Part 27

193 10 0
                                    

Jimin memberhentikan motornya tepat di depan rumah yoonji. Yoonji turun dari motor jimin di ikuti dengan jimin. Yoonji menolak ketika jimin hendak menuntunnya ke dalam rumah.

"Aku bisa sendiri.."tolak yoonji.
"Sunbae tubuhmu masih lemah.."ucap jimin cemas.
"Aniya.."ucap yoonji pergi menuju rumahnya meninggalkan jimin yang tengah melihatnya dengan khawatir.

Baru beberapa langkah yoonji berjalan ia merasa kakinya lemas diikuti dengan penglihatannya yang buram. Di pingsan lagi.

Jimin yant melihatnya langsung menghampiri yoonji yang pingsan dan membawanya menuju rumah yoonji. Jihyun yang melihatnya langsung mempersilahkan jimin yang membawa yoonji menuju kamarnya.

"Jimin-ah sebenarnya ada apa dengan yoonji?"tanya jihyun khawatir sambil memegang tangan yoonji yang pingsan.

Jimin lalu menceritakan semuanya termasuk perkataan dokter padanya.

"Ya sudah jimin-ah tolong jagain yoonji disini ya.. bibi mau memanggil dokter dulu.."ucap jihyun pergi dari kamar yoonji.
"Ne bibi.."ucap jimin.

Setelah jihyun keluar dari kamar yoonji jimin langsung mengalihkan pangangannya pada yoonji. Tangannya kini sudah bertengger di pipi yoonji sambil mengelusnya pelan. Sudah lama ia tidak menyentuhya seperti ini.

"Kkajima..."suara parau yoonji membuat jimin langsung melepaskan tanganya takut yoonji tersadar. Dan ternyata apa yang dilihatnya yoonji masih menutup matanya rapat.

Jimin langsung meletakkan tangannya di kening yoonji. Jimin tersentak ketika tangannya merasakan suhu panas yang tinggi di kening yoonji.

"Kkajima..."ucap yoonji parau sambil mengangkat tangannya ke udara. Jimin yang melihatnya langsung menggenggam tangan yoonji dan menurunkannya di kasur empuknya.

Tak berapa lam jihyun masuk ke kamar yoonji di ikuti dengan dokter. Jimin yang melhatnya langsung melepaskan tangannya.

Dokter itu lalu mendekat dan memeriksa keadaan yoonji. Tangan yoonji kini terbalut infus  lagi karena keadaannya yang melemah.

Dokter itu menyarankan agar yoonji tidak memikirkan hal berat dan istirahat dengan baik jangan sampai melakukan aktifitas yang melelahkan tubuhnya pada jihyun sambil memberikan obat untuk yoonji.

**************

Yoonji membuka matanya pelan sambil matanya mengelilingi ruangan yang ternyata kamarnya.

"Sunbae kau sudah sadar?"yoonji tersentak menatap jimin yang duduk di samping kasurnya.
"A..ai.r"jimin langsung mengambil segelas air dan meminumkannya di mulu yoonji.
"Sunbae kau mau apa lagi?"yoonji hanya menggeleng pelan.
"Kau tidak pergi lagi ke sekolah?"tanya yoonji dengan suara lemah.
"Aku sudah meminta izin untuk pulang dan mengantarkanmu"
"Mianhae.. aku sudah membuatmu repot.."ucap yoonji yang masih membaringkan tubuhnya.
"Sunbae aku tidak merasa di repotkan olehmu.."ucap jimin.
"Dimana ibuku?"
"Dia sedang membuat bubur untukmu.. sebentar lagi juga selesai.. kenapa sunbae belum mengisi perutmu dari tadi pagi.."yoonji tersentak ketika jimin mengatakan hal benar.

"Sunbae tidak perlu kaget seperti itu.."ucap jimin yang melihat ekspresi wajah yoonji.
"Dari mana kau tahu?"
"Dari dokter yang memeriksamu.."
"Eumm.. aku lupa kalau aku belum makan.."ucap yoonji bohong.
"Mwoya.. memangnya perut sunbae tidak merasa lapar?"yoonji menggeleng.

Jihyun memasuki kamar yoonji sambil membawa nampan yang berisi bubur dan segelas air putih untuk yoonji.

"Bibi biar aku saja... bibi pasti sedang sibuk.."ucap jimin mengambil semangkuk bubur.
"Jimin-ah tolong jaga yoonji ne.. ada banyak pekerjaan yang bibi belum selesaikan"
"Ne bibi.. aku akan menjaga yoonji sunbae dengan baik"jihyun pergi meninggalkan kamar yoonji.

Jimin menyuapkan buburnya dengan sendok kemulut yoonji dan tidak lupa untuk meniupnya. Yoonji membuka mulutnya dan langsung memakan buburnya dengan pelan.

Hening. Hanya ada suara sendok yang berpacu dengan mangkuk. Mereka lebih memilih diam dan jimin takut kalau ia membuka suaranya nanti akan mengganggu yoonji yang sedang makan.

Jimin menyodorkan minumannya ke mulut yoonji dan memberikannya obat yang langsung di terima yoonji dan meminumnya.

"Sunbae.. istirahatlah.. aku akan membawa nampan ini ke dapur"ucap jimin. Yoonji memngangguk dan membaringkan tubuhnya.

Jimin pergi menuju dapur dan menaruh nampan itu di meja, jimin mengurungkan niatnya yang hendak kembali ke kamar yoonji saat melihat jihyun ibu yoonji yang membawa seokjin dan hoseok masuk untuk menjenguk yoonji.

"Bibi.. aku mau pulang dulu.."ucap jimin pada jihyun.
"Baiklah.. pasti kau sangat sibuk.. makasih sudah menjaga yoonji.."ucap jihyun yang di angguki oleh jimin.
"Jimin kenapa cepat sekali.. kami baru datang menjenguk"ucap seokjin.
"Aku harus mengerjakan sesuatu dulu.."ucap jimin sebelum menatap hoseok yang menatap tajam kepadanya dan langsung pergi meninggalka rumah yoonji.

"Yoonji-ah bagaimana keadaanmu?"tanya hoseok.
"Aku baik.. tapi untuk beberapa hari aku tidak di perbolehkan untuk masuk sekolah.."ucap yoonji.
"Mian aku tidak menjengukmu waktu di UKS karena aku harus bertanding.."
"Arra.. kau tidak perlu meminta maaf.."

"Kau tahu yoonji saat kau pingsan di pelukanku dan hampir terjatuh jimin langsung mendekat dan mengangkat tubuhmu menuju ruang UKS"ucap seokjin.
"Jincca?"tanya yoonji tak percaya. Seokjin mengangguk antusias.
"Dan kau tahu jimin sangat khawatir saat ia menanyakan keadaanmu pada dokter di sekolah"yoonji tidak bisa berkata-kata lagi. Ia masih tak percaya apa yang di katakan oleh seokjin. Dan rasanya tidak mungkin jika seokjin berbohong karena waktu ia sadar wajah pertama yang dilihatnya yaitu jimin.

"Bahkan kata eommamu jimin sempat menjagamu dikamar saat kamu pingsan dan sempat menyuapkanmu.. benar-benar kekasih yang baik..."yoonji yang mendengarnya langsung memasang wajah sedih.

"Yoonji-ah kau kenapa?"tanya seokjin khawatir
"Aniya..."ucap yoonji tersenyum. Ia belum siap untuk mengatakan yang sebenarnya pada seokjin.
"Aku pikir kau kenapa.. yoonji-ah jangan memikirkan hal yang berat kata dokter.."ucap seokjin.
"Aniya.. aku hanya tidak menyangka kalau jimin yang melakukannya.. eumm... jimin kemana? Aku tidak melihatnya dari tadi?"tanya yoonji.

"Dia sudah pergi.. katanya ada sesuatu yang harus dilakukan olehnya.."ucap seokjin yang membuat yoonji mengerucutkan bibirnya.
"Yoonji-ah minggu depan tim basket putri dan putran berniat ingin merayakan kemenangan kita di restoran tempat jimin tampil.. jika keadaanmu sudah membaik kau maukan ikut dengan kami?"ucap seokjin.
"Eumm... baiklah.. tapi kalau keadaanku sudah membaik.."ucap yoonji.

******************

Setelah pulang dari rumah yoonji, jimin memilih untuk membersihkan badannya. Entah kenapa saat melihat hoseok yang menjenguk yoonji membuat  badannya sangat gerah. Makanya ia memilih mandi agar badannya segar.

Jimin melihat wajahnya yang terpantul dengan rambut yang basah dengan handuk yang terbalut di pinggang sampai lututnya.

Ia hendak menuju lemari untuk mencari baju, namun langkahnya terhenti ketika kakinya menginjak sesuatu. Jimin terkejut ketika apa yang diinjaknya, sebuah kotak cincin yang belum sempat ia berikan kepada yoonji, lebih tepatnya ia mengurungkan niatnya untuk di berikan kepada yoonji.

Jimin memungut kotak tersebut lalu memasukkannya ke dalam laci.
"Sabarlah sebentar.. aku akan mencari yeoja yang benar-benar sangat mencintaiku.."ucap jimin pada cincin itu dan langsung menutup laci itu dengan rapat.

                            Tbc

YOONMIN:"SUNBAE SARANGHAE"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang