"Cemburu"

4.7K 156 1
                                    

Rasanya aku tidak memiliki nafsu makan lagi saat melihat wanita itu masih saja terus mengikuti Zian, ditambah lagi dengan puluhan siswi lainnya yang mengejarnya dan genknya, inikah yang dinamakan cemburu? Apa aku sedang cemburu? Tidak.. Tidak.. Tidak, aku dan Zian tidak pernah menyatakan perasaan satu sama lain, hanya sikapnya saja yang memang sangat romantis, tapi sikap itu ditunjukkannya jika hanya kami berdua saja, aku masih belum mengerti kenapa Zian tidak pernah menunjukkan sikap sweetnya itu didepan orang bahkan juga didepan keluarganya, malah sikapnya menjadi dingin, kaku dan cuek jika didepan orang.

"Boleh tanya nggak ?". Ucapku setelah Zian dan genknya, juga fansnya pergi meninggalkan kantin.

"Tanya apaan ?". Balas Chika yang tengah asyik menikmati baksonya.

"Cewek yang duduk sebangku dengan Zian itu pacarnya ya ? ".

"Ohh.. Angel maksud kamu? " lanjut Ulan kemudian.

Aku mengangguk mengiyakan.

"Bukan, Angel itu satu-satunya wanita yang bisa dekat dengan Zian dan anggota Red devil disekolah ini." Ucap Ulan lagi.

"Gimana nggak dekat, siapa sih cowok yang nggak tertarik dengan Angel primadona sekolah". Sambung Grace.

Aku ingin sekali banyak tau tentang Zian disekolah ini, tapi rasanya tidak mungkin aku terus menanyakannya kepada mereka, bisa-bisa Grace, Ulan dan Chika curiga terhadapku. Mungkinkah Zian menyimpan rasa terhadap Angel, lalu untuk apa dia memperlakukanku seromantis itu selama beberapa hari ini.

"Oiaa.. Kamu harus tau juga Ri, kalau anggota Red devil itu genk yang paling ditakuti disekolah ini, bisa dibilang mereka itu bad boy". Ucap Ulan.

"Kalian juga takut dengan mereka? " tanyaku.

"Enggak, karena ketua genk Red devilkan sekelas dengan kita, kenapa harus takut, dia pasti nggak akan bisa menyakiti teman sekelasnya". Ucap Chika.

"Siapa ketuanya? ". Tanyaku yang sangat penasaran.

"Ketuanya Zian, dia juga kapten tim basket disekolah ini keren kan?". Sambung Chika kemudian. "Pokoknya siapa aja perempuan yang bisa dapetin Zian, berararti dia cewek yang paling beruntung". Lanjut Chika kemudian lalu menyeruput es jeruk yang es batunya sudah mulai mencair itu.

"Iya sih Zian itu perfect, cool, kulitnya putih, tubuhnya tegap juga berotot, dan jangan ditanya lagi gantengnya itu loh nggak ketulungan". Ucap Grace yang terus memuji-muji Zian.

"Randy juga nggak kalah ganteng". Tambah Ulan yang tak mau kalah.

"Enggak.. Alex lebih macho". Ucap Chika.

"Iya.. Iya mana ada sih anggota Red devil yang jelek". Sambung Grace.

Aku memang tadi juga memperhatikan teman-teman Zian memang mereka semua tampan, cool, dan keren. Chika menjelaskan jika genk Red devil terbentuk sejak mereka dipertemukan dalam satu anggota tim basket, terdiri dari enam orang yaitu Zian sebagai ketua, Randy wakil, Denny, Rio, Alex dan juga Bray sebagai anggota, sejak mereka beberapa kali memenangkan kejuaraan bola basket untuk beberapa kali ditingkat nasional nama mereka semakin tenar bahkan tidak disekolah ini saja tapi disekolah lain juga. Genk Red devil ini juga sering masuk ruang BP karena kenakalan mereka yang sudah melanggar peraturan sekolah, tapi mau bagaimana lagi mereka termasuk siswa yang berprestasi dan telah beberapa kali menyumbangkan piala kemenangan mereka untuk sekolah ini, paling guru BP hanya memberikan surat peringatan saja.

Aku cukup banyak mendengar tentang Zian bahkan teman-temannya juga, bagaimana pergaulannya, dan sikap nakalnya.

"Kamu harus tau juga Ri, kalo Zian itu punya indera keenam bahkan katanya dia juga bisa baca fikiran orang". Ucap Ulan.

"Iya Ri.. ". Sambung Grace yang mendukung Ulan.

"Haa? Kalian tau dari mana? ". Tanyaku tak percaya, ya walaupun aku juga pernah beberapa kali mengalaminya jika Zian tau apa yang ada didalm fikiranku.

"Ya taulah Ri, orang kita-kita pernah liat langsung". Balas Grace.

"Iya, jadi waktu itu lagi ada praktek dilabor tapi Zian bilang sama seluruh teman kelasnya untuk jangan pergi kesana, tapi beberapa orang tak mau mendengarnya". Jelas Chika.

"Lalu apa yang terjadi? ". Tanyaku semakin penasaran.

"Teeeettttt". Bunyi bel menandakan jam istirahat telah usai.

"Yang terjadi bel bunyi Ri". Ucap Ulan lalu diikuti dengan tawanya. "Udah sambung ceritanya sekalian jalan aja".lanjutnya kemudian.

"Terus yang terjadi Lab kebakaran Ri, akibat seseorang salah mencampurkan bahan kimia". Lanjut Chika yang bercerita sambil berjalan menuju ruang kelas kami.

"Masih banyak lagi Ri, kejadian-kejadian yang Zian sudah ketahui sebelum kejadian itu terjadi, tapi kayaknya kita lanjut besok aja deh". Sambung Grace.

•••

Aku menyandarkan punggungku disofa kamar, tengah beristirahat karena siang ini terasa panas dan cukup membuat lelah, aku melepaskan ransel yang sejak tadi kugendong lalu mengeluarkan buku paket yang belum selesai kubaca tadi, aku membuka halaman yang tadi sudah kutandai untuk kemudian aku baca kembali. Aku mendengar suara pintu kamar yang terbuka lalu tertutup kembali tapi aku tak menghiraukannya dan masih fokus membaca buku paket yang ada didepan wajahku ini.

Zian sepertinya juga terlihat kelelahan, karena dia langsung membaringkan tubuhnya ditempat tidur, awalnya aku tak memperdulikan apa yang dilakukannya tapi entah kenapa aku ingin sekali melihatnya, dari balik buku paket yang tengah kupegang aku sedikit mengintipnya dari jarak beberapa meter masih tampak jelas kulihat wajahnya yang tampan, kulitnya yang putih, bibirnya yang merah dan matanya yang sedikit sipit, pantas saja banyak wanita yang mengejarnya, Zian memang sangat perfect.

Aku kemudian bangkit dari dudukku untuk meletakkan tas ranselku ditempatnya, tapi yang kulihat Zian sudah tertidur diatas kasur. "Zian bangun.. Ganti dulu bajunya". Aku menendang kakinya yang menggantung ditepian tempat tidur tapi telapak kakinya masih menapak lantai.

Aku melepaskan sepatunya yang masih melekat dikakinya, lalu membangunkannya kembali tapi beberapa kali aku mencoba membangunkannya Zian tak juga kunjung membuka matanya, jadi kuurungkan saja niatku untuk membangunkannya. Aku mengganti pakaianku lalu bergegas menuju dapur untuk makan siang, ternyata mbak Sumi tengah menyiapkan makan siang.

"Mbak aku bantu ya..". Ucapku yang menawarkan diri.

"Ehh.. Nggak usah non, biar mbak Sumi aja, nanti kalau tuan sama den Zian tau mbak Sumi bisa dimarahin non".

"Nggak papa biar saya yang tanggung jawab kalau mbak Sumi kena marah".

"Baiklah non".

Setelah beberapa masakan selesai aku menyajikannya dipiring.

"Dimana den Zian non? Kok nggak turun makan siang? " tanya mbak Sumi.

"Dikamar mbak istirahat mungkin kecape'an dia, biar aku bawain kekamar aja makan siangnya Zian mbak".

Aku membawa nampan yang berisi 2 piring nasi lengkap dengan lauk-pauknya bahkan juga membawakannya es teh, aku meletakkan nampannya diatas meja depan sofa lalu melihat Zian yang masih lengkap dengan baju osisnya.

"Zian ayo bangun.. ". Aku duduk disebelahnya sambil mengguncang-guncangkan tubuhnya. Tapi Zian tak meresponnya.

"Zian bangun.. Atau aku akan memaksa kamu untuk membuka bajumu". Ancamku.

My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang