32 || Day 6 in Baltimore

21 5 0
                                    

"Apa seharusnya juga waktu kita memulai cerita disitu letak salahnya"

Ia telah tiba di hotel dengan menggenggam botol plastik, kuas, dan cat air.

"Lu istirahat ya bell"

"Iya nanti, gua mau buat pot dulu ya" Kini ia tengah, duduk di sofa sambil mengeluarkan barang belanjaannya

"Yaudah makan dulu, lu harus minum obat." Rahma langsung mengambil obat dan makanan tersebut, lalu ia langsung menyuapi sahabatnya dengan cepat Bella membuka mulutnya lebar-lebar. Sambil, disuapi ia membuat pot itu dengan teliti

Tak terasa, pot nya sudah jadi. Makanan dan minum obat sudah selesai ia lakukan juga, saatnya untuk merehatkan badannya

*****

"Pagi, Daffa" senyumnya merekah, mendekati wajah yang masih belum sadarkan diri dihadapannya. "Aku bawa sesuatu, tebak apa hayo?" Tanyanya, lalu langsung memamerkan karyanya tersebut. "Tadaa.."

"Nih bunganya aku masukin kesini ya" Ia memasukkan bunga mawar itu ke dalam pot yang sudah ia modifikasi buatan tangannya sendiri.

"Kita akan menyiramnya berdua kan daff?" Tidak ada jawaban, ia langsung mengambil air di kamar mandi dengan cepat. "Nih, kita siram berdua ya" Ia tersenyum sambil melirik kearahnya

"Jangan pernah layu ya bunga, aku akan selalu baik-baik saja. Sebab kata Daffa, kalau bunganya layu, pasti pemiliknya juga begitu." Ia langsung melirik bunga itu. Lalu, menaruh pot itu di meja tempat biasanya.

Wajahnya mendekat sambil melihat. Tangannya menayngga pipinya dengan kuat. Suaranya belum bisa ia rasakan kehadirannya, hanya hembusan napas nya saja yang terdengar di telinga nya begitu dekat, namun sangat lemah tak berdaya, mata sayu itu masih belum terbuka. Bella tampak mengambil handuk serta air, untuk membersihkan wajah Daffa.

Diusapnya lembut, tanpa berkata apa-apa. Sejatinya, ia hanya diam bungkam seribu bahasa. Miris, melihat kondisinya yang sekarang ini terjadi padanya.

"Aku udah bawa, semuanya untukmu" Ia kembali melihat ke pot serta bunga yang tampak subur setelah disiramnya

Pot itu berwarna biru, warna kesukaan mereka. Ia melukis gambar dirinya, juga Daffa dengan perasaan rindu yang sudah di ambang keterbatasan. Tak lupa ia sematkan kalimat WAITING sebagai bentuk kegiatan yang ia lakukan sekarang. Menunggunya untuk cepat datang, dan segera melanjutkan cerita yang belum rampung.

 Menunggunya untuk cepat datang, dan segera melanjutkan cerita yang belum rampung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seperti itu lah gambar modelnya.

"Coba ya, kamu lihat baik-baik. Bagus tidak buatanku?" Ia melanjutkan, dengan tarikan napas yang samar-samar

"Kapan kamu mau bangun, mimpi mu indah sekali apa ya, sampai kamu lupa. Lupa, kalau ada orang yang terus menunggumu selama disni." Ia melanjuti dengan menyeka air mata nya sendiri.

"WAITING"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang