Setelah menghabiskan libur akhir pekannya dengan berkunjung kerumah Ibu Ariana kini mereka kembali untuk sekolah, seperti biasa Zian memarkirkan mobilnya ditempat biasa dan membukakan pintu mobil untuk Ariana.
"Entar liburan kerumah Ibu lagi ya" ucap Ariana yang berjalan beriringan dengan Zian.
"Iya, pasti kita kesana lagi" Zian mebggandeng tangan Ariana berjalan menyusuri koridor untuk menuju kelas mereka.
Entah kenapa pagi ini ada yang berbeda dari murid yang mereka jumpai disepanjang koridor, bahkan ada yang berbisik-bisik satu sama lain.
"Kamu ngerasa ada yang aneh nggak sih? " tanya Zian pelan.
"Iya, kenapa mereka lihatin Kita samapai segitunya ya, apa ada yang salah dengan penampilan Kita? ".
"Biasa aja, nggak ada yang salah, penampilan Aku juga enggakkan ? " tanya Zian balik.
"Hmm.. Iya nggak ada" Ariana mlihat dari ujung rambut Zian hingga ujung kakinya dan memang tak ada yang salah dengan penampilannya.
Chika, Deny, Ulan dan Randy tengah berdiri didepan sebuah kelas tak seperti biasanya, karena biasa mereka lebih suka duduk ditepi lapangan upacara.
"Heii Bro.." Zian menyapa sahabat-sahabatnya dan begitupun Ariana menyapa Ulan dan Chika.
Namun keempatnya hanya membalas dengan senyuman kaku.
"Kalian kenapa sih, sikap kalian sama dengan murid yang lainnya" tanya Zian yang merasa aneh.
"Iya disepanjang koridor pada ngeliatin aneh ke Aku sama Zian".
"Apa Lo belum lihat mading? " tanya Randy menatap Zian.
"Mading? " ucap Zian bingung.
"Kenapa dengan mading Lan? Chik? " tanya Ariana pada kedua sahabatnya, namun Zian dengan cepat berlari sambil menarik lengan Ariana menuju letak mading sekolah.
Beberapa murid berkerumunan disana, entah apa yang mereka lihat dimading itu, Zian berusaha menerobos kerumunan murid tadi dan masih menarik lengan Ariana.
"Awas kalian!!" ucap Zian dan saat kedua matanya menatap kearah papan mading yang ada dihadapannya membuat jantung Zian berdegub kencang, begitupun dengan Ariana bahkan mata Ariana memerah ingin rasanya menangis ketika melihat foto-foto kesehariannya dirumah bersama Zian terpampang jelas dimading sekolah, jadi itu yang membuat beberapa murid menjadi sinis pada Ariana dan Zian,
"Kalian itu bukan contoh yang baik!" ucap salah satu siswa.
"Iya kalian itu perusak generasi muda!".
"Kalian memalukan!".
Dan banyak lagi cemo'ohan beberapa murid yang berada disitu, Ariana hanya bisa menangis sambil melepas foto-foto yang tertempel dimading tadi, beberapa foto Ariana tidur seranjang dengan Zian dan beberapa kemesraan mereka dirumah bahkan ada foto saat acara pernikahan mereka digelar.
"Dasar Lo perempuan murahan, nggak tau diri! " ucap salah satu siswi, siswi yang dulu pernah ditemui Ariana diUKS saat Zian mengobati tangannya yang luka dulu, ya dia salah satu siswi yang ngefans pada Zian.
"Eehh.. Jaga ya mulut Lo, Ariana nggak serendah yang Lo kira!!" emosi Zian mulai memuncak, dia masih diam saat beberapa orang mencemo'ohnya tapi jika Ariana dihina seperti itu, tentu Zian tidak akan tinggal diam.
"Lalu apa namanya, wanita yang mau dinikahi diusia muda demi melanjutkan sekolahnya, menjual harga dirinya demi uang!!".
Zian hampir menampar siswi itu, namun pandangannya beralih pada Ariana yang berlari dari tempat itu, membuat Zian ingin mengejarnya.
"AWAS LO..!! " rahang Zian sedikit mengeras dengan tatapan yang mematikan, dicamkannya perempuan tadi.
>>>
Zian mengacak rambutnya frustasi dan beberapa kali memukul batang pohon besar yang ada ditempat biasa mereka berkumpul bersama teman-temannya, sementara Ariana yang duduk disampingnya masih saja terisak, Zian bingung dengan semua foto itu bagaimana bisa ada dimading sekolah dan entah siapa yang berani-beraninya mengambil foto saat kebersamaannya bersama Ariana dan bahkan saat pernikahannya bersama Ariana juga ada disana.
Ariana mengepalkan telapak tangannya begitu kuat, Ariana merasa malu karena omongan siswi tadi, serendah itukah dirinya dimata mereka, Ariana tak memungkiri jika memang dirinya menikah dengan Zian agar bisa melanjutkan sekolah, namun pernikahan itu juga sebuah perjodohan dari dulu sejak Ariana dan Zian masih kecil, tapi Zian tak pernah menganggapnya perempuan rendahan seperti apa yang dikatakan siswi tadi, bahkan Zian selalu menjaga kehormatannya.
"Ri.. " panggil Zian yang mendengar jelas isak tangis istrinya, namun Ariana tak bergeming. Zian memegang tangan Ariana yang terasa dingin namun basah seperti berkeringat.
"Ri, ada Aku disini, Kita akan hadapi ini berdua, Aku janji Ri akan selalu disamping Kamu" air mata Zian mulai mengalir namun dengan cepat dihapusnya Zian tak mau kesedihannya membuat Ariana semakin sedih.
"Kalian nggak cuma berdua!" suara Randy mengejutkan Ariana dan Zian, ternyata ada Rio, Denny, Ulan, Bray, Grace, dan Chika disana.
Grace berlari kearah Ariana dan memeluknya.
"Ri, bilang keGue jika foto itu bohong, itu editan.. Itu bukan kalian, Bilang Ri.. Bilang.. " ucap Grace yang ikut menangis memeluk sahabatnya, bibir Ariana semakin bergetar hebat, Ariana berpikir jika sahabat-sahabatnya akan mengganggapnya sama seperti yang siswa-siswi lain pikirkan.
"Nggak Grace, itu beneran, dan bukan editan" ucap Zian datar dengan mata yang memerah. "Gue dan Ariana memang sudah menikah, dengan alasan tertentu" lanjutnya lagi.
Ulan dan Chika berjongkok dihadapan Ariana. "Ri, kalian menikah bukan karena Lo hamilkan? " tanya Ulan pelahan agar tak menyinggung perasaan Ariana.
"Ya enggaklah, Gue nggak akan pernah nyakitin Ariana Lan, Kami nggak pernah ngelakuin itu sama sekali" jelas Zian lagi.
"Kenapa Lo nggak jujur sama Kita-Kita Zi? " ucap Rio sambil merangkul Zian.
"Gue sengaja karena menurut Gue itu pribadi Gue dan biarlah hanya keluarga Gue dan keluarga Ariana yang tau.
"Setidaknya kalian berdua nggak ngebuat sahabat-sahabat kalian ini berpikiran negatif" sambung Denny.
"Iya, kalian ngebuat kita khawatir tau nggak" sambung Randy lagi.
"Terserah kalian mau berpikir apa, tapi yang pasti Gue sama Ariana nikah bukan karena Ariana hamil, tapi itu perjanjian antara Papa Gue dan Ayah Ariana" ucap Zian.
"Iya, Aku dan Zian dijodohkan, keluarga Zian banyak membantu keluargaku dan Aku nggak akan mungkin nolak ketika Aku dan Zian akan dinikahkan" Ariana mulai berani berbicara.
"Maafin Gue dan Ariana yang nggak jujur dengan kalian semua" ucap Zian.
"Ya, Kita sahabat Kalian pasti maafin kok" ucap Bray yang disambut anggukkan dari yang lainnya.
"Jangan sedih lagi ya Ri, Kami disini bersama Kamu Ri" ucap Chika yang langsung memeluk Ariana begitu pula dengan Grace dan Ulan.
"Makasih ya Chika, Ulan, Grace dan yang lainnya" ucap Ariana menatap sahabat-sahabat laki-lakinya yang mengerumuni Zian.
"Iya Ri, tenang aja Kita semua akan tetap bersatu" ucap Rio mewakili teman-temannya yang lain.
Zian tetap menggenggam erat telapak tangan Ariana saat menuju kelas diikuti Chika, Ulan dan Grace dibelakangnya, bel masuk telah berbunyi Zian dan Ariana seperti biasa duduk dikursi masing-masing, Guru dimata pelajaran pertamapun masuk kekelas dan benar saja tatapannya langsung menuju pada Zian dan Ariana.
"Zian dan Ariana sekarang juga keruang kepala sekolah!!" ucap Bu Elmy dewan raut wajah yang datar.
Tentu Ariana dan Zian tau benar untuk apa mereka dipanggil keruang kepala sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love
Short StoryProses Revisi.. #25ShortStory (11-03-2018) #12ShortStory (13-03-2018) #1TentangCinta (06-06-2018) 17++,, Dewasa. Ini tentang hati, tentang detak jantung yang berdegup kencang bila melihatmu, tentang hati yang kacau bila jauh darimu, inilah CINTA. Se...