9.Only With My Brother.

2.3K 163 15
                                    

Setelah emosi Reza reda, ia kembali menaiki motornya untuk pulang ke rumahnya.

Tidak butuh waktu lama, Reza telah sampai di depan gerbang rumahnya. Segera saja, ia memasuki pekarangan rumahnya dengan motor ninjanya itu.

Lalu, ia memasukkan motor ninjanya itu ke dalam garasi. Setelah itu, ia segera masuk ke dalam rumahnya.

Sepi. Satu kata buat rumah Reza. Rumah Reza sepi sejak kepergian bunda tercintanya. Ayahnya sibuk bekerja. Reza memakluminya. Toh, ayahnya bekerja untuk dirinya.

Reza menaiki anak tangga menuju kamarnya. Kamarnya yang bernuansa biru laut. Warna kesukaan dirinya.

Ia masuk ke dalam kamarnya. Ia segera mengganti pakaian seragamnya dengan pakaian rumahan. Setelah itu, ia merebahkan badannya diatas kasur.

Hari ini, hari yang melelahkan bagi Reza. Emosinya cukup terkuras gara-gara gadis yang ia benci. Ia benci gadis itu. Kesalahan gadis itu sama sekali tidak bisa dimaafkan. Sama sekali tidak.

****

Khaira cukup tenang saat membaca pesan yang dikirim oleh Reza. Ternyata Reza sudah sampai rumah. Tidak dipungkiri lagi ia khawatir kepada Reza.Cuman, ia cukup malu untuk mengungkapkannya. 

Ia meletakkan handphonenya diatas nakas. Ia cukup bosan hari ini. Tidak ada kegiatan apapun yang bisa ia lakukan.

Ceklek...

Pintu kamar Khaira terbuka. Menampilkan sosok laki-laki muda yang gagah. Yap, dia abangnya Khaira.

Khaira melongo melihat sosok abangnya dengan mulut yang sedikit terbuka. Abangnya itu terkekeh melihat ekspresi adiknya itu. Abangnya pun duduk ditepi kasur Khaira.

"Awas, nanti air liurnya netes," ucap abangnya Khaira dengan tawa yang meledak.

Khaira mengerjap. Ia menutup mulutnya rapat-rapat. Dalam hati, ia mengumpat abangnya itu.

"Lo kenapa melongo tadi? Kenapa? Abang tambah ganteng ya?" Ucap abangnya dan Khaira mendecih.

"Bukannya lo kuliah?"

"Gua cuti dua minggu," jawab abangnya itu enteng.

"Keluar sana, Bang." Khaira mendorong tubuh abangnya itu agar keluar dari kamarnya sekarang.

"Bentar kek, gue masih betah di sini," ucap abangnya Khaira.

"Bang Arka!" Ucap Khaira kesal. Yap, nama abangnya Khaira adalah Arka Aldian Pratama. Lebih sering disapa Arka.

Arka terkekeh melihat ekspresi Khaira yang sedang kesal.

"Mau jalan gak? Abang mau jalan-jalan nih, nanti abang yang traktir deh," ucap Arka. Lagi-lagi Khaira melongo.

"Mau apa gak? Sebelum gue berubah pikiran," ujar Arka.

"Mau. Tumben lo baik," kata Khaira sinis.

Arka mengendikkan bahunya. Ia segera keluar dari kamar Khaira.
"CEPETAN GANTI BAJU YA, FEREYA KHAIRA APRILIA!" Teriak Arka dari ambang pintu.

Dear Heart [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang