"Wedding Day"

5.8K 211 2
                                    

     Kebiasaannya dikampung yang selalu bangun subuh membuat Zahra tak sulit untuk melakukannya meskipun tanpa alarm, setelah mandi Zahra melaksanakan sholat subuh, lalu menunggu Ratna datang, sebenarnya Zahra ini melihat situasi diluar tapi diurungkannya karena ia takut bertemu dengan orang-orang baru yang nanti malah membuatnya kikuk dan tak tau harus berbasa-basi.

     Beberapa menit kemudian suara ketukan pintu kamar terdengar, Zahra dengan cepat membukakan pintu untuk Ratna.

     "Bagus Kamu sudah bangun." Ratna membawa sebuah kotak dan beberapa perhiasan lainnya dan dia juga tidak sendiri tapi bersama Clara yang tengah membawa baki berisi sarapan.

     "Silahkan masuk." ucap Zahra setelah membuka lebar daun pintu kamarnya.

     "Nih, sarapan dulu" kata Clara sedikit judes.

      "Iya Kamu sarapan dulu gih, biar nanti gak kelaperan." dibandingkan Clara, Ratna lebih lembut saat berbicara, Ratna juga type orang yang mudah bergaul dan pinter ngemong.

     Setelah selesai sarapan Ratna meminta Zahra untuk duduk didepan meja rias sedangkan Kak Clara menyiapkan peralatan yang akan digunakan beserta perhiasan mas kawin yang akan dipakai Zahra seperti kalung, gelang dan anting.

     "Ada yang bisa aku bantu lagi Kak ?". Tanya Clara pada Ratna.

     "Udah duduk aja, jangan terlalu capek, hamil muda masih rentan loh, Cla."

     Zahra baru tahu jika ternyata  Clara sedang hamil muda karena perutnya terlihat masih datar, untuk itu  Ratna menyuruhnya untuk beristirahat. Clara duduk dipinggiran kasur sambil memainkan handphonenya, kadang sesekali melihat kearah Ratna dan Zahra.

     "Sebenarnya Kamu nggak pakai make-up juga udah cantik, makanya Aku poles tipis-tipis aja dan senatural mungkin."

     "Iya terserah aja" balas Zahra pasrah dan hanya menurut saja.

     Satu jam kemudian Ratna selesai mendandani Zahra dan meminta Zahra untuk mengganti pakaiannya dengan kebaya yang sudah disiapkan.

     "Mau Aku bantuin? " tanya Clara menawarkan diri untuk membantu Zahra mengganti baju.

     "Emhh..gak usah, aku bisa sendiri m\Zahra menolaknya karena takut merepotkan dan juga mengingat jika  Clara tengah hamil muda.

      Zahra sedikit kaget saat keluar dari toilet karena Ratna yang masih berdiri didepan meja rias sambil melipat tangannya didepan dada, Clara yang masih duduk dipinggiran ranjang menatap Zahra kompak hingga tak berkedip, Zahra menunduk memperhatikan kebaya dan batik coklat yang melekat ditubuhnya, apakah dia salah mengenakannya ?.

     "Ada yang salah?" tanya Zahra merasa aneh.

     Keduanya menggeleng bersamaan,  Ratna menghampiri Zahra lalu merangkulnya berjalan menuju kemeja rias kembali.

     "Kamu Cantik Ra, coba lihat." Ratna mengarahkan Zahra untuk melihat bayangannya dicermin

     "Terimakasih Kak." kata Zahra yang malah malu-malu

     Clara memasangkan kalung bertahtakan berlian, pada leher jenjang Zahra, Clara juga memberikan Zahra sepasang anting dan menyuruhnya memakainya.

    "Semua sudah satu paket, tapi gelang sama cincinnya nanti biar suamimu yang memasangkannya" jelas Ratna kemudian. Zahra hanya mengangguk mengiyakan tanpa bertanya apa-apa meskipun dia bingung kenapa Ratna dan Clara tidak menentang pernikahannya dengan Alvano.

     Zahra duduk di kursi kecil tepatnya didepan meja rias, menunggu dengan perasaan yang bercampur aduk, takut, deg-degan, nervous entahlah sulit diungkapkan.

My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang