28 || Day 2 in Baltimore

16 6 0
                                    

"untung saja kamu bertemu saya"

Bella sengaja bangun lebih dulu, untuk menyiapkan apa saja untuk perbekalannya, sementara Rahma masih tidur lelap karena ini pukul 4.30 di Baltimore sedangkan di Jakarta masih sore, jam 17.30

Ia menunaikan shalat subuh, dan langsung membersihkan diri. Lalu, masak untuk sarapannya sekarang.

"Rah, bangun udah shubuh. Shalat dulu sana. Makanan udah gua siapin" ia menggoyangkan badan sahabatnya itu

"Lu mau kemana Bella?" ucapnya sambil mengucek-ngucek mata

"Gua mau nyari Daffa lah" balasnya yang tengah memperhatikan penampilannya di kaca besar

"Gua harus ikut, tunggu dulu sebentar kok gua mandinya." Ucap Rahma yang langsung melonjak bangun dari tempat tidurnya

"Gak usah gua berangkat sendiri aja" tuturnya sambil mencegah Rahma

"Gak boleh, gua harus nemenin lu" Balasnya yang langsung membuka gagang kamar mandi

"Gapapa, gua bisa kok. Lagian pasti Daffa gak akan biarin gua kesusahan ko selama disini" Ucapnya disertai senyuman

"Yaudah, hati-hati lu. Kalau ada apa-apa telpon gua" Ucap Rahma yang masih menatap Bella

"Oke, gua berangkat bye."

"Bye" Balasnya sambil tersenyum sambil memperhatikan punggung Bella yang hampir hilang di penglihatannya itu

Bella berjalan melihat kamar Darla yang masih tutupan, 'maaf ya La gua gak bilang dulu sama lu' batinnya

Ia mulai melangkah kan kakinya dan bersiap dengan pertualangannya.

Pertama-tama ia menghembuskan nafas kasarnya dan mulai memegang erat buku sakunya, tak lupa ia tersenyum.

Ia membuka hp untuk mencari aplikasi google maps. Ia berjalan mengikuti arahan itu, awalnya masih biasa saja namun sudah 1 jam ternyata ia berjalan tak ia  temukan juga transportasi yang menuntutnya untuk pergi ke sana.

Alih-alih semangat nya menjadi turun begitu saja, senyum yang merekah nampak pudar sedari tadi, ia mulai pesimis jika kenyataannya kota ini benar-benar besar dan luas, ia tidak menyangka. Dan Bella sama sekali tidak mengerti dengan wilayah ini.

Ia celingak-celinguk melihat arah kanan-kiri, perjalananya tadi telah menuntun nya kemana? Ia kini memperhatikan orang yang sibuk berlalu lalang, yang berjalan sangat terburu-buru.

Harapannya mulai sirnah padahal baru hari pertama ia menjejaki kota ini. Fikirannya mulai kemana-mana bagaimana jika ia tidak bisa menemukan Daffa, bagaimana jika nantinya mereka tidak bisa bersatu?

Ia terus berjalan walau tidak tahu tujuan dan mencoba menaiki transportasi dengan arahan google maps yang ada di hp miliknya. Ia ingin ke hotel itu saja.

Terik mentari, sepertinya tidak berarti di wajahnya. Angin panas yang menerpakan wajahnya lebih kencang seakan tak menghalanginya. Ia berjalan lebih cepat dari biasanya

Ia mencoba untuk bertanya ke berbagai orang dan ternyata katanya ia sudah kesasar sangat jauh.

Ia panik, badannya gemetar ternyata benar, ia kesasar kakinya tak kuat untuk menyanggahnya namun tetap ia paksakan, ia masih terus melangkah kan kakinya dengan nafas yang semakin memburu ia semakin mempercepat langkahnya. Agar ia kembali pada jalan yang telah ia lewati tadi

Sial, pasalnya ia pelupa. Ia tidak ingat ia lewat mana, kenapa juga bisa kejadian seperti ini terjadi padanya. Ia menghembuskan nafasnya kasar, dan berdecak sambil memegang kepalanya 'kenapa sih Bella lu bodoh banget, aturan tadi gua sama Rahma aturan juga gua bilang sama Darla. Oh iya, gua harus telpon nih sama mereka.' Ucapnya yang terus menyesali perbuatannya itu

"WAITING"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang