Listen
The feeling autumn left
The chilly wind that hints winter is coming soonI can still feel your warmth
So I know fall and winter would be painful
------------------------------------------------
Author's POV
Malam itu adalah menjadi malam yang panjang bagi keduanya, tidak seperti biasanya jika mereka menikmati malam panjang dengan saling berpelukan atau mengucapkan kasih sayang.
Jaebum tidur dengan kamar yang gelap dan juga dingin, ia tidak perduli jika ia bulu kuduknya berdiri karena cuaca dingin. Ia bahkan belum mengganti baju kerjanya..ia masih menggunakan celana hitam dan kemeja putihnya. Sedangkan Jinyoung, semenjak pulang dari rumah Jaebum ia langsung masuk ke kamar. Youngjae yang sedang duduk di ruang tv hanya bisa berkedip bingung.
"Youngjae..malam ini kau tidur dengan Appa ya?? Hyung banyak tugas dan akan begadang sampai pagi. Aku takut jika kau akan terganggu" Setelah Jinyoung berkata seperti itu ia menutup pintu dan menguncinya. Youngjae ingin mengatakan sesuatu tapi tidak jadi, ia mengehela nafas dan kembali melihat acara TV.
Sebenarnya Jinyoung tidak bohong jika ia banyak tugas dan akan begadang. Tapi dengan kondisi hati dan pikiranya yang seperti ini mana bisa ia mengerjakan semua tugas itu. Saat pintu tertutup, air matanya seketika keluar begitu saja. Ia menaruh tasnya dan menangis diatas kasur kesayangannya. Ia menangis dan terus menangis hingga matanya bengkak dan tenggorokannya kering.
Dari pertengkaran kecil yang terjadi akhir-akhir ini, kejadian tadi adalah pertengkaran yang paling parah menurutnya. Selama enam bulan mereka menjalin hubungan, mereka tidak pernah bertengkar. Jika ada, itu hanya sekedar bercanda agar salah satu dari mereka mau memberikan pelukan atau ciuman.
Jinyoung berpikir jika hubungan mereka terus-terusan seperti ini ia tidak akan sanggup. Ia tidak sanggup menahan perasaannya yang terlalu besar pada Jaebum. Sedangkan Jaebum tidak bisa selalu ada di sampingnya. Ia memiliki tanggung jawab yang besar dan kini semakin besar. Jinyoung juga tahu jika akhir-akhir ini Jaebum sering melewatkan jam makannya. Itu terlihat dari tubuhnya yang sedikit kurus dari yang terakhir ia lihat. Kantung matanya terlihat menghitam dan walaupun Jaebum adalah laki-laki yang gagah yang pernah ia kenal, usia tidak bisa berbohong. Ia terlihat semakin tua dan mudah lelah.
Jinyoung kecewa pada dirinya sendiri karena ia tidak bisa memperhatikan Jaebum seperti dulu, tidak bisa menyuapinya makan saat tangannya sibuk dengan kertas atau laptopnya. Jinyoung merasa jika dirinya terlalu menuntut Jaebum agar mengabarinya. Jinyoung hanya khawatir dengan kesehatan Jaebum, tapi Jaebum tidak sempat untuk mengabarinya.
Suara Jaebum yang mengatakan jika ia sudah mengabarinya dalam 3 hari ini. Tapi kenapa hpnya tidak mendapatkan telepon dari Jaebum? Jinyoung mengambil hp-nya dan mengecek daftar panggilan di teleponnya. Ia membolak-balikan aplikasi disana untuk memastikan, tapi benar jika Ia tidak mendapatkan telepon. Apa Jaebum berbohong padanya?? Tapi selama ia mengenal Jaebum, Jaebum belum pernah berbohong padanya.
"aah mungkin benar..hpku ini sudah rusak ! hp jelek..sudah tua, sebaiknya aku buang saja sekalian !!" ucap Jinyoung, ia benar-benar serius dengan perkataanya. Ia membuang hpnya ke dalam tempat sampah di samping mejanya.
Dihitung semenjak bulan keempat mereka berhubungan. Sikap mereka dalam menjalani hubungan sudah tidak terlalu baik. Mereka sudah jarang bertemu, jarang mengobrol, dan jarang melakukan hal lainnya tidak seperti bulan-bulan sebelumnya. Apalagi jika Jaebum sedang pergi ke luar negeri, perbedaan waktu dan tempat menjadi kendala. Jinyoung merasa tidak sanggup mengikuti alur hidup dan pekerjaan Jaebum. Ia sering merasa sakit di hati karena terlalu sering menahan rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Manager-nim (GOT7/JJP)[√]
FanfictionPark Jinyoung seorang mahasiswa dari Yongsan Business College yang sedang menjadi "anak magang" di sebuah perusahaan bernama 'Defcorp' . Bagaimana kehidupan Jinyoung setelah mengetahui jika Manager DefCorp adalah seorang Im Jaebum ?? WARNING! bxb da...