19.First Fight.

1.8K 103 33
                                    

"Orang ketiga itu seperti hama. Hanya bisa merusak."

****

Khaira tampak tak fokus dengan penjelasan pak Deno. Ia masih memikirkan mantannya Reza. Khaira membuang napas.

Drrttt... Drrttt...

Handphone Khaira bergetar. Dengan hati-hati, ia mengambil handphonenya itu agar tidak ketahuan oleh pak Deno. Ada notifikasi masuk. Segera saja ia membuka dan membacanya.

LINE.
Reza F.

Jangan ngelamun. Yang bener belajarnya. Gue gak suka sama cewek yang gak fokus pas belajar.

'Lah? Kok dia tau sih gue gak fokus?' Batin Khaira.

Khaira menoleh ke arah jendela. Terlihat, ada Reza yang berjalan melewati kelasnya. Khaira memandang punggung Reza hingga punggung Reza menghilang.

"Khaira," panggil pak Deno membuyarkan lamunan Khaira.

Khaira mengerjap. "Ya, Pak?"

"Perhatikan. Jangan melamun," ucap pak Deno.

"Iya, Pak."

'Apa yang mau gue perhatiin? Orang daritadi tuh guru cuman nyeritain liburan ama keluarganya,' batin Khaira.

****

Khaira sedang merapikan barang-barangnya. Bel pulang sudah berbunyi. Ia ingin cepat-cepat pulang.

"Khai, bareng yuk ke parkiran. Gue ditunggu Naufal di sana," ucap Diva.

Khaira mengangguk lalu menggandeng tangan Diva sambi berjalan keluar kelas. Sepanjang perjalanan, Khaira lebih banyak diam. Itu membuat Diva bingung. Tak biasanya Khaira seperti ini.

"Lo kenapa, Khai?"

Khaira menoleh sekilas ke arah Diva lalu membuang napas. Ia memaksakan tersenyum lalu menggeleng.

"Jangan bohong. Lu tau kan kalau lo gak bisa bohong ke gue," kata Diva lagi.

Khaira menghentikan langkahnya begitu juga dengan Diva.

"Gue masih kepikiran sama mantannya Reza. Gimana kalo si Nikita itu masih sayang sama Reza terus berusaha untuk ngehancurin hubungan gue. Gimana Div?" Ucap Khaira.

Diva memegang bahu Khaira. "Pertahanin dong. Jangan takut, Khai. Ada gue. Ada Nisrina, ada Nanda, ada Bunga. Ada sahabat lo. Kalau Reza bener-bener serius sama lo, dia juga bakalan pertahanin hubungan kalian. Tapi, kalo sebaliknya, gue hajar nanti Rezanya."

Khaira tertawa kecil.

"Nah, gitu dong. Yuk ke parkiran," ajak Diva sambil menggandeng tangan Khaira. Setidaknya, hati Khaira lebih tenang sedikit mendengar ucapan Diva.

Dear Heart [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang