16.Meet Rafasha.

1.8K 108 12
                                    

"Kamu pergi lalu kembali. Memintaku untuk menjalin hubungan baru. Tapi, hati ini pernah retak? Mungkinkah bisa kembali utuh kepada orang yang sama?"

****

Khaira melihat jam dinding kamarnya. Jam masih menunjukkan pukul 15.15. Masih lama pikirnya. Ia mengambil ponselnya diatas nakas. Jari jemarinya mulai menari nari diatas keyboard.

Ting!

Bunyi notifikasi berbunyi. Menandakan ada pesan yang masuk. Dengan cepat, Khaira membuka pesan itu dan membacanya.

Jadinya jam 4? Ya udah. Seterah lo aja ya Khai.

Khaira tersenyum kecut. Pasalnya, ia akan bertemu dengan seseorang yang meninggalkannya dulu. Siapa lagi kalau bukan Rafasha.

Khaira meletakkan ponselnya diatas nakas. Ia mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi. Setidaknya mandi akan menyegarkan tubuhnya yang sudah lengket dengan keringat.

Beberapa menit, Khaira sudah selesai mandi. Dia mulai memilih-milih pakaian yang pantas untuk digunakan. Tak biasanya ia begini.

"Nah! Ini cakep!" Gumamnya.

Khaira memilih dress bewarna ungu muda yang panjangnya selutut. Setelah merasa siap, Khaira mengambil tas kecil dan memasukkan ponselnya serta dompet. Lalu, ia turun ke bawah untuk berpamitan kepada mamanya.

"Ma! Aku mau ke taman ya," ucap Khaira. Mamanya hanya mengacungkan jempolnya.

Khaira berjalan kaki menuju taman dekat rumahnya. Tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat. Tapi, kalau minta diantarkan oleh pak Fino itu kebangetan sekali. Karena jalan kaki juga akan sampai dalam waktu beberapa menit.

Saat sampai di taman, ia duduk di bangku panjang. Dia melirik arloji ungunya yang melingkar indah di tangan kanan.

15.35.

Khaira mengambil ponselnya di atas nakas. Ia mengirim pesan singkat untuk seseorang.

Ting!

Lagi-lagi, orang itu membalas pesan Khaira dengan cepat. Terkadang, Khaira juga heran. Mengapa orang itu bisa membalas pesannya dengan cepat? Apa kerjaannya terus mantengin ponsel?

Iya. Gue otw situ. Tungguin ya❤

Khaira tersenyum kecut melihat emot love dipesan itu. Apa perasaan ini masih sama seperti dulu? Khaira rasa sedikit.

Beberapa menit ia menunggu, akhirnya yang ia orang tunggu datang juga. Tak lain tak bukan adalah Rafasha.

"Hai, Khai! Long time no see."

Khaira tertegun. Rafasha semakin tinggi. Kulitnya putih mulus dan hidung mancungnya sama seperti dulu. Sorotan matanya yang tajam. Perbedaannya cuman tingginya.

"Jangan diliatin gitu ah," ucap Rafasha sambil mencubit pipi Khaira gemas.

Khaira mencebik bibirnya dengan kesal. Rafasha terkekeh. Dia kangen semua hal tentang Khaira.

Hening.

Tidak ada yang mulai pembicaraan. Khaira menggerutu dalam hati.

"Khai." Rafasha memecah keheningan. Khaira menoleh dan menautkan alisnya.

"Gue minta maaf karena dulu gak pamit secara langsung. Please, forgive me?"

Khaira menghembuskan napas. Akhirnya, ia mengangguk. Rafasha tersenyum senang.

"Bisa kita mulai hubungan baru?" Tanya Rafasha.

Ini yang Khaira takutkan. Takut akan pertanyaan Rafasha soal hubungan. Dia masih bimbang dengan perasaannya. Ia harus jawab apa?

Rafasha memandang Khaira. Menanti jawaban yang akan dikeluarkan oleh bibir mungil Khaira. Lama menunggu, Khaira tak kunjung menjawab. Rafasha menghembuskan napas berat.

"Lo udah suka sama yang lain ya, Khai?" Tanya Rafasha.

Bungkam. Masih seperti tadi. Khaira tak menjawab pertanyaan Rafasha untuk kedua kalinya. Lagi-lagi, Rafasha menghembuskan napas berat.

Drrttt... Drrttt...

Ponsel Khaira bergetar. Khaira menoleh Rafasha sekilas lalu mengambil ponselnya itu di dalam tas kecil.

LINE
Reza F

Dimana?

Taman.

Gue otw.

Khaira membelalakkan matanya. Reza otw? Oh no. Ini harus dicegah.

Gak usah.

Gak nerima penolakan. Taman dekat rumah lo itu?

Khaira pasrah. Reza keras kepala. Tak ada gunanya debat dengan Reza. Akhirnya, Khaira mengetikkan tulisan 'iya' untuk jawaban pesan dari Reza. Setelah itu, Khaira memasukkan ponselnya ke dalam tas kecil yang dia bawa.

"Jawabannya apa?"

Khaira menoleh ke arah Rafasha. Dia menghembuskan napas panjang. "Gak tau."

Rafasha berdecak sebal. Dalam hati, ada penyesalan didirinya. Penyesalan datang terakhir. Selalu begitu. Tidak akan pernah berubah.

Tapi, dia harus memperjuangkan Khaira kembali. Masih ada kesempatan kedua. Dia harus menggunakan kesempatan itu. Dia tidak boleh bertingkah bodoh seperti dulu. Tidak boleh. Kesempatan itu belum tentu datang untuk ketiga kalinya.

____________________________________
Ceritanya ada 620 kata.

Hola, I'm come back.

Janjiku untuk audyaulia_9403

Vommentnya jangan lupa. Masih butuh kritikkan. And hope you like. Let's enjoy and happy reading.

See you next chapter♥

Dear Heart [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang