#9 bulan kemudian.
"Sayang, mana tas kerja Aku, buruan dong Aku udah telat kekantor nih" ucap Zian masih sibuk memasang dasinya.
"Iya sabar sayang" balas Ariana sambil menjinjing tas kerja Zian yang berjalan tertatih karena perutnya yang membesar membuatnya lamban melangkahkan kakinya. "Ini sayang.." ucap Ariana kemudian, sambil menyodorkan tas kerja Zian yang dimintanya tadi, namun tas itu terjatuh sebelum sampai ditangan Zian.
"Kamu kenapa, Ri? " tanya Zian memegangi pundak istrinya, lalu menuntunnya untuk duduk ditempat tidur.
"Ini sakit sekali Zi, hhuuftt.. huufftt.. " rintih Ariana sambil mengatur nafasnya dan memegangi perutnya yang membuncit.
"Apa ini sudah waktunya sayang? " tanya Zian mulai panik.
"Iya, cepat lakukan sesuatu, Zi" pinta Ariana yang masih berusaha menahan rasa sakitnya karena bayi yang berada didalam kandungannya terus berputar mencoba mencari jalan.
"Sebentar ya Aku panggilin Mama dan yang lainnya".
"Jangan tinggalin Aku sendirian Zi".
"Jadi Aku harus gimana Ri ?" tanya Zian membantu Ariana dengan mengusap punggung Ariana.
"Nggak usah, lakuin yang lain yang lain aja Zi" Ariana menampik tangan Zian yang tadi mengusap punggungnya rasanya Dia seperti ingin marah-marah saja.
"Aku harus apa sayang? " Zian malah mondar-mandir dihadapan Ariana tak tau harus apa, semua yang dilakukannya serba salah.
"Jangan panik sayang, sekarang ambilin tas perlengkapan bayi yang udah Aku siapin dilemari dan bawa Aku kerumah sakit Zi" Ariana mencoba mengintruksikan Zian.
"Haa! iya Iya Ri" balasnya.
"Loh kenapa? ariana sudah mau lahiran Zi? " tanya Ibu Lisna dan Pak Alvano saat melihat Zian tengah memapah Ariana.
"Iya Mah, Pah. Bantuin Zian kita bawa Ariana kerumah sakit sekarang" balas Zian yang langsung membopong Ariana setelah tas berisi perlengkapan bayinya beralih ketangan Ibu Lisna.
"Pah, cepetan dong bawa mobilnya" pinta Zian meminta pada Papanya agar menambah kecepatan mobil, supaya bisa cepat sampai rumah sakit.
"Iya Zi, sabar dong kalau ngebut juga nggak baik" balas Ibu Lisna.
"Sayang Kamu masih kuatkan? " tanya Zian pada Ariana yang bersandar padanya sambil menggenggam erat tangannya, Ariana hanya mengangguk, tak dirasakan Zian sakit tangannya saat Ariana memang begitu kuat mencengkram tangannya, Zian tau jika sakit yang dirasakannya tidak sebanding dengan rasa sakit yang Ariana rasakan demi melahirkan anaknya, bahkan Ariana harus bertaruh nyawa.
"Sabar sayang sebentar lagi Kita sampai" ucap Zian kemudian.
>>>
"Zi jangan tinggalin Aku" ucap Ariana saat Zian akan keluar dari ruang persalinan.
"Nggak papa Pak, dampingi saja istrinya" ucap salah satu suster yang bertugas.
"Baiklah, Aku nggak akan kemana-mana Sayang" ucap Zian sambil menggenggam tangan Ariana dan kemudian mencium kening Ariana.
"Sepertinya, pembukaan mulai sempurna sekarang ikuti aba-aba Saya ya Bu" ucap Dokter yang mulai bersiap membantu persalinan Ariana. "Dalam hitungan ketiga dorong ya, Bu" pinta Dokter.
"Oke, satu.. Dua.. Tiga dorong" ucap Dokter.
Ariana sedikit menjerit saat mencoba memberikan penekanan agar bayinya keluar.
"Lakukan lagi ya Bu, tarik nafas.... Dorong" perintah dokter dan Ariana kembali mencoba, Zian berkali-kali memejamkan matanya membayangkan bagaimana sakit yang Ariana rasakan saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Love
NouvellesProses Revisi.. #25ShortStory (11-03-2018) #12ShortStory (13-03-2018) #1TentangCinta (06-06-2018) 17++,, Dewasa. Ini tentang hati, tentang detak jantung yang berdegup kencang bila melihatmu, tentang hati yang kacau bila jauh darimu, inilah CINTA. Se...