24 || Istirahat dulu ya

28 5 0
                                    

"Bagaimana kalau penantian harus hancur dengan ketiadaan"

"Iya sayang, om akan kabarin kamu ya." Ucapnya yang berusaha menenangkan Bella saat ini.

"Makasih om"

Dokter akhirnya keluar dari ruangan itu. Memunculkan keadaaan yang sangat mendebarkan.

"Kondisinya sudah lebih membaik dari tadi, walaupun sekarang ia masih koma. Tapi ini jauh lebih baik" Akhirnya ia angkat bicara.

"Makasih dok, tolong usahakan anak saya ya" ucap papah Daffa

"Iya benar, beri peralatan yang bagus."

"Baik bapak ibu, itu semua pasti kami usahakan. Saya mau mohon barengi dengan doa juga ya"

"Iya baik."

"Eum..dok, apa saya boleh masuk?" Bella bertanya dengan spontan dokter hingga kedua orangtuanya Daffa kini melihat Bella dengan pandangan tak biasa.

"Boleh, tapi satu orang aja ya."

"Enak aja saya mamahnya. Seharusnya saya"

"Mamah tadi kan udah, sekarang masih waktu buat Bella untuk ngomong berdua sama Daffa ya"

"Yaudah" ucapnya yang menyerah

"Alhamdulillah makasih, Tante, om"

"Sama-sama"

"Aku masuk dulu ya Tante, om"

Bella memasuki ruang ICU dengan memakai baju yang sudah disiapkan khusus. Ia membuka pintu itu, dan terdengar jelas suara monitor terdengar nyaring di telinganya. Kenapa harus terulang 2 kali ya untuk masuk keruang ini. Fikirnya

"Hii, assalamualaikum Daffa. Gimana kabarnya? Pasti lebih baik kan, aku sudah bertemu dengan pak Tatan, orangnya ramaah sekali, baik, aku tidak menyangka. Aku banyak bercerita dengannya. Termasuk membicarakan mu, maaf ya aku bicara tanpa memberitahu dulu, tapi sekarang sudah kuberitahu walaupun telat. Gapapa kan lagian kamu tidur mulu, kita kan ingin menyiram bunga itu berdua tapi, kamu malah gak ada disaat hari pertama. Seharusnya bunga itu tumbuh dengan segar. Kamu cepat bangun ya agar kita bisa bersama-sama." ia mengacungkan kedua telunjuk dan jari tengahnya. Seperti orang sedang berdamai.

Ia langsung duduk di kursi sebelah kanan Daffa dan memegang tangan yang sudah diinfus lalu ditempelkan ke pipinya.

"Kamu cepat sembuh ya, kita belum menghabiskan banyak waktu di rumah pohon. Aku ingin melihat bulan sama seperti waktu dulu kita baru kenal. Saling melihat di arah yang berbeda tapi, itu menyenangkan sekali bukan?. Apalagi kalau dari dekat. Pasti akan jauh lebih membahagiakan. Benar kan daff?" Ia berusaha mencoba bahagia dengan cara nya yang sekarang ini.

Tanpa disengaja, Bella pun tidak  menyadari bahwa Daffa mengeluarkan air mata nya.

"Aku tidak mau sedih-sedih an, aku mau kita bahagia. Iya. Aku, kamu, kita bahagia sama-sama ya. Kamu tahu? Aku jauh lebih baik dari kemarin loh, aku harap kamu akan cepat pulih dan kembali. Karena kisah ini akan kita selesai kan bareng-bareng ya. Kamu menunggu ku dan aku juga akan lebih menunggumu."

Tangan telunjuk ia bergerak. Tanpa disengaja air mata Bella jatuh bersamaan dengan itu.Tuhan, sedekat inikah mereka berdua, bahkan ketika satu diantaranya tidak  baik keadaanya. Insting mereka pun sama. Hati mereka bicara, walau tak mengeluarkan kata. Lagi-lagi mereka harus bicara melalui hati.

"Aku tahu, kamu mendengarnya nya. Tapi gapapa mungkin kamu lelah, istirahat dulu ya. Aku akan selalu menunggumu, jangan takut untuk membuka mata. Karena kuharap, aku yang mengetahuinya terlebih dulu" Bella sama sekali tidak kuat, dan akhirnya ia pergi keluar menabrak siapapun yang menghalangi jalannya disertai tangisan yang semakin deras.

"WAITING"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang