"Sepertinya warna lain saja. Ku pikir yang itu bagus," balas Aaron dengan menunjuk Carrer berwarna biru.
"Baiklah, Miss, saya pilih yang biru itu." ucap Lox pada pegawai tersebut. Lalu pegawai itu menyerahkan Career tersebut memanggil teman yang lain untuk membawa benda tersebut ke kasir. Begitu melihat siapa teman dari pegawai tersebut. Lox berseru kaget, "Jamie?!"
Jamie pawla sendiri juga terkejut melihat sahabatnya berada di tempat ini. "Lox? Kenapa kamu ada disini?" gadis itu langsung memeluk Lox dengan erat. Tak bisa di pungkiri ada rasa rindu yang di alami keduanya, pasca bertengkar beberapa bulan yang lalu.
"Harusnya aku yang bertanya padamu," Lox membalas pelukkan sahabatnya. "Kenapa kamu ada disini?"
"Aku sudah pindah kerja, Lox. Seperti yang kamu katakan padaku, bahwa serendah apapun kita, haruslah mempunyai mimpi. Dan aku sekarang memulai semuanya dari awal. Setelah keluar dari pekerjaanku yang lalu, aku memilih tempat bersih ini sebagai langkah pertama yang akan aku tuju," kata Jamie menjelaskan dengan nada pelan.
Lox yang sedikit terharu bahwa gadis itu rupanya juga sudah mulai mengejar mimpi membuat pelupuk matanya sedikit berair.
"So, sudah berapa bulan? Dan kau Aaron—," yang di panggil menoleh. "Kapan kau akan menikahi sahabatku ini, hm?"
"Secepatnya tentu saja. Mengingat aku sudah lama berpuasa agar tidak menerkam Lox, membuatku harus menahan hasrat itu."
Jamie menggelengkan kepalanya, "Kau memang pria mesum."
"Setidaknya sama istriku—," Lox hendak meralat namun Aaron mengetahuinya. "—Calon istriku sendiri."
"Yayaya, whatever. Jangan lupa untuk mengundangku!" Aaron mengangguk. Dia memang tidak terlalu banyak berbicara dengan wanita lain, selain Lox. Jadinya ia menjawab seadanya.
195
"Oh ya, Lox!" Jamie teringat sesuatu. "Tadi ku dengar kau membutuhkan Carriage untuk Baby?"
"Iya aku butuh itu."
"Sebentar," Jamie pun hilang dari pandangan. Tak lama ia muncul kembali dengan Carriage yang ada di tangannya. "Ini untukmu. Hitung-hitung sebagai hadiah bagi calon keponakanku."
"Really? Kau memberikannya padaku?" setelah melihat price tagnya, Lox menggeleng. "No! Ini sangat mahal!"
Jamie menggeleng, "Tidak masalah. Lagipula ada diskon jika pegawai yang membelinya."
"Kamu yakin?" tanya Lox dan Jamie mengangguk cepat. "Thankyou honey! I love you somuch!"
"I love you too, Curly!" balas Jamie sambil terkekeh kecil. "Jangan lupa untuk mengundangku, ya?"
"Tentu saja! Di perkirakan sehabis bayi ini lahir, maka kami akan melangsungkan pernikahan. Dan aku ingin kamu menjadi bridesmaid-ku. Apakah kamu mau?"
"Oh Fffuuckk—, ah maaf maaf hehe! Tentu saja aku mau! Hubungi aku jika perlu bantuan, okay?" Lox mengangguk. Ia merasa bahagia melihat sahabatnya yang cukup lama di kenalnya itu. Mengulum senyum, dia beserta dengan Aaron akhirnya selesai berbelanja dan mulai membayar tagihan di kasir.
Setelah selesai dengan semua. Aaron beserta dengan Lox kembali menuju parkiran untuk mengambil mobil. Memerlukan waktu beberapa menit. Akhirnya mereka berdua sudah meninggalkan Oxford Street. Di tengah perjalanan, pikiran Lox sekelebat memikirkan Mommy dari Aaron, Mom Becky.
Entah kenapa dia jadi seperti ingin bertemu dengan seorang Ibu yang telah melahirkan kekasihnya ini. Lox pun menatap Aaron dengan sendu. Apakah Aaron akan menuruti perintahnya yang satu ini, mengingat pria itu membeci ibunya?
![](https://img.wattpad.com/cover/58179189-288-k753469.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Work Good Love
FanfictionKalian bs follow aku lebih dulu agar bisa membacanya. Rated: (17+) ******* [Fanfict about Magcon] "Anybody can do bad work, but not everybody does good work." -Paul Simo...