23.The Game.

1.6K 103 16
                                    

Khaira memandang jendela kelasnya. Dia tampak enggan untuk mendengarkan penjelasan dari pak Farel. Sesekali ia menghela napas.

"Khai."

Khaira menoleh ke arah Diva yang duduk di sampingnya. Dia menautkan alisnya.

"Lo kenapa?"

"Gapapa. Cuman, gue kesepian aja gak ada Reza."

Diva menghela napas. "Sabar ya. Kita lihat aja dulu."

Khaira mengangguk mengiyakan.

****

Kini, Khaira sedang berjalan menuju perpustakaan. Ia sedang malas ke kantin. Mending, ia menghabiskan waktu istirahatnya di perpustakaan sambil membaca buku.

Khaira masuk ke dalam perpustakaan. Perpustakaan itu hening. Hening karena ada peraturan 'Dilarang berisik.' Khaira berjalan menelusuri rak buku yang berisikan novel. Khaira menemukan buku novel yang semua orang menyukainya. Yaitu...

Romeo and Juliet.

Tangan Khaira bergerak untuk mengambilnya. Saat mengambil, tangan yang lain juga ikutan mengambil. Khaira mendongak. Dia pun langsung menurunkan tangannya dan berbalik. Ia ingin ke kelas saja.

"Khai, tunggu!"

Khaira tetap berjalan keluar perpustakaan. Sedangkan orang itu masih berusaha untuk mengejar Khaira.

"Khai," ucap orang itu saat langkahnya sudah sejajar dengan langkah Khaira. Khaira enggan untuk menjawab. Ia melebarkan langkahnya agar cepat-cepat sampai di kelas.

"Khaira, gue mau ngomong," ucapnya sambil mencekal tangan Khaira. Khaira pun menghentikan langkahnya lalu menghadap orang itu sambil menautkan alisnya.

"Lo kenapa ngejauhin gue? Udah bosen sama gue? Iya?" Tanya orang itu.

"Reza! Gue bilang apa? Untuk saat ini kita ngejauh dulu. Nanti lo juga bakal tau." Khaira menyentak tangan Reza lalu berlari menuju kelasnya.

Reza hanya menatap punggung Khaira sampai menghilang. Lalu, ia membuang napas secara kasar.

****

Khaira duduk di bangkunya. Menenggelamkan wajahnya. Hatinya bergemuruh tidak jelas.

"Khaira?"

Sang empunya nama mendongak. "Kenapa?"

"Lo Khaira kan?" Khaira mengangguk.

"Ini, buat lo." Orang itu menyodorkan sebuah kotak kecil yang bersampulkan kertas kado warna merah muda.

"Dari siapa?"

"Dari anak kelas XII. Siapa ya tadi namanya. Ni... Ni... duh siapa ya?"

"Nikita?" Tebak Khaira.

"Nah, iya itu. Ya udah, gue pergi dulu ya," ucap orang itu lalu berlari meninggalkan kelasnya.

Khaira melihat kotak kecil yang dipegangnya. Ragu untuk membuka kotak kecil itu. Ia pun memutuskan untuk membukanya di rumah saja.

****

Khaira segera keluar kelas begitu bel pulang berbunyi. Ia berlari ke arah parkiran sekolah. Dari kejauhan, ia dapat melihat mobil jemputannya. Khaira mempercepat larinya.

"Ayo, Pak."

Pak Fino -supirnya- mengacungkan jempolnya lalu masuk ke dalam mobil diikuti oleh Khaira. Dia mengeluarkan kotak kecil dari tasnya. Memandangi kotak itu dengan cukup lama. Penasaran dengan isinya. Lalu, ia masukkan kembali ke dalam tas.

Beberapa menit kemudian, mobil Khaira telah masuk ke dalam pekarangan rumahnya. Segera saja, Khaira turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah. Ia berlari menaiki anak tangga menuju kamarnya. Sanf mama yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala.

Khaira duduk di atas kasur. Mengambil kotak kecil yang ia simpan di dalam tasnya. Lalu, ia merobek kertas kado bewarna merah muda yang menjadi pembungkus kotak itu.

Dengan cepat, Khaira mengambil isi kotak itu. Terkejut. Isi kotak itu adalah Nikita sedang foto berpelukan dengan Reza. Hati Khaira bergemuruh. Sakit melihat foto itu. Khaira membalikkan fotonya dan ada sebuah tulisan.

Welcome to the game Fereya Khaira Aprilia.

Khaira tersenyum sinis membaca tulisan itu.

"Gue akan ikutin cara main lu," gumam Khaira.

____________________________________
Ceritanya ada 511 kata.

Holaaaa, I'm come back.

Update terakhir ini. Aku mau persiapan UKK. Jadi, aku akan kembali pada tanggal 10 Juni.

Vommentnya jangan lupa guys.

See you next chapter♥

Dear Heart [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang