"Sweet Day"

5.1K 144 6
                                    


Dewasa 17+, yang dibawah umur jangan baca part ini ya.
Ariana dan Zian tidak bertanggung jawab jika ada anak dibawah umur tetap nekat baca part ini.

😊😊

Matahari sudah benar-benar terbenam, langit kini berubah menjadi gelap, Ariana dan Zian juga baru sampai dihotel setelah ciuman romantis yang disaksikan sunset tadi, Zian membopong tubuh Ariana menuju hotel tempat mereka menginap, beberapa orang disepanjang jalan yang mereka lewati memandangi kedua insan yang sedang dimabuk asmara itu, namun Ariana dan Zian masa bodoh dengan mereka, seakan dunia milik berdua.


Zian menurunkan Ariana saat mereka sampai dikamar hotel. "Aku nggak nyangka ternyata Kamu bisa juga berciuman sepanas itu" ucap Zian

"Apaan sih?" balas Ariana dengan pipi bersemu merah, seharusnya tadi Dia tak membalas ciuman itu, Zian kembali mendekat dan memeluk erat pinggang Ariana. "Zi.. ??" ucap Ariana sedikit deg-degan.

"Bisa kita ulangi lagi? " tanya Zian.

"Apaan? " balas Ariana tak mengerti maksud Zian.

"Yang tadi.. " ucap Zian kemudian.

Dengan cepat Ariana membungkam mulut Zian sebelum bibir tipis dan merah itu mendarat dibibirnya kembali. "Enggak Zi, mandi gih, bau asem tau " ucap Ariana kemudian.

"Oke kali ini kamu bisa bebas, tapi selanjutnya jangan harap" ucap Zian menyunggingkan senyumannya lalu mencium pipi Ariana, membuat Ariana lagi-lagi tersipu.

>>>

Sejak tadi ponsel pintar Zian terus berbunyi, Ariana menatap layar hanphone itu ternyata panggilan masuk dari Gladdys, namun Ariana enggan untuk menyentuh sembarangan handphone Zian meskipun dirinya sebagai istri Zian juga berhak untuk mengangkat telfon itu, sedikit terbesit rasa sakit dihati Ariana saat tau Gladdys terus menghubungi Zian.

Ariana memilih untuk menenangkan dirinya dengan menatap keluar jendela memandangi indahnya pantai dimalam hari.

"Ponsel Kamu dari tadi bunyi" ucap Ariana datar setelah Zian keluar dari kamar mandi.

"Iya, Aku tau itu dari Gladdys" balas Zian semakin membuat Ariana kesal.

"Bisa nggak sih, Dia nggak usah ganggu suami orang" kesal Ariana dalam hatinya. Ariana sedikit melirik Zian yang ternyata menghampiri ponselnya yang diletakkan diatas nakas, Ariana benar-benar kesal saat Zian ternyata mengangkat telfon dari Gladdys, namun tak ada suara dari Zian. Tiba-tiba Ariana kembali merasakannya, sepasang tangan yang melingkar dipinggangnya, wangi aroma sabun begitu menyeruak dihidung Ariana, dirinya tau jika itu adalah Zian.

"Pasti Kamu mengira Aku akan mengangkat telfon dari Gladdys" ucap Zian yang menempelkan pipinya pada pipi Ariana.

"Dari mana Kamu tau ?" tanya Ariana bingung.

"Aku bisa baca fikiran orang" balas Zian.

"Bohong.. " ucap Ariana tak percaya.

"Kamu masih ingat waktu Aku bermain dengan Ray ? Saat itu juga Kamu memikirkan anak Kita sedang bermain dengan Ayahnya, yaitu Aku, Iyakan? " ucap Zian, Ariana mengingat kejadian itu, ia memang tak memungkiri ucapan Zian itu benar adanya, Ariana juga mengingat kata-kata Ulan, Grace dan Chika dulu jika Zian memiliki indera keenam, dan buktinya sekarang Zian juga tau jika dirinya mengira Zian mengangkat telfon dari Gladdys tapi nyatanya tidak.

"Iya Kamu memang benar, tapi Aku nggak percaya" ucap Ariana merasakan hangatnya pelukan Zian yang semakin erat.

"Terserah Kamu deh, tapi sekarang waktunya!" Zian mencium pundak Ariana dan kemudian membopongnya.

"Waktunya untuk apa? " tanya Ariana sedikit takut berpegangan pada pundak Zian

"Waktunya membuat Zian junior" Zian tersenyum, membawa Ariana menuju tempat tidur dan membaringkannya disana, susah payah Ariana menelan air ludahnya kala Zian mendekatkan wajahnya pada wajah Ariana.

"Kenapa handphone Zian tak berbunyi lagi? " batin Ariana, setidaknya suara hanphone Zian yang sejak tadi berbunyi bisa mengganggu rencana Zian yang membuat Ariana deg-degan sejak tadi.

"Mikirin apa? Handphonenya udah Aku non aktifin, Aku nggak mau ada yang ganggu malam Kita ini" ucap Zian yang sedikit membungkuk untuk lebih dekat dengan Ariana dan lagi-lagi Zian membaca apa yang Ariana fikirkan.

"Dari mana Zian tau, Aku menginginkan ponselnya berbunyi?" batin Ariana terheran-heran.

"Udah Aku bilang kalau Aku bisa baca fikiran orang, apa lagi Kamu yang benar-benar berani menatap Aku" ucap Zian terang-terangan.

"Aku benci sama Kamu" lagi-lagi Ariana membatin.

"Kamu nguji Aku?, atas dasar apa Kamu benci sama Aku? Harusnya Kamu bilang, Aku cinta Zian" ucap Zian semakin membungkuk untuk mendekatkan wajahnya pada wajah Ariana. "Cukup jangan membatin lagi" bisik Zian.

"Aku nggak suka Dia dekat-dekat dengan Kamu, apa lagi pegang-pegang Kamu" ucap Ariana yang tak membatin lagi, dia benar-benar percaya jika Zian bisa membaca fikirannya.

"Percaya sama Aku, cuma Kamu yang ada dihati Aku, nggak ada yang lain" Zian lebih mendekatkan wajahnya pada wajah Ariana. "Jangan takut, malam ini Aku adalah milik Kamu, dan Kamu adalah milik Aku" ucap Zian saat mendapati kedua mata Ariana yang terpejam erat, bibir lembut Zian menyentuh bibir mungil  Ariana, Ariana yang tadinya takut kini ikut menikmatinya dan membalas setiap sesapan yang Zian lakukan.

Pelukkan, sentuhan, dan gerakan yang Zian lakukan membuat Ariana yang tadinya takut dan deg-degan menjadi lebih tenang, karena Ariana kini yakin jika Zian benar-benarlah miliknya saat tubuh mereka menyatu, walaupun dirinya sedikit menahan sakit kala sebercak darah itu menjadi bukti bahwa dirinya sudah tidak perawan lagi, dan Zianlah yang sudah memperawaninya.

"Terima kasih sudah hadir didalam hidupku, Aku bahagia bersamamu dan sekarang Kamu adalah milikku seutuhnya" ucap Zian yang semakin mempercepat geraknya.

"Karena Kita diciptakan untuk selalu bersama.. " bisik Ariana yang sejak tadi meremas rambut Zian karena gerakan yang Zian lakukan.

Malam ini benar-benar menjadi malam yang sangat indah mungkin tak akan pernah Ariana dan Zian lupakan, Bali menjadi saksi bisu dimana moment romantis ini terjadi dan tunggu saja hasilnya beberapa bulan lagi.

>>>

"Rencana hari ini kemana? Kamu masih ada urusan kantor? " tanya Ariana yang sebenarnya malas jika mengingat urusan kantor Zian disini, yang ada Ariana kembali mengingat Gladdys.

Bukannya menjawab Zian malah menarik Ariana yang tadinya berdiri kini duduk dipangkuannya. "Hari ini aku nggak mau kemana-mana, Aku cuma mau bersama Kamu disini" balas Zian memeluk pinggang Ariana, sedangkan Ariana melingkarkan tangannya pada leher Zian.

"Baiklah" ucap Ariana yang mulai nakal, Ariana sengaja menundukkan kepalanya untuk lebih dekat dengan Zian.

"Mulai nakal Kamu" ucap Zian lirih.

Ariana hanya tersenyum dan kemudian mendekatkan lagi wajahnya hingga hidungnya dan hidung Zian bersentuhan.

"Anugrah terindah dalam hidupku adalan bisa mengenalmu dan memilikimu, seutuhnya" ucap Zian kemudian dan mendaratlah bibir Ariana pada bibirnya, adrenalin Zian kembali tertantang dan ujung-ujungnya mereka melakukannya lagi, seakan tidak puas dengan malam itu, keduanya melanjutkannya lagi. Wkwkwk..


😀😄😅😅😅😅


My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang