06 || Cemas

168 29 2
                                    

"Kita gak perlu takut untuk merasa sendirian"

-WAITING-

Malam, Daffa langsung membuka buku tugasnya dan mengerjakan pr yang sudah diberikan. Tidak ada soal yang didapatnya susah. Ia pun tak butuh waktu lama untuk menyelesaikan soal itu.

Daffa, mengambil handphonenya. Dan mencari nama seseorang. Ya, Bella. Akhir-akhir ini, lelaki itu tengah dekat dengan perempuan yang bernama Bella.

Ia pun, menggerakan jarinya untuk mengetikan sesuatu.

"Selamat malam" Ketiknya, ia berjalan menuju jendela kamar dan duduk di tepi jendela, sambil memandangi langit malam.

Tak lama, balasan pun datang.

"Malam, jangan lupa istirahat kak. Biar, gak dihukum lagi." Daffa pun langsung membaca pesan itu, dan saat ini ia sedang tersenyum kecil melihat layar handphonenya.

"Coba, liat jendela kamar. Lihat langitnya." Balasnya, yang sama sekali tidak nyambung.

Bella pun tergerak, mengikuti pesan darinya. Ia berjalan, membuka gorden dan jendelanya. Bella mengangguk, ia melihat bulan yang berbentuk bulat sempurna dan cahaya yang menjadikan malam ini menjadi istimewa. Walau tanpa bintang sekalipun, langit itu tetap terang dan memukau.

"Langitnya indah kak. Aku bangga dengan bulan, walaupun dia sendirian. Dia bisa membuat malam menjadi istimewa"

Daffa membaca nya, tak lama Bella pun mengetik kembali

"Bulan, tidak lagi sendirian kak! Ada bintang kecil di pinggirnya. Coba kakak lihat baik-baik" Daffa pun langsung mengeceknya. Dan setelah ia amati, benar ada bintang kecil yang turut menemani.

"Iyya" Jawabnya singkat.

"Itu juga berlaku sama kita kak. Kita gak perlu takut untuk merasa sendirian. Kita punya teman. Kalaupun tidak benar-benar teman. Masih ada, buku dan pena yang siap dituliskan jika dibutuhkan. Jadi, kalaupun ada apa-apa dan kak Daffa merasa sendirian, aku ada untuk siap mendengarkan." Daffa tertegun membacanya.

"Sudah malam, tidur ya. Besok gua jemput"

Mereka pun meletakan handphonenya, setelah pesan dari Daffa yang mengakhiri percakapan itu.

Bella pun, menuruni anak tangga. Ia pergi ke ruang makan. Ia tampak kebingungan, ada seseorang yang sangat ia rindukan. Itu tiba di meja makan sekarang.

"Papah?" Ya, papa Bella. Baru saja datang dari Australia, karena ada pekerjaan. Ia pun langsung berlari kegirangan, dan memeluknya erat.

"Ayo, kita makan sama-sama" Ucap mamahnya kepada mereka. Bella pun masih terus memegang tangah papa nya itu dengan erat. Dan mereka pun mulai melahab masakan mama Bella.

"Papa dengar, kemarin ada laki-laki yang datang kerumah" Bella tersedak, ia mengambil air putih untuk menetralisasikan tenggorakannya tersebut.

Bella melihat mamahnya dan mama Bella hanya tersenyum saja, melihat anaknya yang salah tingkah didepannya

"Hm, iya pah. Namanya kak Daffa, dia cuma kakak kelas doang kok pah." Ucapnya yang berusaha meyakinkan papahnya sambil memegang pergelangan tangan papanya.

"WAITING"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang