03 || Dimulai

219 40 4
                                    

Tidak akan ada rasa
jika hal istimewa belum terasa

-WAITING-

"Daff?."

"Iyya tante."

"Besok ikut tante ya ke rumah teman mamah kamu, mamah kamu yang nyuruh soalnya katanya dia baru pindahan."

"Oh iyya tan."

*****

Hari selanjutnya. Gadis itu sengaja bangun lebih awal dari sebelumnya, ia ingin membuatkan sesuatu kepada seseorang. Dengan cepat ia membuat sandwich yang bertuliskan "THANKS" menggunakan sause dan mayonnaise. Gadis itu mempercepat gerakannya agar tidak terlambat untuk ke sekolah

Ia pun menaruh kotak makan berisi isinya di loker meja, milik Daffa sebelumnya ia tidak mengetahui kalau itu tempat duduk yang diduduki oleh lelaki itu. Namun sepertinya takdir menyetujuinya buku tulis milik sang lelaki itu tertinggal di loker mejanya, dengan cepat ia menaruh kotak itu. Takut ada yang melihatnya.

Setelah beberapa menit kemudian.

"Apaan ini daff wah ada yang baru nih sampe rela, buat bikinin lu makanan. haduh haduh" Perkataan Aldo dengan memgang kotak bekal tersebut, membuat Daffa mengernyit bingung.

"Sini, sampah kali ini" Daffa mengambil kotak itu, lalu langkah demi langkah sang lelaki ini menuju pintu luar, ternyata ia membuang makanan itu di tong sampah.

Aldo sudah tahu bahwa Daffa akan begini. Karena Daffa pun pernah seperti ini, waktu Rachel memberinya makanan, namun ia buang begitu saja.

"Bro, inget gak waktu itu. Waktu lu dapat makanan dari Rachel. Lu buang, dan sampai sekarang lu belum bisa buat lupain dia. Sekarang lu buang lagi, kalau sampai kejadian itu terulang lagi gimana? Gua yakin sih, dia perempuan yang sering ketemu sama lu." Bisikan Aldo dengan pelan, dan mengubah raut wajah Daffa

Tanpa disadari seorang gadis pemilik kotak makan itu melihat aksi di depan matanya itu, yang membuang tempat makan miliknya. Ia pun, marah, kesal geram pada lelaki tersebut. Tanpa pikir lagi, ia langsung mendatangi Daffa. Dan memegang pergelangan tangannya, membawanya menjauh dari kerumunan.

"Gak ngehargaain pemberian orang banget!" Emosi Bella yang diluar duga.

"Maksud kakak apa? buang kotak makan itu?" Bella mengangguk, dengan kesal ia memaharahi lelaki dihadapannya, bukannya terimakasih malah dibuang ke tempat sampah.

"Sampah bukannya" mulut Bella ternganga

"Ini makanan kak Daffa, bukan untuk dibuang tapi dimakan. Kok tega banget sih, seorang osis yang terhormat gak bisa ngehargain sama sekali hasil jerih payah orang. Ini tuh dibuatnya capek" Bella memakinya dengan nada halus yang tersisa. Tidak disangka.

Lelaki itu tetap saja tak bereaksi apapun seolah tidak ada yang terjadi

"Gak ada kan yang nyuruh lu buat itu" Tega, Bella jengkel sekali rasanya. Ingin mencabik-cabik mulut Daffa

"Iyya, tapi dengan inisiatif aku sendiri buat itu, cuma buat bilang makasih atas yang kemarin-kemarin. Aku fikir kakak beda." Daffa kian memperhatikan wanita didepannya itu yang sedari tadi memarahinya.

"WAITING"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang