RISTIA POV
Aku membuka mataku perlahan-lahan setelah kusadari Harry tidak ada di sampingku,kemana dia? Bukankah ini masih waktunya untuk tidur? Aku pun memutuskan untuk menunggunya tapi sampai sekarang Harry tak kunjung datang.
Lebih baik sekarang aku menyusulnya saja,dengan langkah malas aku turun dari kasur sementara Darcy masih tertidur dengan lelapnya.
Aku berjalan ke arah pintu lalu ku buka pintu tersebut. Huh,aku malas kalau harus keluar but yasudahlah.
Ceklek
"HARRY? VIKA?"
Apa aku tidak salah liat?
Aku terdiam sejenak menyaksikan suami dan sahabatku berciuman dan berpelukan tepat dihadapanku. Air mataku sudah memaksa untuk keluar aku benar-benar tidak sanggup lagi.
Harry mendekatiku berusaha memelukku namun aku malah menjauh dan masuk kembali ke kamarku lalu menguncinya. Aku tersandar lemas dibelakang pintu.
Aku benci mereka,aku benci Harry dan aku benci Vika.
Disaat aku sudah berusaha untuk tetap mempercayai Harry ia malah mengkhianatiku,dugaanku memang benar Harry masih mencintai Vika. Well jadi selama ini ia tidak mencintaiku?
Aku meremas rambutku lalu menundukkan kepalaku tepat dilututku. Perih, sakit, marah, kecewa dan sebagainya memenuhi otak dan pikiranku. Harry tega padaku.
Aku memang directioner yang paling beruntung karena Harry mau menikah denganku,but Harrt memperlakukanku seperti ini? Ia selama ini menganggapku apa?
Aku mencintainya, namun ia mencintai sahabatku sendiri.
"Ris,tolong buka pintunya. Aku bisa menjelaskannya",ucap pelan Harry sembari mengetuk-ngetuk pintu
"Pergi,apalagi yang mau dijelaskan?",ucapku lalu bangkit dan menjatuhkan tubuhku disamping Darcy. Aku memeluknya sembari benih air mataku jatuh dipuncak kepalanya. Aku tidak akan membiarkan Vika mengambilmu,Dar.
Tiba-tiba Darcy terbangun membuat aku langsung menghapus air mataku.
"What wrong my mommy?",tanyanya pelan sembari tangannya berusaha memegang wajahku. Oh aku semakin bersedih kalau begini.
"Hanya kelilipan,dar. Darcy tidur lagi ya besok kita pergi jalan-jalan darcy mau kan?",tanyaku lembut.
"Of course,mommy. Mommy tidur juga tapi sambil meluk Darcy ya?",balas Darcy. Dengan anggukan cepat aku langsung memeluknya lebih erat. Hanya dengan Darcy aku bisa sedikit tenang,aku harap ketika aku bangun nanti ini semua hanya mimpi. Aku berharap,lalu kututup kedua mataku.
-skip-
"Mom, c'mon wake up!",ucap seseorang yang kurasa itu Darcy ia mengecup keningku. Membuatku terbangun.
"Okei,mom sudah bangun",ucapku lembut dan membalas ciuman dikeningnya.
"Mom berjanji mau mengajak Darcy jalan kan?",tanyanya. Sekalian untuk melepas semua rasa kesalku tadi malam.
"Sure,Darcy mandi dulu gih."
"Mana daddy?"
"Sedang duduk santai diluar",ucapku. Bahkan aku sendiri tidak tahu dia ada di mana. Aku tidak perduli. Darcy pun hanya mengangguk dan turun dari kasur lalu masuk ke dalam kamar mandi.
Aku memutuskan untuk mencari apartemen nanti bersama Darcy, aku akan menjauhi Harry untuk sementara. Ya seperti itulah.
Aku mencoba untuk tetap bersikap rileks karena aku akan keluar untuk membuatkan sarapan untuk Darcy.