"Zian.. Zi.. Ayo bangun" Ariana memanggil-manggil nama Zian sambil mengguncangkan pelan tubuh Zian.
"Hmm.." Zian menggeliat pelan.
"Zian buruan, entar kita telat kesekolah".
"Iya sayang" balas Zian yang masih malas-malasan bahkan matanya masih tertutup tapi badannya sudah diposisi duduk.
..
Zian mengeluarkan motor dari dalam bagasi, sebenarnya itu bukan motornya melainkan milik Raka yang sudah lama tak dipakai sejak Raka memiliki motor baru yang lebih bagus."Kita naik motor aja ya, biar lebih cepat sampai sekolahnya" ucap Zian sambil menghidupkan dan memanaskan mesin motor itu.
"Iya, Aku ngikut aja yang penting kita sampai kesekolah" balas Ariana.
Pagi ini jalanan tak begitu ramai bahkan tak ada macet seperti hari-hari biasanya, Zian menyusuri jalan demi jalan dengan senangnya karena saat ini Ariana begitu eratnya memeluk pinggangnya karena takut jatuh, namun motor yang mereka naiki tiba-tiba terhenti dan mesinnya mati begitu saja.
"Loh, kenapa Zi ?" tanya Ariana yang langsung turun dari motor.
"Nggak tau ni, mungkin karena udah lama nggak dipakai makanya kayak gini Ri" jelas Zian sambil menuntun motornya ketepi jalan.
Zian langsung mencoba memperbaiki motornya cukup lama Zian berusaha mengutak-atik motor itu, panasnya matahari pagi ini begitu menyengat hingga Zian sampai kening hingga pelipis matanya dibasahi oleh keringat.
"Masih lama ya Zi ?" tanya Ariana yang kemudian berjongkok menyamai Zian.
"Nggak tau nih, sepertinya masih Ri".
Ariana melihat keringat yang membasahi sekitaran kening Zian, dengan cepat dia mengambil tissue dari dalam tasnya lalu menyeka kerinyat itu dengan tissue, Zian sedikit kaget dengan perhatian yang Ariana berikan barusan.
"Makasih Ri.." ucap Zian sambil tersenyum kearah Ariana.
Beberapa menit kemudian motornya selesai diperbaiki. "Ayo Ri buruan motornya sudah baik" ucap Zian setelah berhasil menhidupkan motornya kembali.
Ariana malah tertawa terbahak hingga membuat Zian bingung, bahkan Zian bertanya mengapa Ariana masih saja tertawa geli mungkin membuat perutnya sampai sakit.
"Ri, kenapa sih ?" tanya Zian.
"Kamu lucu".
Zian mengernyitkan dahinya. "Lucu kenapa ?" tanya Zian kemudian.
Ariana menarik nafasnya berusaha menahan tawanya lalu mendekat kearah Zian, tangan lembutnya menyapu pipi Zian yang terkena bekas oli hingga membuat pipinya hitam.
"Kamu tau nggak, Kamu itu seperti badut" ucap Ariana yang kembali tertawa namun tangannya tetap membersihkan bekas hitam diwajah Zian.
Aku tak pernah menganggapnya gadis kampung, yang udik, pendiam dan juga malu, tapi dia gadisku yang selalu hadir dimimpiku bahkan jauh sebelum kami saling bertemu, dia gadisku yang selalu menemani disetiap hariku, tawanya, wajahnya, rambut panjangnya yang dibiarkan terurai menambah keluguannya saat ini tepat dihadapanku, ingin rasanya Aku menghentikan waktu sekarang juga agar Aku bisa terus didekatnya dan mengatakan bahwa Aku mencintainya sangat-sangat mencintainya.
Zian merasakan cubitan dihidung mancungnya hingga dirinya tersadar. "Kok bengong ?" ucap wanita yang ada dihadapannya ini.
"Hhmm.. Eemm.. Aku Cinta Kamu.." ucap Zian lalu mencium kening Ariana, dengan cepat Ariana mendorongnya hingga tubuhnya menjauh dari Ariana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love
NouvellesProses Revisi.. #25ShortStory (11-03-2018) #12ShortStory (13-03-2018) #1TentangCinta (06-06-2018) 17++,, Dewasa. Ini tentang hati, tentang detak jantung yang berdegup kencang bila melihatmu, tentang hati yang kacau bila jauh darimu, inilah CINTA. Se...