27.Rafasha Moved School.

1.7K 84 8
                                    

"Tante, Khairanya udah sadar?" Tanya Reza ketika melihat Dina -mama Khaira- keluar dari ruang rawat Khaira.

Dina menoleh dan tersenyum simpul. "Eh, kamu masih di sini? Khaira udah sadar kok. Kamu mau masuk?"

"Iya, Tante. Saya sama yang lainnya mau liat keadaan Khaira."

"Oh iya silahkan. Tante sama Papanya Khaira juga mau ke kantin dulu."

Reza mengangguk mengiyakan.

****

"Eh, katanya Kak Khaira dirawat di rumah sakit ya?"

"Denger-denger sih gitu. Kasian ya."

"Iya. Padahal, Kak Khaira orangnya baik banget loh."

Ucapan anak kelas X itu membuat seorang Nikita mendengus kasar. Nikita yang berjalan di belakang adik kelas tersebut hanya bisa mengucap sumpah serapah untuk adik kelasnya tersebut.

"Eh! Lo bisa gak sih kalau jalan gak usah ngobrol. Berisik!" Ucap Nikita membuat adik kelasnya tersebut menoleh ke belakang.

"Eh i-i-iya Kak. Maaf. Kalau gitu, kita duluan ya Kak," jawab adik kelasnya dan berlari meninggalkan Nikita. Nikita hanya bisa menghembuskan napas kasar. Ia pun berjalan menuju kelasnya dengan cepat.

****

Khaira memutar bola mata malas. Sejak tadi, dirinya ditatap oleh teman-temannya dengan intens. Seperti maling motor saja.

"Ish! Kalian ngapain natap gue kayak gitu sih?"

"Jadi, siapa yang ngurung lo di kamar mandi?" Tanya Gibran. Khaira berdecak. Benar dugaannya. Bahwa ia akan diinterogasi oleh teman-temannya itu.

"Nikita. Puas?" Ucap Khaira kesal.

Dada Reza bergemuruh menahan amarah. "Harus dikasih pelajaran tuh anak!"

"Iya tuh," ucap Reno menyetujui.

"Udahlah. Ngurusin dia gak ada habisnya," ucap Khaira.

Diva menggeleng. Pertanda bahwa ia tidak terima dengan ucapan Khaira. "Gak bisa gitu dong!"

"Kalau gak dikasih pelajaran, dia bakal kayak gitu mulu!" Ucap Nanda menggebu-gebu.

****

Seorang laki-laki tampan sedang berjalan di sepanjang koridor. Siswi-siswi yang belu memasuki kelasnya memandang lelaki itu dengan tatapan memuja. Sedangkan lelaki itu hanya cuek. Kini, tujuannya adaah ruang kepala sekolah. Sedari tadi, ia tidak menemukan ruangan yang ia tuju.

'Nih sekolah gede juga,' batinnya.

Merasa lelah, lelaki itu terpaksa menghampiri perempuan yang sedang berdiri di depan kelasnya. Perempuan itu secara terang-terangan memperhatikannya. Tampak sekali, perempun itu sedikit terkejut karena lelaki itu menghampirinya.

Dear Heart [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang