21

125 23 1
                                    

"Gua bingung lu mau gua berjuang atau gua harus menyerah"
-Daffa
-WAITING-

"Bella..." Panggilan itu membuatnya terkejut saat sedang bermain handphone

"Iya mah ada apa?"

"Nak, mamah bisa minta tolong?"

"Apa mah?"

"Tolong belikan kebutuhan yang sudah habis. Mamah sudah naruh catatan yang mesti kamu beli di atas kulkas yah"

"Iya mah" Jawab nya

Setelah gadis itu mengambil catatan, ia langsung mengganti kaos dan celana jeans yang sangat membuat nya nyaman

"Mah Bella pamit Assalamualaikum"

"Walaikumsalam." Sahut mamah Bella.

Gadis itu sepertinya memilih untuk berjalan kaki karena jarak yang tidak terlalu jauh.

Saat ia sudah sampai di minimarket ia langsung bergegas untuk masuk.

"Hm..." Gadis itu nampak berpikir pikir setelah itu berjalan dan memperhatikan rak yang penuh dengan berbagai sembako serta jenis-jenis barang yang lainnya.

15 menit berlalu ia memilih belanjaan itu dan ia rasa cukup sudah menceklis semua daftar kebutuhan nya.

Ia langsung mengambil nya dengan semangat karena ini adalah belanjaan terakhir nya.

Tiba-tiba tangan nya ingin meraih sesuatu dari arah kanan ikut menjulurkan untuk mengambil belanjaan yang ia tuju itu secara bersamaan tangan nya dan dia bersamaan memegang belanjaan tersebut.

"Bella..." Suara khas itu sepertinya sudah tidak asing lagi di kuping Bella Panggilan yang ia rindukan selama ini.

Ia sudah tahu, bahwa itu Daffa. Tentu saja Bella tidak memperdulikan nya ia langsung bergegas mengambil belanjaan yang sempat terhenti oleh aktivitas mereka berdua ia langsung saja menuju kasir begitupun Daffa yah itu adalah Daffa.

"Bella" panggilan itu terus-menerus membuat nya menjadi sangat gelisah dan ia mempercepat langkahnya agar cepat keluar karena di dalam rasanya sudah panas.

"Bell, tunggu" Daffa meraih tangan Bella dan tentu saja ia berhasil menariknya.

"Apaansih lu" Dengan perlawanan ia melepaskan tangan Daffa dari tangannya namun tidak bisa. Ia kalah jika harus berhadapan dengan Daffa

"Maaf bell" Lirih Daffa.

"Bella?, Kenapa lu gak ngomong?"

"Bell..." Ia mencoba mengingatkan kejadian itu. Perlahan sebutir air mata jatuh menuju pipi mulus nan halus milik sang gadis.

"Kenapa lu gak pernah ijinin gua untuk bilang sesuatu sama lu. Lu gak pernah tau perasaan gua kayak apa? Cukup Bella!! Lu gak boleh egois gua disini masih setia dan terus menunggu dan menunggu lu. Maaf bell..."

Ucapnya yang ketiga kalinya pada Bella namun tak kunjung di jawab oleh Bella.

"Jelas aku juga sakit. Karena aku gak mau tersakiti lagi daff jadi udah cukup kemarin lu sakitin hati gua"

"Maafin gua, kalau kayak gitu ijinin gua buat jelasin bell lu harus tau kejadian yang sebenarnya."

"Gak ada yang perlu di maafin ataupun di perbaiki lagi gua tau gua egois tapi lu gak pernah dan gak akan bisa jadi diri gua jadi, untuk saat ini gua memilih untuk diam introspeksi antara hubungan kita aja."

Bella pun membuka suara nya. Dengan nada tinggi dan penekanan dalam intonasinya.

"Tapi, sampai kapan Bella."

"WAITING"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang