Part 24

162 12 0
                                    

"Yoonji-ah kau kenapa?"tanya seokjin yang melihat raut wajah yoonji yang lesu.
"Aku kurang tidur semalam"ucap yoonji. Seokjin mengangguk mengerti.
"Yoonji-ah bagaimana kalau weekend depan kita mampir di restoran tempat jimin tampil"wajah yoonji langsung lesu ketika seokjin menyebut nama jimin.
"Eumm.. aku tidak bisa.."ucap yoonji.
"Wae"tanya seokjin. Yoonji yang hendak menjawabnya langsung menutup mulutnya ketika salah seorang guru masuk.

Yoonji sama sekali tidak mendengar satupun penjelasan gurunya. Banyak hal yang ia pikirkan tentang jimin. Jimin? Kenapa ia harus memikirkannya? Kenapa ia memikirkan seseorang yang sama sekali tidak memikirkannya?. Yoonji mengacak rambutnya frustasi.

Seokjin menyenggol bahu yoonji pelan yang membuat yoonji sedikit terkejut lalu mengarahkan wajahnya pada seokjin.
"Ada apa?"tanyaku. Seokjin mengalihkan pandangannya menuju guru di dikuti dengan yoonji. Sekarang gurunya sedang melihatnya dengan tatapan tajamnya.

"Min Yoonji.. jika kau tidak ingin belajar.. keluarlah... alu tidak butuh murid yang tidak fokus terhadap pelajaran"usir guru itu pada yoonji.

Dengan tenang  yoonji keluar dari kelasnya. Ia memang ingin butuh ketenangan. Yoonji berjalan menuju tempat favoritnya yaitu atap sekolah. Ia duduk di tempat itu dan menghirup udara segar. Sekarang hatinya mulai tenang. Namun ia teringat kembali kenangan dengan jimin yang duduk di bangku yang sama yang saat ini tengah ia duduki dan teringat kejadian jimin yang hampir menciumnya di tempat ini kalau saja guru itu tidak memergokinya dan menghukumnya. Seketika yoonji tersenyum miris sampai tak sadar bahwa sedari tadi ia menangis.

"Uljima...."yoonji mendongak ketika mendengar suara seseorang yang di kenalnya.
"Hoseok.. kenapa kau kemari?"tanya yoonji sambil mengusap air matanya.
"Aku bosan belajar terus.."hoseok menempatkan dirinya dia samping yoonji.

"Ceritalah.."ucap hoseok
"Ne? Apa maksudmu?"
"Aku tahu kau mempunyai masalah"yoonji menundukkan kepalanya.
"Jimin.. dia sudah punya kekasih baru"ucap yoonji.
"Ne? Apa kau melihatnya?"ucap hoseok yang di angguki pelan oleh yoonji.
"Bagaimana bisa?"yoonji lalu menceritakan kejadian semalam kepada hoseok.
"Mungkin kau salah paham.. yang menciumkan yeojanya bukan jimin, mungkin saja jimin tidak tahu kalau yeoja itu akan menciumnya"ucap hoseok.
"Aniya.. bukan sampai situ saja.. tadi pagi ia tidak menjemputku di sekolah dan waktu aku melihatnya ia enggan untuk melihatku dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.."ucap yoonji sambil menangis.

"Tenang saja... semuanya akan baik-baik saja.. tida  usah di pikirkan"ucap hoseok menyenderkan kepala yoonji di pundaknya.

"Sebentar lagi istirahat.. kau tidak mau kekantin?"yoonji menggeleng pelan.
"Aniya.. selera makanku hilang.. kalau kau mau ke kantin pergilah.."ucap yoonji menjauhkan kepalanya dari pundak yoonji.
"Aniya.. aku hanya khawatir padamu"ucap hoseok.

...............

"Yya.. kau ini kenapa? Dari tadi pagi melamun terus..."aku menghiraukan ucapan namjoon dan melanjutkan aktifitasku yaitu melamun.

"Ceritalah padaku apa masalahmu..."tawar namjoon. Aku hanya menggelengkan kepalaku.
"Ya sudah kalau itu maumu.. apa kau mau pergi ke kantin?"aku menggeleng pelan menolak ajakan namjoon. Namjoon pergi meninggalkan ruang kelas untuk pergi ke kantin.

Sekarang yoonji sunbae lagi ngapain? Pasti sedang berduaan dengan hoseok. Kalau benar begitu hal apa yang akan mereka lakukan saat ini mengingat kejadian semalam mereka tengah berpelukan, mungkin saat ini mereka melakukan hal yang lebih.

Aku mengacak rambutku frustasi kenapa aku masih memikirkan yoonji sunbae yang sudah jelas-jelas dia tidak akan memikirkanku. Aku beranjak dari tempat dudukku untuk pergi ke suatu tempat.

YOONMIN:"SUNBAE SARANGHAE"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang