09 || Terbongkar

131 29 0
                                    

"Gua gapapa bell kalau lu jadiin gua bahan taruhan, sampai kapanpun"
-WAITING-

Hari ini Daffa tidak mengantar Bella sekolah. Karena, papa Bella yang ingin mengantarkan putrinya.

Ia berjalan cepat menuju koridor. Namun, ia melihat Bella yang sedang berbincang dengan Rahma duduk di bangku taman. Daffa pun melangkahkan kakinya, menuju tempat itu. Ia mendengar percakapan yang sedang mereka bicarakan

"Sumpah, kak Daffa ngomong gitu sama lu? Bagus dong ini" Tanya Rahma memastikan dengan penuh excited, Bella pun mengangguk sambil merunduk

"Rah, gua capek. Gua gak mau nerusin ini semua." Tuturnya ia melihat ke Rahma dengan tatapan muram.

"Nanggung Bella, lu udah sedikit lagi menang. Lu harus tau semuanya tentang Daffa, lu masih ingat perjanjian kita kan?" Mereka tidak tahu, bahwa sedari tadi ada sesorang tengah mendengarkannya. Siapa lagi kalau bukan

"Perjanjian apa?" Ya suara itu, suara Daffa. Mereka yang kaget dibuatnya, termasuk Bella yang sangat cemas saat ini

"Kak Daffa, dengerin aku dulu ya." Ia memegang tangan Daffa, dan Daffa segera melepaskan genggamannya.

"Gua kira, lu beda. Tapi ternyata gua salah nilai lu" Daffa menatap nya dengan penuh amarah, ia menahan air matanya yang akan jatuh di permukaan. Lalu, ia pun pergi meninggalkan Bella dan Rahma

"Rah, ini yang gua takutin" Bella menangis, kakinya tak sanggup menopangnya. Ia pun jatuh, dengan berlinag air mata.

"Maafin gua Bella, gua gak tau bakal kayak gini jadinya. Ini diluar dugaan banget" Rahma mengangkat badan Bella. Dan mengelap air matanya

*****

Di kelas, suara bising terdengar. Para siswa masih sibuk, dengan pekerjaan rumahnya. Karena, sebentar lagi bel masuk akan terdengar. Namun, tidak bagi Bella, ia yang masih muram. Dan air mata yang mengalir terus sedari tadi, membuatnya kecewa dengan dirinya. Karena telah menghancurkan kepercayaannya padanya.

Bel pun berbunyi, pak Roni pun datang. Namun ia tampak bersama dengan sesorang. Nampaknya ia adalah siswa baru

"Anak-anak bapak punya berita. Ada siswa baru, pindahan dari SMA PELITA INDONESIA. Silahkan kamu perkenalkan diri kamu" Siswa itu pun mengangguk.

"Halo semuanya, Nama gua Davin Adi Wibisono. Panggil aja gua Davin. Salam kenal semuanya" Kelas pun riuh, pasalnya lelaki di depan itu sangat tampan. Seperti Daffa ke dua, yang akan menjadi idola para kaula wanita.

"Bella, lu inget Davin temen smp kita? Itu bukan sih orangnya?" Rahma berbisik, Bella mengangkat kepalanya. Karena sedaei tadi, ia menempelkan kepalanya di atas meja.

"Davin anak nya pak wibisono ya?"

"Iya" Ucap lelaki di depan. Sial, suara Bella ternyata terlalu besar hingga terdengar sampai depan. Bella membenarkan posisinya dan melirik Rahma

"Saya boleh duduk di samping Bella pak?" Tanya Davin pada pak Roni

"Boleh, kebetulan tempat duduk Bella kosong. Tunggu, kalian sudah kenal ya?" Pak roni, melihat ke arah Davin juga Bella

"Kita temen Smp pak, sama Rahma juga" Bella mengangkat suaranya. Davin tersenyum manis padanya

"Saya dekat dengan Bella, juga Rahma pak" Ucapnya yang masih menatap Bella dan senyuman itu, tidak berhenti. Pasalnya, sedari dulu Davin memang sudah suka dengan Bella.

"WAITING"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang