikita masuk sekolah apa enggak?" Ucapan Khaira membuat Reza dan yang lainnya saling pandang satu sama lain.

"Eh? Anu Khai itu loh anu... Duh... Anu Khai... Si Nikita... La--"

"Nikita lagi sakit," jawab Kevan cepat yang memotong ucapan Gibran.

Khaira tertawa pelan. "Kok gugup si Gib? Lo kenapa?"

"Gue gak kenapa-kenapa."

Khaira terkekeh. "Nikita sakit apa ya? Jengukin yuk."

Ucapan Khaira membuat semuanya membulatkan matanya. Khaira mengangkat sebelah alisnya. Menatap teman-temannya yang sepertinya terkejut dengan ucapannya tadi.

"Gue gak bisa. Ada les," jawab Diva.

"Gue juga gak bisa. Gue sama Nanda mau ke mall," jawab Nisrina yang diangguki oleh Nanda.

"Gue juga. Ama nyokap disuruh nemenin ke rumah nenek," jawab Bunga.

"Gue, Gibran, Reza, Kevan, ama Reno mau ke rumah Kevan. Mau silaturahmi sama keluarganya. Udah lama gak silaturahmi sama keluarga Kevan," jawab Naufal.

"Kok sibuk semua? Ya udah, gue a--"

Drrttt... Drrttt...

Ucapan Khaira terpotong karena getaran dari ponsel gadis itu yang menandakan ada notifikasi. Khaira menghembuskan napas lalu merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya.

LINE
Mama

Nanti langsung pulang. Jangan kemana-kemana.

Siap bos!

Setelah membalas pesan dari mamanya, Khaira memasukkan ponselnya ke dalam saku bajunya.

"Kenapa, Khai?" tanya Bunga.

"Gue juga gak bisa. Soalnya nyokap nyuruh gue langsung pulang."

Jawaban dari Khaira membuat semuanya menghela napas lega. Setidaknya mereka selamat atas kebohongan mereka hari ini. Yap, merek berbohong tentang Nikita yang lagi sakit. Padahal sebenarnya mereka sama sekali tidak tahu kenapa Nikita tidak masuk hari ini. Dan mereka juga tidak ingin tahu.

__________________________________
Ceritanya ada 717 kata.

Hola-hola, i'm come back guys.

Dikit ya? Aku tahu kok. Maafkan aku kalau ceritanya makin kesini makin gaje. Maklum ya aku masih amatiran.

Oh ya, aku mau minta maaf nih sama kalian kalau aku punya salah ya sama kalian. Mohon maaf lahir dan batin😇 maaf telat ya ngucapinnya😂

Don't forget for vomment guys. Hope you like! Let's enjoy and happy reading😃

See you next chapter💞

Dear Heart [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang