22.Confusion.

1.7K 99 4
                                    

Reza mengacak-ngacak rambutnya frustasi. Berapa kali ia mondar-mandir lalu duduk lagi di kasur. Berapa kali juga ia mengecek ponselnya untuk memastikan ada notifikasi dari Khaira atau tidak.

"Arrghh!" Ucapnya frustasi.

Reza mengambil ponselnya di atas nakas. Dia mengetik kata-kata lalu dihapus lagi. Mengetik kembali lalu dihapus lagi.

"Ya ampun. Gue kok jadi gini sih?" Ujarnya pada diri sendiri.

Drrrttt... Drrrttt...

Ada notifikasi masuk ke ponsel Reza. Segera saja, Reza membuka notifkasi itu.

LINE
Nikita Radela.

Za.

Temenin ke toko buku yuk.

Reza menimbang-nimbang tawaran Nikita. Dia takut, Khaira tak sengaja melihatnya dan salah paham.

Gak bisa. Gue sibuk.

Reza mematikan ponselnya lalu diletakkan di atas nakas. Dia merebahkan tubuhnya di atas kasur. Memejamkan matanya. Berusaha untuk tidur.

****

Khaira memandangi layar ponselnya. Biasanya, Reza mengiriminya pesan sebanyak mungkin. Tapi kali ini tidak? Dia menjadi cemas.

Khair memutuskan untuk bertanya kepada Diva. Ia pun mengirimi pesan kepada Diva.

LINE
DivaNasreyaA.

Diva

Dipaaa

Apaaan wey?

Reza gak apa-apa kan ya?

Gapapa kok.

Dia aja nongol di group tadi.

Oh.

Makasih infonya.

Khaira menghembuskan napas lega. Dia mematikan ponselnya dan ia letakkan di atas nakas. Dia pergi ke meja belajar dan membaca sebuah novel.

****

"REZA!" Teriak Gibran di ambang pintu kamar Reza.

Gibran, Naufal, Kevan, dan Reno sedang main ke rumah Reza. Saat masuk ke kamar, mereka melihat penampakkan Reza sedang tidur dengan selimut menutupi semua badannya.

Gibran menendang bokongnya Reza.

"BEGO! SAKIT GIBRAN! KAMPRET! DASAR SAHABAT LAKNAT!" Teriak Reza. Refleks.

Gibran terkekeh. "Maap, Za."

Reza mendengus lalu kembali tidur. Menarik selimutnya hingga menutupi sebagian kepalanya.

"Bangun elah!" Ucap Naufal sambil menggucang tubuh Reza.

"Galau lo ya? Makanya kek gini," ujar Kevan.

Reza bangun lalu merubah posisinya menjadi duduk. "Lo pada ngapain ke rumah gue sih?! Ganggu aja elah!"

"Nemenin lo lah. Kan lo lagi galau. Takut aja gitu, nanti lo mau coba bunuh diri. Kan banyak yang kayak gitu," ucap Gibran.

Reza menghampiri Gibran lalu menjitak kepalanya. "Kalo
ngomong disaring dulu."

"Tampol bego nanti kebiasaan," ucap Reno.

"Adu kambing najis!" Ujar Gibran.

Reza berjalan menuju balkon kamarnya. Ia berdiri memandangi pemadangan. Pikirannya kacau. Seminggu ini, ia terus merenungi diri. Merenungi kenapa Khaira menghindar darinya?

"Sabar, bro," ucap Naufal sambil menepuk bahu Reza pelan. Reza menoleh sekilas lalu kembali memandang ke arah depan.

"Gue buat salah kali ya sama Khaira?"

"Hm, gue gak tau."

"Apa mungkin Khaira bosen sama gue?"

"Gak mungkin lah. Baru juga jadian."

Hening.

Reza tak membalas ucapan Reno. Dia sedang galau. Galau cuman gara-gara seorang gadis yang telah merebut hatinya.

"Udahlah, Za. Mending lo coba deh kirim pesan ke Khaira. Siapa tau kali ini dibales," saran Naufal.

Reza mengangguk lalu masuk ke dalam kamarnya. Mengambil ponselnya yang ia letakkan di atas nakas. Lalu, dia kembali lagi ke balkon kamarnya.

LINE
FereyaKhaira.

Khai.
Lo kenapa sih ngejauhin gue? Kasih tau gue Khai.

Reza mematikan ponselnya. Beberapan menit kemudian, Reza menerima balasan dari pesan yang ia kirimkan tadi.

Jauhin gue untuk saat ini.

Reza membulatkan matanya. Apa-apaan ini?! Balasan seperti ini tidak diharapkan oleh Reza. Dia menghembuskan napas berat. Menjauh? Untuk berapa lama? Reza mengacak-ngacak rambutnya frustasi.

"Kenapa, Za?" Tanya Naufal. Reza menyodorkan ponselnya agae Naufal membaca sendiri. Naufal terkejut.

"Lo suruh ngejauhin dia? Apa alasannya coba?" Reza menggeleng pertanda bahwa ia juga tidak tahu.

Reza masuk ke dalam kamarnya. Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur. Menarik selimutnya hingga menutupi sebagian kepala. Ia galau. Dia butuh istirahat untuk menenangkn pikirannya.

Reno, Kevan, dan Gibran memandang Naufal.

"Kenapa?" Tanya Kevan.

"Reza galau."

____________________________________
Ceritanya ada 577 kata.

Pendek? Iya aku tahu kok. Maaf ye.

Vommentnya jangan lupa. Jangan jadi silent readers.

See you next chapter♥

Dear Heart [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang