"Kekhawatiran"

3.4K 140 20
                                    

Ariana yang tengah tertidur pulas tiba-tiba terbangun, keningnya begitu basah karena keringat, Ariana membangunkan tubuhnya untuk duduk lalu menenggak segelas air putih yang ada dimeja disamping tempat tidur, sambil memegangi dadanya Ariana merasakan ketidak nyamanan dan kegelisahan tiba-tiba dirinya teringat dengan Zian,  Ariana takut sesuatu terjadi pada suaminya saat ini.

"Zi, semoga Kamu baik-baik aja, dan terus dalam lindungan Allah SWT, Amiinnn.. " batin Ariana mendoakan Zian.

•••

"Sayang, Zian nelfon balik" ucap Ratna girang karena panghilan masuk dari adik iparnya.

"Cepetan angkat Kak" pinta Clara.

"Iya cepetan angkat sayang" suruh Gibran.

"Hallo dek, Kamu dimana" ucap Ratna menerima panggilan dari Zian.

"...."

"Iya Saya Kakak iparnya, ini siapa ya? Ziannya mana? " ucap Ratna, yang membuat perhatian Gibran, Raka, dan Clara bingung.

"...."

"APAA...!! " Ratna sedikit berteriak kaget hingga bibirnya bergetar dan tak dapat membendung air matanya lagi.

"Kak, Kakak kenapa? " tanya Clara pada Kakak iparnya.

Dengan cepat Raka mengambil alih handphone milik Gibran tadi.

"Halo, ini saya Abang kandungnya Zian, apa yang terjadi dengan adik saya? " ucap Raka meminta orang yang disebrang sana menjelaskan kembali apa yang terjadi hingga membuat Ratna menangis tak bisa menjelaskan.

"...."

"Baik-baik saya akan segera kesana"  ucap Raka lalu menutup telfon.

"Apa yang terjadi dengan Zian, Ka? " tanya Gibran ikut khawatir.

"Zian kecelakaan Kak" ucap Raka yang membuat Gibran dan Clara kaget sekaligus khawatir.

"Buruan Kita sekarang susulin Zian" ucap Ratna ditengah isak tangisnya.

"Yang tenang Kak, kita harus sabar" ucap Clara menenangkan Kakak iparnya.

Dengan cepat Gibran menginjak gas mobilnya, untuk cepat sampai ditempat dimana Zian dirawat, setelah Raka memberitahukan alamatnya.

•••

Zian masih belum tersadar dari pingsannya kepalanya dan tangannya bekas memukul kaca dan pintu sudah diperban dan beberapa luka lecet dilengan dan kakinya akibat kecelakaan juga sudah diobati. Gibran, Raka, Ratna dan Clara masih setia menunggu Zian tersadar sudah semalaman Zian terbaring lemah diatas tempat tidur pasien.

Jemarinya mulai bergerak dan perlahan mata Zian terbuka, sambil memegangi kepalanya yang diperban Zian mencoba bangun, namun Gibran menahannya, bukan Zian namanya jika tidak berkeras kepala dan tetap memaksa bangun.

"Dimana ini" ucapnya masih memegangi perban yang ada dikepalanya, ekspresi wajahnya juga begitu sedikit meringis karena tubuhnya yang terasa begitu sakit akibat benturan karena kecelakaan kemarin.

"Zi, jangan banyak gerak dulu Lo itu baru sadar dari pingsan" ucap Gibran menahan Adiknya agar tidak banyak bergerak dulu.

"Pingsan? " gumamnya, Zian kembali mengingat kecelakan yang dialaminya malam itu.

"Iya Lo kecelakaan" sambung Raka.

"Ariana.. " ucapnya.

"Aku butuh Ariana.." ucapnya lagi.

My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang