27 || Day 1 in Baltimore

19 5 0
                                    

Lu harus mikirin kondisi lu juga selama disini

Tak terasa mereka sudah sampai di Amerika. Dengan perjalanan yang sangat melelahkan. 11 jam di pesawat rasanya sangat membosankan, hampir seharian mereka disana. Ternyata benar kata Daffa, untung saja pesawatnya cepat tiba. Jika tidak, pasti pinggang mereka akan pegal.

Rasa lelah mereka tergantikan, ketika mereka sudah tiba di negara orang, dan melihat pemandangan yang tak kalah menakjubkan. Dari kaca jendela pesawat sebagai media untuk melihat kota-kota di sana.

Rahma yang dari tadi melihat-lihat peta, wilayah Baltimore. Agar nantinya mereka tidak tersasar

Mereka bersiap-siap untuk segala hal yang perlu dipersiapkan. Tak lupa, Bella mengambil buku catatan itu, dan memegangnya erat-erat.

Mereka berjalan untuk menuju pintu keluar. Perlahan, Bella mulai menatap dan pelan-pelan ia buka lembaran yang belum sempat ia baca.

"Setelah disana Internasional Thurgood Marshall, akan menyapamu dengan baik pastinya. Setelah itu kamu jangan kecapean disana. Aku harap kamu benar-benar mendengarkan perintahku bell."

Perlahan ia mulai mengerti tentang semua rencana ini. Yang sudah Daffa rencanakan agar ia tidak kerepotan.

Ia mengambil buku saku miliknya. Bersamaan dengan pulpennya, ia menyingkir dari banyak kerumunan untuk menuliskan sesuatu yang ia harap Daffa akan membacanya kelak.

Suara Rahma terdengar meneriaki namannya, namun tak Bella sambut.

'Benar katamu, Internasional Thurgood Marshall menyambutku dengan baik daff, bahkan tadi ada seorang ibu yang umurnya sekitar 50 an yang mengenal ku, padahal aku sama sekali tidak mengenalnya. Jangankan untuk berkenalan bertemu pun saja, aku tidak pernah dengannya. Dia mencoba memberitahu saat aku kebingungan mencari jalan keluar, aku pergi ke toilet, dan aku ke sasar. Aku benar-benar ceroboh. Di tempat sebesar ini, sifat kekanak-kanakan ku kian kembali. Jangan memarahi ku ya. Bandara ini sangat besar sekali, aku sampai kerepotan untuk mencari-cari Rahma hehe tapi, gapapa semua ini akan terobati jika aku bertemu denganmu nanti. Oh, iya aku kesini dengan Rahma, papah mengijinkan aku pergi kalau sama dia. Tapi, untung juga jadi aku tidak terlalu sendiri disini.' ucapnya sambil menulis itu di buku sakunya.

Bella menatap langit-langit. Dan tersenyum sangat lebar, sambil mendekap buku nya dengan erat di dada serta, menghembuskan napas kasar nya

"Udah nulisnya?" Ucap Rahma serta menepuk bahu nya lalu, menyadarkan Bella dari haluannya.

"Udah" iya menjawab sambil tersenyum.

"Yaudah, sekarang kita cari hotel ya." Ucap Rahma halus kepada sahabatnya. Bella pun mengangguk paham dan mulai mengekor di belakang Rahma yang sudah berjalan.

"Oh iya, kota ini kan besar. Lu ada rencana mau ke hotel mana gitu gak?" Tanyanya sambil terus berjalan

"Enggak" jawabnya disertai gelengan. Rahma langsung menjitak jidat Bella dan berhenti berjalan seketika

"Lu gimana sih, yaampun banget deh nih anak, yaudah cari-cari dekat sini aja pasti ada kali" sungutnya lalu, tak banyak berkata ketika melihat sahabatnya, yang menunduk seperti sedang diomeli oleh ibunya karena kesalahannya.

Saat ia ingin beranjak. Suara seorang perempuan mencegah mereka. Dengan pakaian seragam yang ia kenakan.

"Hello, good morning" Mereka mendengar suara seperti sedang menyala mereka, lalu pandangan mereka pun tertuju pada gadis yang ada didepannya saat ini.

"Hii, morning too" Balas Rahma dengan sangat ramah disertai senyuman miliknya, pasalnya ini bukan daerah miliknya. Ia sedang berada di negara orang maka sangat dibutuhkan ia untuk berkomunikasi dengan banyak orang disini.

"WAITING"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang