30. False Apology.

1.7K 84 6
                                    

Hari Senin, hari yang menyebalkan menurut pelajar. Kenapa menyebalkan? Selain upacara yang berdiri hingga satu jam itu, terkadang ada pelajaran guru killer di hari Senin.

Khaira tidak pernah benci ataupun sebal dengan hari Senin. Tapi tidak dengan hari ini, ia begitu benci dan sebal dengan hari Senin. Di hari Senin ada pelajaran bu Sheva. Dan sialnya dia lupa mengerjakan PR yang diberikan oleh guru killer tersebut.

Di sinilah sekarang, Khaira berdiri dengan tangan yang ia tempelkan ke alis. Sebagai tanda dia sedang hormat kepada bendera sang merah putih. Terik matahari membuat keringatnya bercucuran kemana-mana. Bajunya telah basah dengan keringat.

Untung saja, gadis itu memakai baju putih polos di dalam seragamnya. Kalau tidak, habislah sudah. Kakinya yang menopang tubuhnya juga sudah lelah. Pasalnya, dia sudah satu jam berdiri di lapangan sendirian.

Khaira hanya menunggu bel istirahat berbunyi agar hukumannya selesai dan dia bisa duduk untuk melepaskan penatnya. Khaira menurunkan tangannya untuk melihat jam diarloji yang melingkar cantik di tangan kanannya.

Masih ada tiga menit lagi untuk bel istirahat berbunyi. Khaira menempelkan kembali tangannya di alis lalu mendongak ke atas untuk menatap bendera sang merah putih.

Siswa-siswi yang duduk di jendela bisa melihat Khaira si most wanted yang tengah dihukum di lapangan sendirian. Ada yang menatapnya kasian ada juga yang menatapnya biasa-biasa saja.

TEETTT... TEETTT...

Akhirnya, bel yang sudah ditunggu-tunggu Khaira berbunyi juga. Khaira menurunkan tangannya lalu mengelap keringat yang telah membanjiri wajah cantiknya. Khaira menghela napas lelah lalu berjalan menuju kantin.

Gadis itu membeli air mineral dingin sebentar. Setelah mendapatkan air mineralnya, gadis itu melihat ke arah meja yang biasanya selalu diisi oleh teman-temannya. Khaira menautkan alisnya karena tidak ada teman-temannya di situ. Akhirnya, gadis itu menghampiri meja tersebut dan duduk di bamgku. Bermaksud untuk menunggu sampai teman-temannya datang.

"Hai, lama nunggunya ya Khai?" Sapa seseorang membuat Khaira mendongak. Terlihat, Nisrina yang sedang tersenyum manis ke arahnya. Khaira hanya mengangguk sebagai jawaban.

Semua teman-temannya telah kumpul di meja. Mereka memesan makanan. Sambil menunggu pesanan mereka datang, mereka bercanda ria seperti biasanya.

"Gimana hukuman lo? Menyenangkan?" tanya Diva yang terdengar seperti mengejek. Dasar sahabat lucknut pikir Khaira.

"Nyenengin. Pake banget malah," jawab Khaira ketus membuat Diva tertawa keras.

Reza menautkan alisnya. "Dihukum?"

"Iya dihukum. Dia gak ngerjain tugasnya Bu Sheva," jawab Diva sambil menyereput es teh manisnya yang telah datang.

"Kok bisa?" tanya Reza.

"Bisalah." Khaira mendengus sebal.

"Ganti topik lain," ucap Khaira. Dia tidak ingin membahas hukuman yang dia jalanin tadi.

Selang beberapa menit, makanan yang mereka pesan pun akhirnya datang. Mereka makan dalam keadaan hening. Semua tampak menikmati makanan mereka masing-masing.

"Hai," sapa seseorang membuat mereka semua mendongak. Terlihat, gadis dengan rambut blonde yang ia kuncir kuda sedang tersenyum manis ke arah mereka semua.

"Boleh gabung?" tanya gadis itu tetap dengan senyuman manisnya yang tercetak diwajah cantiknya itu.

Mereka semua melongo tak percaya. Ingin rasanya mereka memuntahkan isi perut mereka ke arah gadis yang sedang berdiri dengan senyuman manisnya. Tapi sayang, mereka masih waras untuk melakukan hal konyol seperti itu.

"Boleh gabung?" Gadis yang bernama Nikita itu bertanya sekali lagi. Senyum manis masih tercetak jelas di wajahnya. Membuat mereka semua tersenyum miring. Senyum palsu! Pikir mereka semua.

"NO!" Jawab mereka kompak yang tampak seperti paduan suara. Membuat Nikita tersenyum kecut.

"Gue minta maaf sama kalian. Gue tau selama ini gue salah. So, kalian mau kan maafin gue? Sekarang, gue cuman mau nambah temen aja. Bosen nyari musuh terus."

"Baru sadar," celetuk Gibran tanpa dosa.

Nikita tersenyum tipis. Reza yang sedari tadi diam akhirnya berbicara juga.

"Gue tau lu cuman pura-pura."

Nikita menggeleng kepalanya. Pertanda bahwa gadis itu serius dengan ucapannya. "Gue gak pura-pura."

Entah kenapa, ucapan Nikita terdengar tulus ditelinga Khaira. Membuat gadis yang lahir dibulan April itu sedikit luluh untuk memaafkan Nikita.

"Guys, sebaiknya kita maafin dia aja deh." Ucapan Khaira membuat teman-temannya melotot tak percaya. Khaira hanya menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.

"Gue gak terima!" Ucap Kevan dan Naufal bersamaan.

"Gini, Tuhan aja selalu maafin hamba-Nya. Masa kita gak sih? Kita ini cuman manusia loh. Semua manusia juga pasti pernah ngelakuin kesalaha," jelas Khaira.

Mau tidak mau, semuanya terpaksa memaafkan Nikita. Tapi, mereka semua tetap waspada. Karena mereka tahu kalau Nikita bukan gadis yang menyerah begitu saja. Apalagi meminta maaf pada musuhnya.

Nikita tersenyum manis lalu dudun di sebelah Khaira. Kebetulan, Reza duduk di hadapan Khaira. Semuanya mendengus sebal. Karena ucapan Khaira yang membawa nama Tuhan membuat mereka semua terpaksa memaafkan Nikita. Sebelum, Khaira akan memberi ceramah kepada mereka yang super panjang kali lebar kali tinggi.

Nikita tersenyum kemenangan.

'Berhasil,' batinnya.

__________________________________
Ceritanya ada 757 kata.

Hola, i'm come back.

Hari ini aku update 2 part loh. Wkwk. Vommentnya jangan lupa dong. Aku sedih. Masa awal-awalnya doang yang votenya banyak. Akhir-akhirnya malah dikit.

Bikin orang seneng itu dapet pahala loh. Oke deh. Hope you like. Let's enjoy and happy reading.

See you next chapter♡

Dear Heart [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang