Niall POV
Ku rebahkan Vaila yang sudah tertidur lelap,wajahnya yang oval,hidungnya mancung sangat selaras dengan bibir tipis kecil berwarna pink,pipinya yang tembam selalu terangkat ketika sedang tersenyum,see?she is the cute girl.Belum lagi rambutnya yang berwarna coklat selalu diikat macaam-macam oleh Vika,mereka berdua itu lebih dari anugrah untukku.
Aku bukannya tidak perhatian dengan istriku,kalian salah besar.Aku sadar ada yang janggal dengan Vika akhir-akhir ini.Dia sering melamun,selalu terkaget jika aku bertanya padanya,ada apa denganmu Vik?apa ini semua gara-gara Harry lagi?apa kamu belum melupakan Harry?kenapa Vik?aku ingin marah sebenarnya,kenapa dia tidak adil padaku?tapi rasa sayangku mengalahkan semuanya,untuk menegurnya saja aku tidak bisa.
"Hai",kudengar suara riang Vika dari arah pintu,dia membawa dua buah koper super besar lalu di letakannya di dekat lemari,lalu ia duduk di sampingku sambil tersenyum."sorry aku habis ambil koper"
Aku menggeleng."no problem.btw kamu sangat kuat ya?haha"
Vika tertawa lalu ia mencubit kecil lenganku."enggaklah haha aku tadi dibantu Harry tadi"
Aku berhenti tertawa,ku tatap Vika di bagaian mata dengan dalam,haruskah dia menyebut nama pria itu ketika sedang bersamaku?oh Tuhan kenapa dia tega sekali?tidak tahukah dia kalau aku tidak suka?kenapa dia tak kunjung menyadari ya?aku ini salah apasih?
"Nee?",Vika memanggilku."you ok?"
Aku menggeleng sambil menggenggam tangannya."berjanjilah,jangan pernah meninggalkanku dengan Vaila karena keegoisanmu Vik,aku mencintaimu,sangat mencintaimu."
Vika tersenyum,lalu membalas pegangan tangannya padaku,dan mengangguku."tentu i never leave you Nee, i love u too"
Kutarik ia dalam pelukanku,lalu ku cium puncak kepalanya,semoga selamanya begini,tanpa ada halang rintangan.Amin.
Harry POV
Sebut saja aku makhluk paling egois di muka bumi ini,tapi ini kenyataanya aku mencintai Ristia tapi rasa sayangku ke Vika tidak pernah pudar sedikitpun,entah kenapa Vika,cewek unik itu susah sekali pergi dari ingatanku.Jujur hatiku sakit ketika melihat Niall dan Vika berduaan,aku ingin seperti itu bersama Vika,sangat ingin.
"Daddy?",suara kecil dari arah belakangku membuatku terkaget,aku menoleh dan mendapati Darcy yang baru terbangun,dia mirip denganku tetapi sifatnya sangat mirip dengan Ristia.Darcy agak tomboy di usianya yang sekarang.
"What Hun?",tanyaku sambil mengangkat lalu memangkunya.
"Where's mommy?",tanya Darcy sambil melihat sekeliling,mencari Mommynya.
"Mommy sedang mandi,habis ini Darcy lagi ya Darcy kan bau"
Darcy Huffed."daddy juga bau"
"Iya-iya Daddy bau deh,Darcy lebih bau ya?",ujarku lagi
"Whateverr",Darcy rolled her eyes.
"Darcyyy",teriakan cempreng Marcel dari arah luar membuatku kaget,enggak ayah,ibu,anak sama saja,sama-sama mengagetkan.
"Aha! Marcel! Darcy mau keluar Dad bye!",ucapnya riang lalu berlari,kutarik lengan kecil Darcy,lihat lucu sekali wajahnya ketika sedang cemberut."ada apa Daddy?"
"Cium daddy dulu dong"
Lagi-lagi dia memutar bola matanya,lalu mendekatiku lalu mencium kedua pipiku,aku tersenyum lalu menggigit pelan pipi bulat Darcy,dia heran lalu kembali berlari menghampiri Marcel yang sudah teriak tidak karuan,oh ayolah semoga dia tidak menurun sifat Louis.
"Mana darcy?",wangi shampoo vanilla khas Ristia seketika menyeruak memenuhi ruangan,yah setiap kamar mempunyai kamar mandi langsung.Aku menoleh mendapatinya bingung sendiri.
"Di culik Marcel",jawabku sambil tertawa.
"Dasar Anak,Ayah,Ibu sama saja",ucap Ristia membuatku tertawa fikiranku dan dia ternyata sama saja ya?haha.
"C'mon here babe",Aku memanggil Ristia dan memukul-mukul tempat kosong di sebelahku,maksudku menyuruhnya untuk duduk begitu loh.Ristia mengangkat sebelah alisnya lalu duduk di samping,aku suka ketika Ristia habis mandi,wangi dan menyegarkan.
"Kau belum menciumku",ucapku sambil pura-pura merajuk,yah aku imutkan?
"Terus?",tanyanya heran.
"Cium dong.Mumpung gaada Darcy",aku terkekeh pelan,Ristia menarik kedua pipiku keras."awwww hun!! ini sakittt"
Aku berusaha melepaskan cubitannya tapi ah kaliam taulah Ristia ini tenaganya hampir sama seperti lelaki.
"Oh cukup Vik!"
"Hah?",Ristia melepaskan cubitanny,lalu menatapku dengan ah tatapan yang sama sekali tidak kuketahui,oh god! aku salh bicara,oh god!god!
"Tadi kau bilang apa?",tanyanya sambil menatapku dengan alis terangkat."vik kan?"
"Nope Ris,kau salah dengar",aduh....
"AH",Ristia mengibaskan tangannya lalu pergi keluar sambil membanting pintu,Hazz tamatlah riwayatmu,tamat.
Ohmygod,maaf ini chapternya pendek banget. maaf sekali lagi maaf yaa
next chapter