Part 22

170 8 0
                                    

Aku bersiap-siap pergi dari rumahku untuk pergi ke restoran hyungnya V bersama jungkook dan juga V yang sudah menungguku di depan rumah.

"Kajja.."ucapku setelah keluar dari rumah.
"Yoonii noona tidak ikut?"tanya jungkook.
"Dia sedang banyak tugas"ucapku.
"Huh.. sayang sekali..."ucap jungkook melemaskan bahunya.
"Ya sudah kajja.. nanti kita terlambat"kami bertiga pergi menuju restoran.

......................

"Hyung perkenalkan ini jimin dan jungkook anggota bandku.."ucap V pada hyungnya.
"Annyeong.. aku baekhyun.. kakaknya V.. terima kasih kalian sudah mau menerima tawaranku.."ucap baekhyun sambil tersenyum. Aku dan jungkook yang melihatnya baekhyun hanya menatapnya kagum, betapa manisnya manusia di depannya ini.
"Suatu kehormatan bagi kami karena hyung mau menerima kami"ucapku.
"Kau sangat berlebihan.. ya sudah semoga kalian menikmatinya.."ucap baekhyun.

Kami menuju panggung untuk memulai penampilan kami. Semua mata tertuju pada kami. Ternyata banyak juga yang datang ke tempat ini walaupun baru beberapa hari restoran ini di buka atau karena besok hari weekend makanya banyak yang datang.

Aku, jungkook dan juga V langsung memulai pertunjukkan kami yaitu menyanyi. Selama menyanyi sesekali mataku melihat-lihat pengunjung, dan pandanganku terhenti pada seseorang yang tengah menatapku dengan senyum. Orang itu tidak sendirian, ia di temani dua orang temannya yang juga melihat kami dengan kagum. Aku terkejut seketika kembali fokus pada musikku dengan mata yang masih mengarah pada orang itu.

Setelah penampilan kami selesai, aku mengajak jungkook dan V untuk duduk di tempat seseorang yang tadi ku lihat yang ternyata yoonji sunbae, namjoon dan seokjin sunbae.

"Noona kata jimin kau tidak datang.."ucap jungkook.
"Aku ingin memberi kejutan pada kalian.."ucap yoonji sunbae sambil tersenyum.
"Aku tidak menyangka ternyata kalian sekeren ini.."ucap seokjin sunbae berdecak kagum.
"Iya.. ternyata ini yang ingin yoonji tunjukkan pada kami.."ucap namjoon
"Kau berlebihan.."ucap jimin.
"Aniya.. itu benar kalian keren sekali.."ucap namjoon sambil mengacungkan kedua jempolnya.

"Ya sudah.. kita pesan makanannya.. aku sudah mulai lapar.."ucap taehyung yang langsung membuat semua orang menyorakinya.

****************

Yoonji merebahkan tubuhnya di atas kasur setelah pulang dari restoran itu. Matanya mulai menutup kalau saja handphonenya tidak bergetar. Yoonji mengambil ponselnya dan melihat sebuah pesan masuk.

Jiminie:
      
            "Besok temui aku di taman dekat mall"

Yoonji:

              "Memangnya ada apa?"

Jimin:
           
              "Pokonya datang saja.. ada sesuatu yang ingin ku tunjukkan pada sunbae.. good night sunbae.. muachh"

Yoonji tersenyum kecil membaca kata terakhir jimin. Lalu ia penasaran dengan apa yang dikatakan oleh jimin. Kira-kira apa yang ingin ia tunjukkan padanya? Tidak perlu berpikir lama yoonji lebih memilih tidur. Nanti juga ia tahu.

****************

Esok harinya

Aku menjalankan motorku dengan kecepatan sedang menuju suatu tempat. Butuh waktu setengah jam untuk sampai tempat itu karena letaknya tidak terlalu jauh.

"Ada yang bisa saya bantu?"ucap penjual toko itu.
"Aku ingin sebuah cincin.. bisakah anda tunjukkan padaku"ucapku lalu penjual tersebut mengambil beberapa sebuah cincin. Yah sekarang aku ada di tempat toko perhiasan.

"Silahkan di pilih.."ucap penjual itu.
"Eumm.. bisakah anda memilihkannya untukku.. Aku sedikit bingung karena aku tidak tahu selera yeoja seperti apa"ucapku sedikit malu.
"Memangnya calon istri anda seperti apa?"tanya penjual tersebut yang membuat wajahku memerah.
"Bukan istri.. tapi pacar.."ucapku setengah malu.
"Jwesonghabnida.. seperti apa pacarmu itu?"
"Dia sedikit kurus dan kulitnya putih.."ucapku seadanya.
"Eumm.. mungkin ini cocok untuk pacar anda"ucap penjual itu menyodorkan sebuah cincin putih dengan permata putih yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.

Aku tertegun melihatnya, sepertinya benda itu sangat cocok sekali untuk yoonji sunbae.
"Sepertinya itu sangat bagus.."ucapku setuju.
"Anda mau ukuran berapa?"
"Maaf.. bisakah aku melihat jarimu"ucapku hati-hati. Lalu pelayan itu memperlihatkan jarinya di depanku. Aku memang tidak tahu ukuran jari yoonji tapi kalau dilihat jari pelayan itu ukurannya sama seperti jari yoonji.

"Aku ingin ukuran jari manis tangan kananmu"ucap jimin. Pelayan itu lalu mencari ukuran cincin yang sama dengan jari manis kanannya.

"Ini.. semoga pacar anda menyukainya.."ucap pelayan itu sambil menyerahkan cincin itu yang di baluti dengan benda berbentuk kotak itu.
"Ghamsahabnida.. semuanya berapa?" Tanya jimin sambil membuka dompetnya

***************

Yoonji menatap wajahnya dari cermin sambil memakai make up tipisnya. Malam ini ia akan bertemu di taman dengan jimin. Ia sangat penasaran apa yang akan di tunjukkan padanya.

Setelah selesai make up yoonji kembali bercermin dan menatap penampilannya. Yoonji makai dress berwarna cream selutut memperlihatkan kaki jenjangnya dan di padu dengan high hells putih yang tidak terlalu tinggi membuatnya terlihat lebih cantik.

"Sudah hampir telat.."gumam yoonji sambil melihat jam di tangannya.
Yoonji segera keluar dari rumahnya menuju taman tersebut, selagi dalam perjalanan ia bersenandung ria sambil memikirkan bagaimana jimin menunjukkan sesuatu padanya. Baginya apa yang di tunjukkan jimin itu membuatnya bahagia.

Yoonji terus berjalan sedikit lagi sudah sampai. Ia hendak berlari saat ia melihat jimin namun langkahnya terhenti  ketika melihat jimin yang tidak sendirian melainkan dengan seorang yeoja yang tak di kenal olehnya. Bukan hal itu yang membuatnya terkejut melainkan yeoja yang ia lihat tadi tengah mengobrol dengan jimin kini dia tengah mencium pipi jimin.

Yoonji tidak bisa menahan rasa sakitnya. Butiran air hangat telah lolos keluar dari matanya. Yoonji berjalan mundur dan langsung berbalik pergi meninggalkan taman tersebut. Ia tak menyangka jimin akan mempermainkannya.

Jadi ini sesuatu yang akan ia tunjukkan. Apa ia bahagia dengan apa yang di tunjukkan oleh jimin? Tentu tidak. Sangat tidak bahagia. Bagaimana bisa jimin melakukan hal ini padanya, setidaknya jika jimin sudah tidak mencintai dirinya tinggal bilang saja, bukannya memperlihatkan apa yang tidak ingin ia lihat.

Yoonji terus berlari tanpa peduli dengan heelsnya yang patah dan kakinya yang sudah lecet akibat berlari. Baginya itu tidak sebanding dengan rasa sakit di dalam hatinya. Sambil menangis yoonji terus berlari sampai tidak sengaja menabrak seseorang. Yoonji mendongakkan kepalanya dan melihat seseorang yang tidak sengaja ia tabrak yang tak lain adalah teman sekelasnya

"Yoonji? Kau kenapa?" Yoonji hanya menatapnya dengan penuh air mata.
"Yoonji-ah jawab aku.."ucap orang itu khawatir sambil mengguncangkan bahunya pelan. Namun tidak ada jawaban apapun dari yoonji. Yang ada malah tangisnya sangat menjadi.

"Menangislah.."ucap orang itu memeluk tubuh yoonji kedalam pelukannya menenggelamkan kepala yoonji di pundaknya. Yoonji tidak menolak dengan perlakuannya. Saat ini yoonji ingin butuh sandaran.

Setelah lima menit orang itu melepaskan pelukannya ketika yoonji sudah tidak mengis lagi. Ia menatap wajah yoonji yang sembab akibat menangis. Tidak sengaja tatapan orang itu beralih pada kedua kakinya. Lalu orang itu melepas sepatunya dan memakaikannya pada kaki yoonji yang lecet. Lalu jaket yang ia pakai kini beralih di tubuh yoonji untuk menghangatkan tubuhnya.

"Ayo ku antar kau pulang"orang itu merangkul pundak yoonji. Ia tidak ingin bertanya apapun pada yoonji Karena ini bukan waktu yang tepat. Orang itu terus melangkahkan kakinya bersama yoonji tanpa ia sadari sedari tadi seseorang tengah menatapnya dengan tangan mengepal.

                             Tbc

YOONMIN:"SUNBAE SARANGHAE"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang