"Biar Gue bantu Zian" kata Denny yang langsung berdiri menghampiri Ariana dan Zian.
"Ohhh.. Gitu, kalo gitu Gue juga mau dibagian Ariana" ucap Chika yang tak mau kalah.
"Gue juga mau ditim Ariana" Grace ikut maju bersamaan dengan Chika.
"Oke kita tanding 4 lawan 4 gimana ?" kata Rio memberi saran.
"Apaan sih kalian, Aku dan Zian hanya main-main aja" kata Ariana bingung melihat tingkah teman-temannya.
"Bilang aja Lo takutkan Ri, kalah dari anggota tim basket kebanggaan sekolah" kata Rio, memanas-manasi.
"Enak aja.. Kita nggak takut meski kalian laki-laki dan tim basket kebanggaan sekolah" sambung Ulan yang juga maju membela Ariana.
"Oke kalo gitu kita mulai aja" ucap Rio yang berada di tim Zian bersama Denny dan Randy.
"Siapa takut.." kata Chika bersama timnya Ariana, Ulan dan Grace.
Ariana dan Zian tersenyum, lalu menuruti mau teman-temannya saja, mungkin dengan ini akan semakin membuat meraka akrab.
Cukup lama pertandingan yang tak sengaja itu berlangsung hingga kedua tim terlihat kelelahan dan point yang tertinggi masih dipegang oleh tim Ariana, mereka menang hanya karena memainkan mata centil yang membuat tim laki-laki baper dan terpesona, hingga kehilangan konsentrasi.
"Udah-udah, capek" kata Ariana yang membungkuk dengan kedua tangan yang memegang lututnya.
"Capek ?" tanya Zian, yang menghampiri Ariana.
Ariana kembali menegakkan tubuhnya lalu mengangguk, menjawab partanyaan Zian, nafasnya yang begitu tersenggal-senggal.
"Kantin yukk.." teriak Zian yang juga terlihat kelelahan dengan keringat yang begitu basah mengalir dikeningnya, untuk itu Dia mengajak teman-temannya kekantin.
Semua temannyapun mengangguk, mengikuti Zian yang berjalan lebih dulu sambil merangkul pundak Ariana, Ariana mengelap kening Zian dengan sapu tangannya yang selalu dibawanya disaku almamaternya, sambil berjalan beriringan dengan Zian.
Sepasang mata yang sejak tadi masih saja memperhatikan dari kejauhan terus berdengus kesal penuh kemarahan dan dendam yang begitu membara, apa lagi saat melihat kedekatan antara Ariana dan Zian membuat amarahnya semakin tak terkendali.
"Awas kalian!" ucapnya semakin mengeratkan kepalan tangannya.
"Lihatkan kemenangan kita ?" ucap Chika penuh kebanggaan pada timnya.
"Iya-iya Gue akuin kalian hebat, bisa kalahin tim basket sekolah" balas Rio.
"Meskipun menggunakan jurus centil, mata genit" sambung Denny.
Chika tersenyum penuh kemenangan, pada Denny.
"Tapi awas ya Kamu centil kayak gitu dengan cowok lain" ancam Denny sambil memiting kepala Chika, hingga Chika sedikit meringis.
"Ya enggak lah, malu juga kali" balas Chika sambil menyingkirkan tangan Denny yang tadi memitingnya.
Ariana menatapi wajah Zian dari samping yang sejak tadi merangkulnya, ditelusuri setiap garis wajahnya Zian dan membuat Ariana yakin bahwa laki-laki disampingnya ini tidak akan pernah meninggalkannya dalam keadaan apapun.
"Nggak bosen lihatin muka Aku terus? " ucap Zian yang langsung membuat Ariana salah tingkah dan mengalihkan pandangannya.
"Iihh.. Enggak kok, siapa juga yang liatin Kamu ?" elak Ariana.
"Iya juga nggak papa kok" goda Zian.
"Apaan sih ?" ucap Ariana yang mengerutkan keningnya lalu mencubit pelan pinggang Zian.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Love
Historia CortaProses Revisi.. #25ShortStory (11-03-2018) #12ShortStory (13-03-2018) #1TentangCinta (06-06-2018) 17++,, Dewasa. Ini tentang hati, tentang detak jantung yang berdegup kencang bila melihatmu, tentang hati yang kacau bila jauh darimu, inilah CINTA. Se...