"First Kiss"

6.7K 183 1
                                    

"Jangan kaget.. Tenanglah.. Sudah lama Gue ingin dekat dengan Lo seperti ini" hembusan nafasnya begitu hangat mengenai puncak kepalaku.

Aku hanya bisa diam mematung berada didekapannya, untuk memberontak agar dia melepaskan pelukannya saja aku tidak mampu. Malam semakin larut dan dinginnya malam mulai menusuk kulit hingga ketulang, Aku mulai sedikit gemetar karena dinginnya malam, tapi Zian sepertinya masih belum mau enyah dari sini.

Zian melepaskan pelukkannya lalu memutar tubuhku hingga mata kami saling bertemu, sangat lekat Dia menatapku wajahnya semakin mendekat.. Dekat dan dekat hingga bibirnya mendarat sempurna dibibirku.

Sungguh jantungku rasanya seperti berhenti berdetak, sesaat kecupan ditengah larutnya malam ini berubah menjadi ciuman yang begitu memanas kedua tangannya begitu erat memegang kepala belakangku hingga Aku pun ikut terhanyut dan melingkarkan kedua tanganku ditengkuk lehernya, gelenyar aneh merasuk kesekujur tubuhku, untuk pertama kalinya Aku melakukan ini, dan Zianlah orang yang pertama berani menyentuh bibirku dengan bibirnya, cukup lama kami menikmati ini hingga Aku dan Zian hampir kebahisan nafas.

"Maaf.. " ucapnya setelah menjauhkan bibirnya dari bibirku. "Gue hanya ingin, Lo jadi satu-satunya untuk Gue" tangan kanannya menempel dipipi kiriku dan ibu jarinya mengusap lembut bibirku.

Matanya begitu sendu, sebenarnya apa yang Zian fikirkan dan apa yang baru saja Dia bilang sepertinya aku salah mendengarnya, apa gadis desa sepertiku pantas menjadi pasangannya?.

"Sebaiknya kita istirahat, ini sudah terlalu malam" Dia sedikit menundukkan tubuhnya hingga tangan kanannya meraih kedua kakiku dan tangan kirinya menopang pundakku, dia menggendongku menuju tempat tidur dan otakku mulai memikirkan yang tidak-tidak setelah kejadian dibalkon tadi Aku takut Zian menginginkan yang lebih dari itu.

"Aku masih ingin melanjutkan sekolah, Aku takut jika Zian melakukan sesuatu yang tidak Aku inginkan" ucapku didalam hati.

"Tenanglah Gue nggak akan berbuat sesuatu yang Lo takuti itu, Gue nggak akan melampaui batas sebelum waktunya" Zian seakan tau apa yang sedang kufikirkan dan kemudian Dia menyusun beberapa bantal dan guling ditengah-tengah ranjangnya.

"Ini sebagai batasnya jika Lo nggak percaya sama Gue, Gue nggak akan melewati batas ini" sambungnya kemudian dan menarik selimutnya lalu memiringkan tubuhnya hingga memunggungiku, Aku terus menatap punggungnya beberapa detik, lalu mulai menarik selimut dan ikut tidur.

•••

Aku sedikit menggeliat antara sadar dan tidak, harum aroma mint menyeruak hingga indra penciumanku, perlahan aku membuka mataku yang sebenarnya masih mengantuk, tapi Aku langsung terlonjak saat melihat wajah Zian yang begitu dekat tepat didepan wajahku. "Lo cantik kalau lagi tidur" ucapnya setelah berhasil mengagetkanku, untuk kemudian Zian menjauhkan wajahnya lagi, Dia sudah terlihat rapi mengenakan seragam sekolahnya tampaknya Dia akan segera berangkat kesekolah. "Buruan mandi dan cepat turun untuk sarapan" titah Zian.

Astaga harusnya Aku bangun lebih pagi untuk menyiapkan seragam dan sarapan untuknya, bahkan tadi Aku tidak melaksanakan sholat subuh saking lelahnya hingga tertidur pulas. "Maaf Aku kesiangan, harusnya Aku bangun lebih dulu dan menyiapkan seragam sekolahmu" kataku sambil membereskan tempat tidur.

"It's okey, mending sekarang Lo mandi lalu turun untuk sarapan".

Aku berlalu dari tempat tidur menuju kamar mandi, sedangkan Zian sedang memasukkan buku-buku pelajarannya kedalam tas ransel hitamnya, beberapa menit kemudian Aku keluar dari kamar mandi, rasanya lebih segar, mataku terbelalak, Aku kaget saat melihat Zian dengan santainya duduk disofa kamar, padahal tasnya sudah tergantung rapi dipunggungnya.

My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang